KOMPAS.com - Salah satu tugas utama dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda ialah mengelola kongsi dagang yang ada di Hindia Belanda. Jabatan ini merupakan jabatan tertinggi dalam Pemerintahan Hindia Belanda.
Ada banyak gubernur jenderal yang ditugaskan di Hindia Belanda. Siapa sajakah mereka?Berikut penjelasannya yang dilansir dari situs Dinas Pariwisata Jakarta dan Encylopedia DKI Jakarta:
Gubernur Jenderal Mattheus de Haan (1725-1729)
Ia mengawali karirnya dengan menjadi onder-koopman di Rotterdam. Selanjutnya ia pergi ke Batavia pada 1683, menjabat sebagai boekhoder. Akhrinya ia menjadi gubernur jenderal pada 1725.
Selama masa kepemimpinannya ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang selalu mengemban tugas VOC dan sering membuat laporan tertulis.
Gubernur Jenderal Diederik Durven (1729-1732)
Selama masa kepemimpinannya, ia melakukan banyak tindakan yang tidak pantas dilakukan oleh pimpinan tertinggi di koloni. Salah satu korbannya adalah Wandullah, seorang anak Kapitan Melayu.
Hal ini menyebabkan Wandullah diasingkan ke Srilangka pada 1929. Alasannya karena ia menagih hutang pada Diederik saat ia bermain judi. Akhirnya Diederik dipecat pada 1731, namun baru sungguh-sungguh berhenti bertugas pada 1732.
Gubernur Jenderal Dirk van Cloon (1732-1735)
Gubernur Jenderal Abraham Patras (1735-1737)
Gubernur Jenderal Adriaan Valckenier (1737-1741)
Setelah ia mengundurkan diri, Adriaan ditangkap saat berada di Afrika Selatan. Adriaan dipenjara di Batavia dan meninggal di dalam sel.
Gubernur Jenderal Johannes Thedens (1741-1743)
Pada 1740, ia diangkat menjadi gubernur jenderal ad interim atau sementara untuk menggantikan Adriaan Valckenier. Ia menjabat sementara sebagai gubernur jenderal sambil menunggu Baron von Imhoff datang ke Batavia.
Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff (1743-1750)
Pemberontakan ini mencetuskan Perang Tahta Jawa Ketiga. Dampak dari pemberontakan ini adalah perpecahan Kerajaan Mataram Baru menjadi Surakata dan Yogyakarta. Ia juga meresmikan kantor pos Batavia pada 28 Agustus 1746, yang saat ini dikenal sebagai Hari Jadi Pos Indonesia.
Gubernur Jenderal Jacob Mossel (1750-1761)
Selain itu, adanya pemberontakan oleh masyarakat Tionghoa pada 1740 juga berpengaruh pada hal ini. Oleh karena itu ia menyewakan tanah di sekitar Batavia dan Bogor sebagai upaya menambah kas VOC.
Gubernur Jenderal Petrus Albertus van der Parra (1761-1775)
Gubernur Jenderal Jeremias van Riemsdijk (1775-1777)
Gubernur Jenderal Reinier de Klerk (1778-1780)
Ia mengawali karirnya sebagai midshipman di atas kapal perang Kamer van Zeeland. Pada 1754 ia diangkat menjadi Penasihat Luar Biasa Hindia dan pada 1762 diangkat menjadi Penasihat di Dewan Hindia Belanda.
Sehari setelah Jeremian van Riemsdijk meninggal, ia dipilih untuk menggantikan posisi Riemsdijk sebagai Gubernur Jenderal Hindia. Ia dikenal sebagai sosok gubernur yang pekerja keras dan berupaya untuk membawa budaya Belanda ke Hindia Belanda.
Salah satu upayanya adalah membawa Bahasa Belanda ke dalam sistem pendidikan di Hindia Belanda. Masa jabatan Reynier de Klerck hanya sebentar karena ia meninggal pada 1780 di Molenvliet dekat Batavia. Ia digantikan oleh Willem Arnold Alting.
Gubernur Jenderal Willem Arnold Alting (1780-1797)
Pada masa kepemimpinan Reynier de Klerck, ia ingin menerapkan Bahasa Belanda di dalam sistem pendidikan. Namun, saat Arnold Alting memimpin, ia mencabut keputusan ini pada 1786.
Setelah tiga bulan ia menjabat sebagai gubernur jenderal, Belanda berperang dengan Inggris Raya. Akibatnya sebagian besar Perusahaan Hindia Timur Belanda dapat diambil alih oleh Inggris.
Pada 17 Februari 1797, Arnold Alting mengundurkan diri dari jabatannya dan menghabiskan sisa hidupnya sebagai warga negara biasa.
Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten (1798-1799)
- Batas sebelah utaranya adalah Postweg atau Jalan Pos serta Schoolweg atau Jl. Dr. Sutomo.
- Batas sebelah timurnya adalah Groote Zuiderweg (sekarang Jl. Gunung Sahari).
- Batas sebelah selatannya adalah Kramat Bunder - Jembatan Prapatan.
- Batas sebelah baratnya adalah Sungai Ciliwung.