Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai-Nilai pada Tradisi Sekaten

Baca di App
Lihat Foto
Kompas/AUGUST PARENGKUAN
Gunungan diujung menuju halaman Mesjid Besar Yogya.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Keanekaragaman budaya Indonesia menajdi aset yang harus dilestarikan, khususnya bagi generasi muda.

Di Indonesia banyak sekali tradisi yang bertujuan untuk menjaga kedamaian, kerukunan, keselamatan, dan bentuk syukur.

Tradisin sekaten merupakan salah satu wujud warisan budaya suku Jawa yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat yang meyakininya.

Dalam buku Upacara Tradisional Sekaten Daerah Istimewa Yogyakarta (1991) oleh Soepanto, tradisi sekaten adalah suatu perayaan maulud Nabi Muhammad SAW selama tujuh hari lamanya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuan dari penyelenggaraan sekaten ini, selain memperingati kelahiran Nabi Muhammad juga sebagai sarana penyebaran agama Islam. Di mana tradisi ini dibawa langsung oleh salah satu dari Wali Songo, yakni Sunan Kalijogo.

Baca juga: Keragaman Budaya: Sifat dan Manfaatnya

Tradisi upacara sekaten merupakan suatu tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang, yang sampai sekarang sudah mengalami perkembangan dan perubahan.

Awalnya, upacara sekaten diselenggarakan tiap tahun oleh raja-raja Hindu sebagai wujud selamatan atau doa untuk arwah para leluhur.

Di tanah Jawa, lahirnya Kerajaan Demak menandai perkembangan agama Islam tumbuh. Kemudian membawa tradisi sekaten sebagai usaha untuk memperluas serta memperdalam agama Islam bagi orang Jawa.

Di mana tradisi tersebut sampai saat ini masih dilakukan dan dilestarikah oleh Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Terdapat tiga pendapat mengenai asal-usul nama sekaten, yaitu:

  1. Kata sekaten berasal dari perangkat gamelan pusaka keraton yang ditabuh dalam rangka acara peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
  2. Kata sekaten berasal dari kata suku dan ati, yang artinya senang hati. Karena pada waktu memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, mereka sedang dalam keadaan senang.
  3. Sekaten diambil dari bahasa Arab, Syahadatain yang artinya dua kalimat sahadat.

Baca juga: Keberagaman Sosial Budaya dan Masalahnya

Nilai-nilai tradisi sekaten

Sekaten merupakan proses Islamisasi yang dilakukan okleh Sunan Kalijaga dan raja Keraton Demak sebagai media dakwah dalam penyebaran Islam.

Berdasarkan buku Pengantar Ilmu Sejarah (2011) oleh Rahman Hamid, terdapat beberapa nilai yan terkandung dalam tradisi sekaten, yaitu:

Sunan Kalijaga menggunakan gamelan untuk berdakwah. Hal ini karena masyarakat sangat gemar dengan gamelan. Sehingga pada saat perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW diadakan penabuhan gamelan.

Jika masyarakat sudah berkumpul, momen tersebut digunakan Sunan Kalijaga untuk memberikan pelajaran mengenai agama Islam. Sehingga hubungan sekaten dan agama Islam cukup kuat karena bertujuan sebagai penyebaran agama Islam.

Baca juga: Perancangan dan Produksi Kerajinan Obyek Budaya Lokal

Tradisi sekaten bisa menjadi sarana pembelajaran bagi generasi muda untuk mengetahu adat istiadat serta budaya yang ada di Indonesia, khususnya Jawa.

Di sekaten, generasi muda bisa mempelajari mengenai budaya, gamelan, serta nilai-nilai luhur dari pendahulu.

Seiring dengan perkembangan zaman, sekaten mulai dimanfaatkan dalam sektor perdagangan. Sekaten menjadi ladang masyarakat untuk berdagang.

Para pengunjung yang datang untuk turut serta merayakan Sekaten dapat membeli berbagai makanan, minuman, souvenir, atau barang lainnya. Sekaten mampu memberikan pemasukan yang cukup besar.

Baca juga: Wirausaha Kerajinan dengan Obyek Budaya Lokal

Sekaten memiliki beragam fungsi sosial bagi masyarkat, salah satunya sebagai ajang interaksi sosial masyarakat. Sekaten dapat dirasakan semua kalangan tanpa memandang status sosial.

Dengan adanya sekaten, masyarakat berkumpul dengan rasa soilidaritas dan perdamaian. Tentunya dengan sekaten mampu mempersatukan setiap individu yang datang dalam perayaan tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi