Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Myanmar, Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Punya Iklim Subtropis

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Balon Terbang di Bagan, Myanmar.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Manakah dari negara-negara ASEAN berikut yang memiliki iklim subtropis?

  1. Myanmar
  2. Laos
  3. Filipina
  4. Vietnam

Jawabannya a. Myanmar. Myanmar adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang beriklim subtropis. Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis dan posisi lintang negara Myanmar.

Myanmar bagian selatan memiliki iklim tropis. Myanmar bagian utara beriklim subtropis. Sedangkan Myanmar yang terletak di sekitar khatulistiwa, iklimnya dipengaruhi angin musim.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, iklim di Myanmar dipengaruhi oleh angin monsun, sehingga iklimnya sering disebut sebagai iklim monsun atau monsoon climate.

Massa udara dingin dari Asia Tengah membawa salju ke arah pegunungan utara di Myanmar, selama kurang lebih dua bulan dalam setahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angin ini terjebak di pegunungan sehingga tidak bisa bergerak ke arah selatan. Hal inilah yang menyebabkan iklim di Myanmar dipengaruhi oleh angin monsun.

Baca juga: Faktor Iklim yang Mempengaruhi Interaksi Antarruang Negara ASEAN

Secara garis besar, Myanmar memiliki tiga musim. Hal ini berbeda dengan negara lainnya di Asia Tenggara yang hanya memiliki dua jenis musim.

  1. Musim kemarau yang sejuk namun relatif kering. Biasanya musim ini muncul pada akhir Oktober hingga pertengahan Februari. Hal ini dipengaruhi oleh angin musim timur laut.
  2. Musim kemarau yang panas dan kering. Biasanya musim ini muncul pada pertengahan Februari hingga pertengahan Mei. 
  3. Musim hujan. Biasanya musim ini muncul pada pertengahan Mei hingga akhir Oktober. Hal ini dipengaruhi oleh angin musim barat daya.

Untuk suhu di Myanmar sebenarnya tidak berbeda jauh dengan negara Asia Tenggara lainnya. Karena Myanmar masih termasuk dalam negara tropis, sehingga perbedaan suhu tidak terlalu mencolok.

Profil negara Myanmar

Dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu.go.id), dahulu Myanmar dikenal sebagai Suvannabhumi atau The Golden Land.

Kekayaan sumber daya alam yang beragam serta keberagaman suku di Myanmar, membuat negara ini hingga sekarang dijuluki sebagai The Golden Land.

Posisi Myanmar tergolong strategis yakni di posisi lintang 9.30 N serta 28.30 N dan garis bujur 92.10 E dan 101.E. Posisi ini membuat Myanmar berbatasan langsung dengan Bangladesh, Cina, Laos, India serta Thailand.

Dilansir dari situs Direktorat Politik dan Komunikasi Bappenas, berikut adalah profil negara Myanmar:

  1. Nama resmi: Pyidaungzu Myanma Naingngandaw (jika diterjemahkan bisa disebut sebagai Kesatuan Myanmar)
  2. Ibu kota: Naypidaw
  3. Hari kemerdekaan: 4 Januari
  4. Bahasa nasional: Bahasa Myanmar
  5. Kepala Negara: Presiden
  6. Kepala Pemerintahan: Presiden
  7. Bentuk Pemerintahan: Republik

Lihat Foto
Encyclopaedia Britannica
Peta Myanmar
Sejarah Myanmar 

Myanmar jatuh ke tangan Inggris selama 62 tahun, yakni dari 1824 hingga 1886. Saat itu negara Myanmar berada di bawah Kerajaan India Inggris.

Sejarah juga mencatat jika Myanmar pernah terdaftar sebagai salah satu provinsi di India sampai 1937. Myanmar memperoleh kemerdekaan dari Persemakmuran pada 1948.

Mengutip dari situs New Internationalist, awal kemunculan Burma diawali dengan sekelompok orang yang mendirikan Kerajaan Pagan, pada abad ke-9.

Raja Anawrahta atau Aniruddha berhasil menyatukan seluruh Burma pada 1957. Setelah itu, pada abad ke-16, Bayinnaung seorang penguasa ekspasionis berhasil menguasai berbagai wilayah. Kekuasaannya meliputi hampir seluruh Burma, Thailand dan Laos.

Pada 1824 hingga 1926, perang pertama antara Burma dan Inggris dimulai. Inggris berusaha menduduki dan merebut wilayahnya. Inggris memandang jika Burma adalah pasar strategis yang harus dikuasai.

Kemudian Inggris menjadikan Burma sebagai salah satu provinsi di India pada 1886. Bidang pertanian dijadikan komoditas utama ekspor. Bahkan Burma sempat menjadi pengekspor beras terbesar di dunia, kala itu.

Berbagai perlawanan dilakukan oleh warga Burma, mulai dari pendidikan hingga aktivitas gerilya. Salah satunya adalah melalui junta militer. Myanmar meraih kemerdekannya pada 4 Januari 1948.

Baca juga: Malaysia, Negara Melayu dengan Beragam Etnis

Burma menjadi Myanmar 

Dilansir dari situs The Culture Trip, Myanmar merupakan nama negara yang tercatat secara resmi. Pada 1989, pemerintah militer yang saat itu berkuasa mengubah nama Burma menjadi Myanmar, setelah ribuan orang terbunuh saat pemberontakan terjadi.

Perubahan lainnya, yakni Kota Rangoon menjadi Kota Yangon. Tidak ada perbedaan secara spesifik antara penggunaan nama Burma dan Myanmar. Karena sebenarnya dua nama ini memiliki arti yang sama secara linguistik.

Ada anggapan yang mengatakan jika Burma hanya mendeskripsikan etnis Burma saja. Sedangkan nama Myanmar menjadi istilah politis yang lebih tepat karena mewakili seluruh etnis yang tinggal di negara tersebut.

Perekonomian Myanmar 

Dikutip dari Encyclopaedia Britannica, sektor ekonomi masyarakat Myanmar mayoritas bergantung pada sektor pertanian.

Selain sektor pertanian, kehutanan serta perikanan juga menjadi penyumbang terbesar perekonomian rakyat Myanmar. Tiga jenis sektor ini menyumbang hampir setengah dari PDB atau Produk Domestik Bruto dan mempekerjakan sekitar dua pertiga angkatan kerja.

Dalam situs Trend Economy disebutkan jika Myanmar mengkespor gas minyak bumi, pakaian jadi, sayuran, tembaga, beras, batu mulia, buah pisang, dan perkakas rumah tangga.

Sedangkan untuk impor, Myanmar mengimpor kain tenun, obat-obatan, sepeda motor, kapal, bahan kimia untuk pertanian, serta berbagai olahan makanan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi