Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina, Negara Revolusi Hijau

Baca di App
Lihat Foto
THINKSTOCK PHOTOS
Bendera Filipina.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Filipina dikenal sebagai negara revolusi hijau. Ini karena keberhasilannya dalam produksi pangan, khususnya beras.

Selama bertahun-tahun, Filipina berhasil melakukan revolusi hijau. Keberhasilan ini juga membuat Filipina dapat mengekspor bahan pangan, khususnya beras, ke berbagai negara.

Profil Negara Filipina

Dilansir dari situs Eye on Asia (Eyeonasia.gov.sg), berikut adalah profil singkat negara Filipina:

  1. Nama resmi: Republic of the Philippines
  2. Ibu kota: Manila
  3. Luas wilayah: 343.448 kilometer persegi
  4. Bahasa nasional: Bahasa Filipino atau Tagalog
  5. Mata uang: Peso
  6. Hari kemerdekaan: 12 Juni
  7. Kepala Negara: Presiden
  8. Kepala Pemerintahan: Presiden

Baca juga: Malaysia, Negara Melayu dengan Beragam Etnis

Sejarah Filipina 

Dikutip dari situs Nations Online, Ferdinand Magellan adalah orang Eropa pertama yang menginjakkan kaki di Filipina. Saat itu, tujuan utama orang Spanyol datang ke Filipina adalah untuk menyebarkan agama Kristen dan perdagangan rempah-rempah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Filipina dijajah oleh Spanyol, sekitar tahun 1756 hingga 1763 terjadi perang tujuh tahun. Perang ini dilakukan oleh British East India Company untuk merebut Manila. Walau pada akhirnya Filipina kembali jatuh ke tangan Spanyol.

Pemberontakan warga Filipina tidak terlepas dari peran Katipunan. Sekitar tahun 1896, Katipunan melawan serta memberontak Spanyol.

Setelah lepas dari jajahan Spanyol, Filipina jatuh ke tangan Amerika Serikat. Ada dua tahap penjajahan Amerika Serikat atas Filipina.

Pertama, penjajahan ini ditujukan untuk mempersiapkan Filipina menjadi negara merdeka. Kedua ditandai dengan berdirinya Persemakmuran Filipina.

Negara Filipina mendapat kemerdekaannya pada 12 Juni 1898 dari Spanyol. Sedangkan untuk kemerdekaan dari Amerika Serikat didapatkannya pada 4 Juli 1946.

Bentuk pemerintahan Filipina adalah republik. Ideologi yang dianut oleh Filipina adalah ideologi demokrasi yang mana rakyat memiliki kesempatan untuk memilih dan menentukan presidennya tiap lima tahun sekali.

Lihat Foto
Wikimedia Commons/Eugene Alvin Villar
Peta Filipina
Filipina, negara revolusi hijau

Mengutip dari Encyclopaedia Britannica, revolusi hijau atau green revolution merupakan pertumbuhan atau peningkatan produksi pangan, khususnya biji-bijian, gandum serta beras, yang dikenalkan melalui varietas baru.

Meksiko dan India merupakan dua negara yang berhasil melakukan revolusi hijau. Filipina pun turut berupaya dalam revolusi hijau.

Dilansir dari situs Country Studies, produksi beras di Filipina meningkat dengan pesat pada pertengahan tahun 1960-an. Peningkatan ini dipengaruhi oleh penggunaan budidaya varietas unggul yang dikembangkan oleh International Rice Research Institute di Filipina.

Sekitar tahun 1965 hingga 1966, tingkat produksi beras di Filipina masih rendah. Namun, saat 1981 hingga 1982, produksi beras meningkat pesat sebesar 81 persen.

Awalnya Filipina melakukan impor beras dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan pangan. Namun, pada 1970-an, Filipina menjadi negara pengekspor beras dalam skala kecil.

Beriringan dengan penambahan jumlah produksi beras, penggunaan bahan kimia juga meningkat. Jika mulanya hanya 668 ton pada 1976, tetapi karena adanya revolusi hijau jumlah penggunaannya bertambah menjadi 1.222 ton pada 1988.

Baca juga: Faktor Ketersediaan Sumber Daya Alam di Negara ASEAN

Pada 1980-an, produksi beras di Filipina mengalami masalah karena tingkat produksinya terus menurun. Hal ini memaksa pemerintah untuk melakukan impor beras.

Selama bertahun-tahun fokus utama produksi masyarakat Filipina adalah pada bidang pertanian. Walau sebenarnya negara ini bisa mengembangkan sektor industrinya.

Kini, Filipina sudah mengembangkan sektor industrinya yang ditandai dengan komoditas ekspor dan impornya. Contohnya adalah minyak bumi, bahan kimia, produk makanan serta minuman, tekstil dan lain sebagainya.

Filipina memiliki beberapa komoditas ekspor dan impor. Komoditas ekspor Filipina adalah emas, buah pisang, minyak kelapa, tembaga halu serta bijih tembaga. 

Tidak hanya itu, Filipina juga mengekspor trafo listrik, serta suku cadang untuk mesin perkantoran. Berbagai komoditas ekspor ini dikirim ke Hong Kong, Amerika Serikat, Cina, Jepang serta Singapura.

Lalu, untuk komoditas impor Filipina adalah minyak mentah, batu bara, gandum, besi setengah jadi, kendaraan bermotor (mobil, pesawat, dan lain sebagainya).

Mengutip dari situs Commodity.com, ekspor minyak kelapa adalah 1,4 persen dari nilai ekspor tahunan Filipina, yang merupakan pengekspor minyak kelapa terbesar kedua di dunia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi