Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Malige, Rumah Adat Masyarakat Buton

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE
Istana Malige merupakan istana peninggalan sultan buton ke XXXVII. Istana ini merupakan rumah panggung yang mempunyai bentuk empat tingkat
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Rumah Malige merupakan rumah adat suku Buton Sulawesi Tenggara yang berbentuk rumah panggung.

Rumah Malige atau disebut Kamali didirikan tanpa tali pengikat atau paku tapi dengan saling mengait. Meski demikian mampu berdiri dengan kokoh dan megah.

Dikutip dari buku Berkenalan dengan Arsitektur Tradisional di Sulawesi Tenggara (2017) karya Zakridatul Agusmaniar Rane, Malige berasal dari kata mahligai atau istana.

Tujuan pembangunan Malige adalah sebagai tempat tinggal sultan dan keluarganya. Sultan merupakan sebutan raja di Kerajaan Buton.

Rumah Malige terbuat dari kayu jati dan wola dengan konstruksi rumah panggung yang semua pasaknya terbuat dari kayu tanpa menggunakan paku.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Rumah Tambi, Rumah Adat Sulawesi Tengah

Bentuk rumah Malige

Rumah Malige berbentuk panggung dan terdiri dari empat lantai.

Lantai dua ukurannya lebih kecil daripada lantai satu. Lantai tiga lebih kecil daripada lantai dua, adapun lantai empat lebih luas daripada lantai tiga.

Dalam rumah Malige terdapat bangunan utama, selain itu terdapat sebuah bangunan kecil di bagian belakang.

Bangunan tersebut digunakan sebagai dapur dan toilet. Pada bangunan utama dan dapur dihubungkan dengan sebuah jembatan yang mirip dengan jembatan penyeberangan.

Pada umumnya ketika membangun rumah banyak menggunakan paku untuk menyambung bagian-bagian rumah.

Namun, rumah Malige berbeda dan tidak menggunakan pasak kayu. Rumah Malige terbuat dari kayu yang sangat besar, di mana memiliki 40 tiang penyangga dan lantainya dibuat dari kayu jati agar kuat.

Baca juga: Tongkonan, Rumah Adat Toraja

Susunan ruangan rumah Malige

Rumah panggung dengan empat lantai tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Berikut susunan ruangan rumah Malige:

Pada lantai pertama rumah Malige dipakai sebagai tempat menerima tami dan ruang sidang, kamar tidur tamu, ruang makan tamu.

Kemudian sebagai kamar anak-anak sultan yang sudah menikah, kamar sultan, dan kamar anak-anak sultan yang sudah dewasa.

Pada lantai pertama terdiri dari tujuh petak atau ruangan.

  • Lantai dua

Pada lantau dua ada tujuh petak atau ruangan dengan fungsi yang berbeda.

Lantai dua dipakai untuk ruang tamu keluarga, kantor, gudang, kamar keluarga sultan, dan aulan. Ada 14 kamar di lantai dua.

  • Lantai tiga

Lantai tiga berfungsi sebagai tempat bersantai keluarga.

  • Lantai empat

Lantai empat adalah tempat penjemuran.

Baca juga: Unsur Identitas Nasional

Keunikan rumah Malige

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud), pada rumah Malige terdapat hiasan-hiasan unik. Di mana hiasan tersebut berupa ukiran buah nanas, buah butun, motif daun ake, motif kambang (kelopak teratai), dan motif sifat baik yang perlu dimiliki oleh seseorang.

UKiran nanas diletakkan di ujung atap. Di mana mempunyai arti bahwa hanya sultan yang boleh dipayungi dengan payung kerajaan.

Payung tersebut adalah lambang rasa hormat dan penghargaan kepada pemimpin atau yang dituakan.

UKiran buah nanas juga melambangkan keuletan dan kesejahteraann. Artinya, kita harus rajin, tidak mudah menyerah, dan sabar.

Ukiran buah butun diletakkan di ujung atap, tepatnya di bawah cucuran atap.

Buah butun melambangkan keselamatan, keteguhan, dan kebahagiaan.

Motif ake atau daun melambangkan kedekatan dengan Tuhan. Caranya selalu menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.

Baca juga: Fungsi dan Kegunaan Tempat Ibadah

Motif kelopak teratai berati kesucian. Maksudnya tidak boleh melakukan hal-hal yang membuat berdosa.

Motif naga diletakkan di bubungan rumah. Arti dari ukiran naga adalah kebesaran dan kekuatan.

Ukiran naga juga diletakkan di pintu rumah, tujuannya agar penghuni rumah terhindar dari bahaya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi