Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Sumpah Pemuda

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Kompas
28 Oktober 1928 di halaman depan Gedung IC, Jl. Kramat 106, Jakarta. Tampak duduk dari kiri ke kanan antara lain (Prof.) Mr. Sunario, (Dr.) Sumarsono, (Dr.) Sapuan Saatrosatomo, (Dr.) Zakar, Antapermana, (Prof. Drs.) Moh. Sigit, (Dr.) Muljotarun, Mardani, Suprodjo, (Dr.) Siwy, (Dr.) Sudjito, (Dr.) Maluhollo. Berdiri dari kiri ke kanan antara lain (Prof. Mr.) Muh. Yamin, (Dr.) Suwondo (Tasikmalaya), (Prof. Dr.) Abu Hanafiah, Amilius, (Dr.) Mursito, (Mr.) Tamzil, (Dr.) Suparto, (Dr.) Malzar, (Dr.) M. Agus, (Mr.) Zainal Abidin, Sugito, (Dr.) H. Moh. Mahjudin, (Dr.) Santoso, Adang Kadarusman, (Dr.) Sulaiman, Siregar, (Prof. Dr.) Sudiono Pusponegoro, (Dr.) Suhardi Hardjolukito, (Dr.) Pangaribuan Siregar dan lain-lain.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Kemerdekaan Indonesia merupakan cita-cita rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia, banyak organisasi yang berjuang.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sejarah pergerakan di Indonesia diawali oleh organisasi Budi Utomo pada 1908.

Organisasi tersebut membentuk suatu organisasi yang bersifat pergerakan di tanah Jawa.

Setelah bermunculan partai-partai di Indonesia, memicu para pemuda Indonesia untuk melakukan pergerakan yang sama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumpah Pemuda terbentuk akibat para pemuda-pemuda Indonesia untuk bersatu berjuang menegakkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca juga: Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda

Dampak Sumpah Pemuda

Dirangkum dalam buku Soegondo Djojopoespito (1999), beberapa dampak Sumpah Pemuda yaitu:

Pada saat Belanda menguasai tanah air, terdapat tiga hal, yaitu:

  1. Politik devide et impera
  2. Menanamkan rasa derajat rendah terhadap bangsa Indonesia
  3. Membuat penduduk pribumi tetap bodoh

Dengan adanya Kongres Pemuda II, seluruh pemuda mengikrarkan satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa.

Kongres tersebut menjadi jawaban tegas, bahwa Bangsa Indonesia tidak dapat dipecah belah. Jal ini menjadi kegagalan politik bagi pemerintahan Hindia Belanda.

Baca juga: Contoh Teks Eksplanasi tentang Sumpah Pemuda

Pengorbanan atas primordialisme ditunjukkan dengan penggabungan semua organisasi pemuda yang bersifar kedaerahan dalam wadah besar, yaitu Pemuda Indonesia.

Adanya kehendak ingin bersatu akan mengatasi alasan-alasanm lain, seperti kesukuan, keturunan, keagaman, kedaerahan, kepentingan golongan, dan lainnya.

Sejak peristiwa Sumpah Pemuda, dunia dikejutkan oleh kemampuan Bangsa Indonesia untuk bersatu dalam kemajemukan.

Perwujudan kesepakatan bersama tanpa memandang golongan dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia.

Dengan menggunakan bahasa Indonesia, seluruh rakyat dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Baca juga: Nilai-Nilai Penting Sumpah Pemuda

Sejak Sumpah Pemuda diikrarkan, tidak ada lagi pengertian warga negara kelas satu atau dua. Seperti yang dilakukan penjajah kolonial.

Seluruh bangsa Indonesia menganggap dirinya sebagai warga negara kelas satu di negaranya sendiri.

Sehingga rakyat Indonesia harus bersatu mengusir penjajah yang mengganggap dirinya golongan nomor satu.

  • Sumpah Pemdua menjadi upaya menunjukkan rasa nasionalisme melalui simbol-simbol

Upaya untuk menunjukkan rasa nasionalisme melalui simbol-simbol adalah penggunaan bendera merah putih yang diakui sebagai bendera kebangsaan.

Baca juga: Sumpah Pemuda, Menandai Periode Penegas Kemerdekaan Bangsa Indonesia

Selain bendera merah putih, lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman juga diakui sebagai lagu kebangsaan.

Setiap pertemuan atau rapat, lagu ini selalu dinyanyikan sebagai rasa nasionalisme dan persatuan penggerak kemerdekaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi