Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Tari Kreasi Berpasangan

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/MAFIRION (ION)
Tari Ketuk Tilu dibawakan oleh Mojang Pamair di Saung Kuring di Jalan Braga, Bandung
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Indonesia memiliki budaya yang sangat kaya dan beragam. Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia adalah tarian.

Berdasarkan jumlah penarinya, ada jenis tari berpasangan. Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai dengan namanya, tari kreasi berpasangan adalah tarian yang dilakukan oleh oleh dua orang penari, baik berlawanan jenis ataupun sesama jenis. Gerak tarian harus saling mengisi satu sama lain hingga tercipta gerakan tari yang harmonis.

Gerakan tarian berpasangan ini menitikberatkan pada interaksi kedua penari serta keselarasan gerak penari. Gerakan tari berpasangan ini biasanya lebih variatif jika dibandingkan dengan gerak tarian yang dilakukan sendirian.

Contoh Tari Kreasi Berpasangan di Indonesia

Hampir semua wilayah di Indonesia memiliki tari berpasangan khas dari wilayahnya masing-masing.

Seperti Tari Ketuk Tilu dari Jawa Barat, Tari Piring dari Sumatera Barat, Tari Serampang Dua Belas dari Sumatera Utara, Tari Legong dari Bali, Tari Wireng dari Jawa Tengah, Tari Bedhaya Ketawang dari Yogyakarta, dan Tari Remo dari Jawa Timur.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

https://id.pinterest.com/ Tari ketuk tilu

Awal mula terciptanya tarian ini adalah sebagai bentuk rasa syukur atas panen padi kepada Dewi Sri, namun seiring berlalunya waktu tarian ini menjadi sekedar tarian hiburan di acara pernikahan atau acara tradisional. Tarian ini sempat menuai kritikan karena beberapa gerakannya dianggap erotis.

Tari Piring merupakan tarian bentuk rasa syukur terhadap Dewa atas hasil panen yang melimpah, biasanya sesembahan ditaruh dalam piring lalu dibawa dengan menggunakan gerakan yang dinamis seperti tarian.

Namun, sejak Islam masuk ke Indonesia, tari Piring memiliki pergeseran makna menjadi hanya sebatas hiburan dan kesenian semata. Tari piring diawali dengan gerakan yang rumit sambil membawa piring di kedua tangan, lalu di akhir tarian piring akan dilempar ke atas dan penari akan berjalan di atas pecahan piring. Dikarenakan gerakannya yang berbahaya tari piring harus dilakukan oleh profesional.

Tarian ini menceritakan tentang pertemuan sepasang kekasih sampai akhirnya mereka bersatu di pelaminan. Bisanya tarian ini dilakukan pada acara adat.

Awalnya penari terdiri dari dua orang lelaki karena wanita dilarang menari namun karena makna dari tarian ini mengisahkan tentang sepasang kekasih maka akhirnya tarian ini ditarikan oleh sepasang wanita dan pria. Berkat tarian ini pula sedikit demi sedikit muncul kesetaraan antara pria dan wanita di Sumatera Utara.

wikimedia/ Rifqi Rizqullah Tari legong

Tarian ini diciptakan oleh Pangeran Sukawati, pada saaat ia sedang sakit ia memimpikan gerakan tarian ini. Gerakan tarian ini memiliki makna bentuk rasa syukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Dewa.

Namun seiring berlalunya waktu tarian ini bertujuan sebagai hiburan semata. Tarian ini biasanya dipentaskan di bawah sinar bulan purnama dengan menggunakan properti berupa kipas.

Tari ini diciptakan pada abad ke-11 pada jaman kerajaan Jenggala-Kediri. Tujuan dari diciptakannya tarian ini adalah untuk menyemangati prajurit perang di kerajaan.

Tarian ini hanya mencerikan tentang keprajuritan dan tidak menceritakan hal yang lain. Tarian ini sekarang sering ditampilkan pada acara keraton Surakarta.


Tarian ini merupakan tari kebesaran yang hanya dilakukan pada saat kenaikan tahta raja di keraton Yogya. Bedhaya artinya adalah penari wanita dan ketawang artinya adalah dari langit yang melambangkan sesuatu yang agung.

Tari Bedhaya Ketawang ini merupakan tarian yang sakral dan disucikan karena berkaitan dengan keTuhanan.


Tarian ini erat kaitannya dengan kesenian ludruk karena awalnya sering dipentaskan untuk membuka ludruk. Awalnya tarian ini hanya dilakukan oleh pria namun sekarang tarian ini dutarikan baik oleh pria maupun wanita.

Gerakan hentakan pada tarian ini memiliki makna sebagai pengingat agar kita sebagai manusia selalu sadar akan kehidupannya di muka bumi. Tarian ini juga menggunakan lonceng sebagai atributnya sehingga menimbulkan bunyi lonceng yang khas di setiap langkah gerakannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi