Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Melinting, Tarian Tradisional Khas Lampung

Baca di App
Lihat Foto
Kemdikbud
Tari Melinting Provinsi Lampung
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Tari Melinting adalah salah satu tari tradisional yang menjadi ciri khas provinsi Lampung.

Tari Melinting merupakan tarian peninggalan dari Kerajaan Melinting yang sudah ada cukup lama.

Dikutip dari buku Storypedia: Nusantara (2013), tari Melinting sebelum mengalami perkembangan penyempurnaan adalah mutlak sebagai tarian keluarga Ratu Melinting.

Di mana tarian tersebut dipergelarkan hanya pada saat acara gawi adat keagungan Keratuan Melinting.

Para penari tari tradisional tersebut hanya terbatas dimainkan putra dan putri Ratu Melinting sendiri. Pagelarannya dilakukan di sesat atau Bale Adat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, sejak tari Melinting berkembang telah terjadi modifikasi pada gerak, busana, dan aksesoris.

Begitu juga dari segi fungsi tarian itu sendiri telah mengalami pergeseran dari peragaan sakral menjadi hiburan lepas. Musik pengiring tarian adalah Kolintang yang terbuat dari perunggu.

Baca juga: Tari Zapin, Tarian Khas Riau

Gerakan tari Melinting

Gerakan tarian khas Lampung tersebut dibedakan antara penari putra dan penari putri.

Pada gerakan penari putra meliputi babar kipas, jung sumbah, sukkung sekapan, balik palau, kenui melayang.

Kemudian ada nyiduk, salaman, suali, niti batang, lutcat kijang, dan lapah ayun.

Untuk gerakan pada penari putri meliputi gerakan babar kipas, jung sumbah, sukung sekapan, timbangan atau terpipih mabel, melayang.

Selanjutnya ada ngiyen bias, nginjak lado, nginjak tahi manuk, dan lapah ayun.

Menurut bentuk geraknya terdapatdua jenis gerak, yaitu gerak murni dan gerak maknawi.

Gerak murni merupakan gerak yang digarap sekadar untuk mendapatkan bentuk artistik dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu.

Sementara gerak maknawi adalah gerak yang mengandung arti yang jelas dan sudah mengalami pengolahan.

Baca juga: Tari Tortor, Tarian Tradisional Sumatera Utara

Gerak murni banyak digunakan dalam garapan tari yang nonrepresentasional, sedangkan gerakan maknawi banyak terdapat dalam garapan tari yang representasional, namun dengan tidak menutup kemungkinan masuknya gerak murni.

Sejarah tari Melinting

Dilansir dari jurnal Tari Melinting, Seni Tari Tradisional Lampung Timur (2014) karya T. Dibyo Harsono, Seni tari melinting merupakan salah satu tari tradisional Lampung klasik.

Karena tarian tersebut sudah mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang, semenjak masuknya agama Islam ke Indonesia. Tari Melinting diciptakan oleh Ratu Melinting pada abad ke-16.

Namun, tarian tersebut hanya bisa dimainkan di lingkungan istana, dan bukan karya biasa.

Namanya kemudian dikenal sebagai tari melinting. Tari tersebut sudah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama, yakni sejak masuknya agama Islam ke Indonesia.

Tetapi dalam perkembangannnya sekarang, tari melinting belum banyak dikenal oleh masyarakat, baik di daerah Lampung sendiri maupun masyarakat Nusantara.

Menurut salah satu tokoh adat Melinting, nama tari Melinting berkaitan dengan asal-usul tari yang berasal dari daerah Melinting, yang telah sejak dulu (zaman Belanda) tarian ini sudah dikenal orang dan belum ada satu daerah pun yang mengaku memiliki tarian ini.

Baca juga: Sejarah Berdirinya VOC

Fungsi tari Melinting

Eksistensi tari Melinting hingga sekarang masih terlihat dari yang awalnya hanya dipentaskan saat ada tamu-tamu agung (istimewa), acara adat, atau acara resmi.

Dikutip dari buku Keratuan Melinting (2020) karya Tuti Alawiyah dan kawan-kawan, hingga saat ini tari Melinting bersifat umum, diajarkan kepada masyarakat beradat Melinting atau masyarakat luar.

Setiap tahunnya dipertunjukkan pada acar festival tari Melinting dengan tujuan untuk melestarikan tari Melinting dan menunjukkan pada masyarakat di luar adat Melinting agar mengetahui adanya peninggalan adat dan kebudayaan Lampung beradat Melinting.

sebelum mengalami perkembangan dan penyempurnaan tari melinting merupakan tarian yang hanya dilakukan oleh keluarga Ratu dan hanya dipentaskan saat ada acara gawi adat (keagungan Keratuan Melinting) saja.

Seiring dengan perkembangan zaman, tari melinting, banyak mengalami pergeseran fungsi, dari sebuah tarian sakral menjadi sebuah tarian hiburan dan tarian untuk menyambut tamu agung yang datang ke daerah Lampung.

Baca juga: Bioteknologi: Arti, Sejarah dan Perkembangan

Pada 1958, tari Melinting tidak lagi merujuk sepenuhnya pada bentuk aslinya, baik gerak, busana, dan aksesoris serta telah terjadi modifikasi di sana-sini.

Dulu penari melinting putra memakai kopiah emas melinting, baju dan jung sarat yang diselempangkan, baju teluk belanga, kain tuppal disarungkan, kipas warna merah, bulu seretei, sesapur handak putih, bunga pandan, dan celana panjang putih.

Sekarang, penari putra memakai kopiah emas pepadun, baju teluk belanga, kain tapis, kipas warna bebas, dan bulu seretei.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi