Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Ajaran Mahatma Gandhi untuk Melawan Inggris

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Mahatma Gandhi saat memimpin 'long march' menentang monopoli garam yang diberlakukan pemerintah kolonial Inggris.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Mohandas Karamchand Gandhi dikenal sebagai Mahatma Gandhi. Mahatma berarti memiliki jiwa besar. Mahatma Gandhi menjadi tokoh terkemuka dalam perjuangan India melawan Inggris.

Mengutip dari Encylcopaedia Britannica, Mahatma Gandhi lahir di Porbandar, India pada 8 Oktober 1869 dan meninggal pada 30 Januari 1948.

Mahatma Gandhi dikenal sebagai sosok yang sangat mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan (humanisme) atau tanpa kekerasan, khususnya dalam melawan Inggris di abad ke-20.

Mahatma Gandhi memperkenalkan empat ajaran yang digunakannya dalam melawan Inggris. Apa sajakah itu?

Ahimsa

Dilansir dari situs BBC, ahimsa dapat diartikan sebagai tidak membahayakan orang lain. Ahimsa merupakan salah satu prinsip religius yang lumrah ditemui dalam ajaran agama Buddha, Hindu serta Jainisme (salah satu aliran keagamaan di India Barat).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahatma Gandhi tidak hanya menggunakan ahimsa dalam perlawanannya terhadap pemerintahan kolonial, tetapi juga dalam lingkup kejahatan sosial. Contohnya diskriminasi rasial.

Baca juga: Gerakan Nasionalisme India

Mengutip dari situs Mahatma Gandhi One Spot Complete Information, kata ahimsa berasal dari kata kerja dalam Bahasa Sansekerta, yakni root san yang berarti membunuh. Kata 'hims' dalam ahimsa berarti membunuh. Dalam kalimatnya diberikan awalan 'a' sebagai bentuk negasi.

Maka a-himsa berarti tidak memiliki keinginan untuk membunuh. Ahimsa diartikan tidak membahayakan diri sendiri, orang lain dan seluruh makhluk hidup di bumi.

Secara garis besar, ahimsa tidak mengajarkan kekerasan terhadap seluruh makhluk hidup. Karena merupakan bentuk perlindungan harga diri serta rasa hormat seseorang.

Hartal

Dilansir dari situs Hindustan Times, 30 Maret 1919 merupakan hari hartal atau pemogokan di seluruh India. Banyak daerah di India yang melakukan hartal atau pemogokan.

Hartal merupakan cara yang ditempuh Mahatma Gandhi dalam melawan penjajahan Inggris di India. Hartal dilakukan dengan cara menutup toko serta para pekerjanya melakukan mogok massal.

Dalam jurnal yang berjudul Pemikiran Mahatma Gandhi Tentang Nilai-Nilai Kemanusiaan (2014) karya Safina Lukman Hakim, dkk, hartal merupakan awalan dari gerakan perjuangan India selama 28 tahun melawan penjajahan Inggris.

Walau hartal dipahami sebagai bentuk aksi mogok, namun dalam penerapannya hartal dilakukan dengan berpuasa dan menjalankan kegiatan agama lainnya.

Swadeshi atau Swadesi

Mengutip dari situs The Metta Center for Nonviolence, swadeshi berasal dari Bahasa Sansekerta 'Swa' yang berarti diri sendiri dan 'Desh' yang berarti negara. Maka swadesh dapat diartikan sebagai negara sendiri.

Mahatma Gandhi mempercayai jika swadesi merupakan kunci kemerdekaan India. Karena kendali Inggris atas India berakar dari kendali industri pribumi (masyarakat India).

Swadesi diartikan sebagai menggunakan apa yang dihasilkan oleh negara sendiri atau bentuk cinta tanah air sendiri. Konsep swadeshi sangat erat kaitannya dengan semangat swaraj atau self-governance yang merupakan cita-cita seluruh rakyat India.

Swadeshi juga merupakan gerakan memboikot produk asing, seperti hasil pangan, bahan baku dan lain sebagainya untuk kemudian mengajak masyarakat menggunakan produk lokal.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Mahatma Gandhi Dibunuh

Satyagraha

Satyagraha dapat diartikan sebagai kekuatan-kebenaran. Satyagraha merupakan kekuatan yang dihasilkan melalui proses kepatuhan terhadap kebenaran. Banyak yang mengira jika satyagraha merupakan perilaku tanpa kekerasan.

Namun, menurut Mahatma Gandhi, satyagraha merupakan hasil dari perilaku tanpa kekerasan. Dalam perlawanannya terhadap Inggris, Mahatma Gandhi menerapkan dua jenis satyagraha, yakni:

  1. Pembangkangan sipil
    Kata sipil yang digunakan dalam hal ini juga mencakup pengertian beradab serta kesopanan. Pembangkangan ini tidak dilakukan dengan menggunakan kekerasan fisik, walau pada akhirnya para penganut satyagraha harus menerima hukuman fisik dari kolonial.
  2. Non-kooperatif
    Artiya menolak kerja sama dengan pihak lawan serta menolak tunduk pada ketidakadilan. Contoh tindakannya boikot ekonomi, penolakan pajak serta pemogokan kerja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi