Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persoalan Lingkungan pada Bentang Alam Karst

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO
Pemanjat sedang memanjat jalur Om Fungky (tingkat kesulitan 5.9+) Tebing Kuta Lingkung, Klapa Nunggal, Jawa Barat (13/6/2020). Tebing Kuta Lingkung merupakan tebing kapur yang berada di area Karst Klapa Nunggal dan memiliki potensi wisata minat khusus.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Bumi adalah satu-satunya planet yang dihuni oleh manusia di Tata Surya. Setiap bagian Bumi memiliki bentang alam yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi geografisnya.

Contohnya adalah bentang alam laut, bentang alam vulkanik, bentang alam alluvial, dan bentang alam karst.

Bentang Alam Karst

Bentang alam karst dipenuhi oleh cekungan-cekungan, lembah, bukit, gua, mata air, akuifer berupa sungai di bawah tanah, tebing berbatu yang curam, dan dipenuhi oleh bahan tambang.

Dilansir dari National Park Service, bentang alam karst dipenuhi oleh batuan yang larut di dalam air seperti batu kapur (kalsium karbonat), dolostone (kalsium-magnesium-karbonat), batu gamping, marmer, dan gipsum.

Sehingga bentang alam karst digunakan untuk pertambangan dalam meningkatkan ekonomi dan memenuhi kebutuhan manusia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kaya akan Karst, Kenapa Pacitan Kekurangan Air Bersih?

 

Masalah lingkungan

Sayangnya pertambangan di bentang alam karst sering menimbulkan efek buruk pada lingkungan. Berikut penjelasannya:

Pencemaran Air Tanah

Penambangan batu di kawasan karst sering mengakibatkan pencemaran air tanah di bawah permukaannya. Sedimen, tumpuhan, bahan kimia, dan minyak dari penambangan batu dapat masuk ke dalam air tanah sebagai polutan.

Hal ini menganggu aliran air dan menurunkan kualitasnya sehingga tidak dapat digunakan oleh warga sekitar. Sehingga daerah karst dengan cekungan air tanah (CAT) tidak boleh dilakukan penambangan guna menjaga kelestarian air di dalamnya.

Perusakan Habitat

Bentang alam karst memiliki fauna dan flora unik yang hdup di dalamnya, kebanyakan adalah invertebrata. Contoh hewan yang hidup di bentang alam karst adalah serangga, burung wallet, dan kelelawar.

Dilansir dari Sciencing, saat penggalian dilakukan, habitat makhluk hidup tersebut akan rusak sedikit demi sedikit. Jika penambangan terus dilakukan, makhluk hidup di daerah tersebut akan kehilangan habitat dan punah.

Baca juga: Tanah Ambles di Gunungkidul, Fenomena Biasa di Tanah Karst

Polusi Udara dan Suara

Penambangan batu di bentang alam karst kebanyakan menggunakan peledak untuk memecah batu yang besar. Ledakan ini mengemisikan debu yang sangat banyak juga suara bising menganggu yang dapat menurunkan kesehatan.

Debu yang diemisikan akan tercampur dengan udara dan terhidup oleh penduduk sekitar. Sehingga banyak penduduk yang mengalami infeksi saluran pernafasan akut, batuk, hingga masalah kesehatan yang membahayakan jiwa.

Runtuhnya Permukaan Tanah

Seperti yang disinggung di awal artikel bahwa batu kawasan karst mudah larut dalam air. Penambangan membuat lapisan batu menjadi tipis, akibatnya lapisan permukaan akan melemah dan dapat runtuh secara tiba-tiba.

Runtuhnya bekas galian tambang ini dapat menyebabkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, serta kerugian materi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi