KOMPAS.com - Pakaian adat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disebut dengan nama Paksian.
Paksian merupakan busana pengantin yang khas dari Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Dikutip dari buku Storypedia: Nusantara (2013), pakaian adat perempuan di Bangka Belitung dibagian bawah menggunakan kain cual yait kain tenun asli Bangka yang berasal dari Mentok dan menggunakan hiasan atau mahkota kepala yang disebut Paksian.
Pengantin perempuan biasanya memakai baju kurung yang berwarna merah dengan bahan kain.
Sementara untuk mempelai laki-laki menggunakan sorban atau yang masyarakat Bangka Belitung sebut sungkon.
Baca juga: Teluk Belanga dan Kebaya Labuh, Pakaian Adat Kepulauan Riau
Keunikan pakaian adat
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kabudayaan (Kemdikbud), pakaian tersebut memiliki pengaruh dari China dan Arab.
Menurut keterangan baju pengantin perempuan berasal dari negeri China. Konon, menurut cerita ada saudagar dari Arab datang ke negeri China untuk berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
Tidak hanya itu tapi juga jatuh cinta dengan seorang gadis China, selanjutnya melangsungkan pernikahan dengan gadis China tersebut.
Dalam proses pernikahan, kedua pengantin memakai pakaian adat masing-masing.
Karena banyak orang-orang China dan Arab yang datang merantau ke Pulau Bangka terutama ke pangkal-pangkal yang merupakan pusat segala aktifitas masyarakat waktu itu ada yang melakukan pernikahan.
Maka banyaklah penduduk Pulau Bangka yang meniru pakaian adat tersebut dan terus berkembang hingga sekarang.
Baca juga: Faktor Pendukung Pembangunan Nasional
Bentuk pakaian adat
Dikutip dari situs Pemerintah Kota Pangkalpinang, pakaian Adat Pengantin untuk perempuan adalah baju kurung merah model bekike yang terbuat dari bahan sutra atau beludru dengan motif pucuk rebung.
Kemudian kembang cempaka, kembang kenanga dan buah delima yang dilengkapi dengan teratai penutup dada berwarna hijau dan mengenakan kain bersusur atau kain lasem atau menggunakan kain tenun cual motif bunga tabur.
Sementara untuk laki-laki menggunakan baju putih dengan jubah panjang sebatas lutut berwarna merah dengan selempang berwarna hijau disebelah kanan dan mengenakan celana panjang beludru berwarna merah.
Bagian kepala pengantin perempuan memakai mahkota bernama Paksian berwarna hijau.
Di mana dengan perhiasan kembang dan kuntum cempaka dua puluh lima tangkai, kembang kelapa sebanyak sembilan tangkai.
Selanjutnya daun bambu sebanyak sembilan tangkai, sepit udang, pagar tenggalung, sari buah.
Baca juga: Faktor Penghambat Pembangunan Nasional
Ada juga tutup sanggul sebanyak lima unit serta kembang hong sebanyak dua tangkai.
Untuk pengantin laki-laki menggunakan sungkon dengan hiasan satu tangkai kembang cempaka dan satu tangkai kembang hong.
Sanggul pengantin perempuan menggunakan sanggul tilang yang terbuat dari gulungan daun pandan atau lipatan daun pandan.
Di mana diisi dengan bunga rampai yang terdiri dari bunga mawar, bunga melati, bunga kenanga, dan irisan daun pandan.
Perhiasan pakaian adat
Perhiasan yang dipakai pengantin perempuan adalah satu untai kalung stakel, satu pasang anting-anting, satu pasang pending untuk pinggang.
Baca juga: Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1610 hingga 1650
Sementara perhiasan untuk penganti laki-laki mengenakan satu pending untuk pinggang.
Alas kaki dengan menggunakan slop berwarna merah dan memakai kaos kaki.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.