Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Perpindahan Panas Secara Konveksi bagi Manusia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi pengering rambut
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Perpindahan panas terjadi ketika adanya perpindahan kalor dari satu sistem ke sistem yang lain.

Konveksi merupakan perpindahan panas dengan menggunakan media berupa benda cair dan gas. Berikut adalah manfaat perpindahan panas secara konveksi bagi manusia!

Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI Aliran panas secara konveksi pada pemanasan air

Memanaskan benda cair adalah proses perpindahan panas secara konveksi. Di mana zat cair yang telah panas akan menjauhi sumber panas, dan zat cair yang masih dingin akan mendekati sumber panas.

Contohnya adalah saat memanaskan air, konveksi terjadi saat molekul air terus berpindah selama pemanasan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal yang sama juga terjadi pada saat kita memanaskan minyak di penggorengan, karena adanya peristiwa konveksi sehingga minyak yang berada di penggorengan menjadi panas merata.

Konveksi panas memungkinkan terjadinya angin darat dan angin laut yang berguna bagi para nelayan.

Angin darat rerjadi pada malam hari karena pada malam hari daratan bersuhu lebih rendah dibandingkan lautan, sehingga daratan menjadi daerah yang memiliki tekanan tinggi.

Sedangkan lautan menjadi daerah yang memiliki tekanan rendah hal inilah yang menyebabkan terjadinya angin yang berhembus dari darat ke laut.

Angin darat ini digunakan para nelayan untuk pergi melaut. Sebaliknya, angin laut terjadi pada siang hari karena suhu udara lautan di siang hari menjadi lebih rendah dari pada suhu daratan.

Baca juga: Perbedaan Perpindahan Panas Secara Konduksi, Konveksi, dan Radiasi

Ini karena lautan lebih lambat dalam menerima energi panas, sehingga pada siang hari terjadi angin laut yang digunakan para nelayan untuk kembali ke daratan.

Selain pembentukan angin darat dan laut, konveksi udara di atmosfer juga bertanggung jawab atas pembentukan awan dan juga badai petir di dalamnya.

Dalam tubuhmu mengalir benda cair berupa darah. Darah mengaliri semua bagian tubuhmu, memindahkan panas secara merata pada seluruh bagian tubuh secara konveksi.

Perpindahan panas secara konveksi oleh aliran darah menjaga suhu tubuhmu tetap seimbang. Hal ini dilakukan untuk menghindari hanya satu organ saja yang panas, karena organ tersebut akan rusak.

Pendingin udara berupa kipas angin, AC, dan juga radiator menggunakan perpindahan panas secara konveksi sebagai prinsip kerjanya. Dimana udara panas akan dilairkan dan diganti oleh udara dingin hingga suhu ruangan turun.

Selain pendingin udara, pendingin mesin dan turbin juga menggunakan konveksi sebagai prinsip kerjanya. Misalnya pembangkit listrik tenaga batu bara yang menggunakan air mengalir untuk mendinginkan turbin agar tidak overheat dan rusak.

Balon udara merupakan salah satu transportasi udara tertua yang dimiliki oleh manusia. Balon udara menggunakan prinsip konveksi untuk dapat terbang di udara.

Dilansir dari How Stuff Works, udara panas dalam balon secara konveksi akan memberikan gaya apung sehingga balon dapat naik ke udara.

Baca juga: Cara Mengurangi Perpindahan Panas ke Dalam Ruangan

Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI Konveksi panas pada mantel Bumi

Mantel Bumi adalah lapisan Bumi yang terdiri dari magma cair yang bergerak terus-menerus secara konveksi di bawah kerak Bumi. Konveksi di mantel Bumi ini mendukung kehidupan di permukaan Bumi, Kita bisa memiliki gas alam dan juga panas Bumi sebagai sumber energi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi