Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aesan Gede, Pakaian Tradisional Sumatera Selatan

Baca di App
Lihat Foto
ARSIP RUMAH LIMAS PALEMBANG
Wisatawan mengenakan pakaian adat Sumatera Selatan di Rumah Limas, Jalan Demang Lebar Daun nomor 51, Palembang, Selasa (8/5/2018).
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Indonesia memiliki beragam pakaian adat yang menjadi ciri khas masing-masing daerah di Indonesia.

Salah satu pakaian adat yang adat di Indonesia adalah Aesan Gede. Aesan Gede merupakan pakaian adat yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan.

Aesan Gede merupakan pakaian yang melambangkan kebesaran. Di mana perlambang keagungan kerajaan Sriwijaya pada masa silam.

Biasanya pakaian adat Aesan Gede dipergunakan untuk upacara pernikahan. Aesan dalam bahasa Palembang berarti baju atau pakaian.

Pakaian adat tersebut merupakan salah satu jenis kain songket yang dulu dipergunakan para kaum bangsawan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bundo Kanduang, Pakaian Adat Sumatera Barat

Dikutip dari buku Kamus Istilah Tarian Melayu (2018) karya Irwan P. Ratu Bangsawan, Aesan Gede merupakan pakaian adat Palembang, Sumatera Selatan.

Pakaian adat yang dipakai penari gending sriwijaya biasanya seperti pakaian yang dipakai oleh pengatin perempuan baik aesan gede atau paksangko.

Bentuk pakaian Aesan Gede

Pada pakaian pengantin perempuan yang biasa dikenakan juga oleh penari Gending Sriwija terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, tubuh, dan kaki.

Pada bagian kepala memakai mahkota atau kesuhun dilengkapi suri (sisir) pengantin dan cucuk gelung.

Di belakang sanggul ditancapkan juga bunga rampe (rampai) dan di bagian belakang kepala menggunakan kelapo setandan. Aksesoris lainnya berupa gandik, sumping, kembang ure, dan anting-anting.

Baca juga: 4 Ajaran Mahatma Gandhi untuk Melawan Inggris

Pada bagian bahu, dipakaikan terate (teratai) yaitu penutup bahu dari bahan songket yang berbentuk kelopak teratai mekar.

Di atas teratai dipakaikan kalung kebo munggah, di mana dalam teratai dipakaikan selempang sawit.

Bagian atas atau baju dipakaikan dodot berbahan songket atau perada, kemudian ditambahkan ikat pinggang, pending bermotif bruk merak.

Kain songket digunakan sebagai busana bagian bawah tubuh. Di mana disekitar ikat pinggang juga diselipkan kain pelangi atau jumputan.

Untuk bagian lenggan dipakaikan aksesoris kecak bahu, gelang sempuru, gelang kano, gelang gepeng, dan gelang ulo betapo.

Sementara pada mempelai laki-laki harus dipasang kesuun berbentuk seperti mahkota yang berhias melati dan tebeng malu di atasnya.

Baca juga: Karya Seni Aplikasi dan Cara Membuatnya

pada bagian badan mengenakan kalung kebo munggah dan slempang sawir. Untuk tangan memakai gelang kulit bahu, gelang sempurun, gelang gepeng, dan gelang ulo betapo.

Untuk kaki pengantin laki-laki mengenakan celano sutra. Celano sutra adalah celana berbahan sutra yang memiliki motif ukel.

Ragam hias pakaian Aesan Gede

Ragam hias pada pakaian adat Aesan Gede dari motif hias geometris, motif hias tumbuhan, dan motif hias binatang.

Dilansir dari jurnal Busana Aesan Gede dan Ragam Hiasnya sebagai Ekspresi Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Palembang (2017) karya Arsan Shanie dan kawan-kawan, pada motif hias geometris antara lain terdapa pada kain songket, gelang, dan kalung kebo munggah.

Pada motif hias tumbuhan berupa motif hias melati, motif hias bunga teratai, motif hias bunga mawar, motif hias cempaka, dan motif hias tumbuhan menjalat.

Baca juga: Beberapa Keunikan Rumah Adat di Indonesia

Motif hias melati terdapat pada ragam hias Terate, Gandik, Kesuhun pengantin perempuan, motif hias bunga teratai ada pada Kesuhun pengantin laki-laki dan perempuan.

Motif hias bunga cempaka ada pada Cempako limo, gelung malang. Motif hias mawar ada pada Kesuhun pengantin laki-laki dan perempuan dan motif hias tumbuhan menjalar terdapat pada celana sutra dan Cenela.

Sementara Motif hias binatang terdapat pada kalung kebo munggah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi