Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Cerita Jenaka dan Contohnya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Gischa Prameswari
Ilustrasi cerita jenaka dan contohnya
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita jenaka merupakan cerita penghibur yang membangkitkan tawa, jenaka, keriangan atau sindiran.

Dalam buku Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik (2011) oleh Liaw Yock Fang, jenaka juga memiliki arti cerdik, berakal, dan tahu ilmui siasat. Cerita jenaka adalah cerita tentang tokoh yang lucu, menggelikan, atau licik dan licin.

Cerita jenaka ini lahir karena kecenderungan manusia yang suka berlebih-lebih, misalnya untuk menceritakan kebodohan manusia tercipta tokoh yang bodoh sekali.

Untuk menceritakan kemujuran manusia, muncullah pula tokoh yang mujur sekali, dan beberapa cerita dan tokoh yang lain.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita jenaka ini sebenarnya bagian dari sastra dunia. Di dalam sastra Jerman dan Belanda tokoh cerita jenaka yang terkenal adalah Uilenspiegel. Di dalam sastra Arab-Turki bernama Jaha atau Khoja Nasreddin.

Baca juga: Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Fiksi

Sedangkan dalam sastra Nusantara paling banyak yang dikenal adalah orang-orang Batak, seperti Ama ni Pandir, Si Lahapm Si Jonaha.

Tetapi tokoh yang paling terkenal adalah Kebayan, yang terdapat dalam sastra Sunda.

Cerita jenaka yang berisikan kejadian lucu yang terjadi pada masa lalu, terbagi menjadi dua jenis yaitu cerita jenaka tempatan dan cerita jenaka pengaruh asing atau luar.

Beberapa contoh cerita jenaka dari buku 360 Cerita Jenaka Nasruddin Hoja: Sang Mullah yang Mendunia (2001) oleh Irwan Winardi, sebagai berikut:

Suatu hari, Nasruddin beli lidah kambing di pasar. Dalam perjalanan dia bertemu dengan seorang temannya.

"Akan kamu masak apa lidah itu?" tanyanya.
"Seperti biasa," jawab Nasruddin.
"Kalau kamu mau, aku bisa mengajarimu cara memasaknya yang lebih enak,"
"Baiklah, tetapi tulisa saja di kertas cara-cara memasak yang akan kamu ajarkan itu. Aku akan membacanya dan mempraktikkannya di rumah nanti," kata Nasruddin.

Setelah menerima resep makanan, Nasruddin meneruskan perjalanan pulang dengan hati gembira. Ia kinni akan memakan masakan yang lebih lezat dibanding bisanya.

Namun, tiba-tiba seekor elang turun dan menyambar bungkusan lidah kambing dari tangannya, kemudian terbang tinggi lagi. Sejenak Nasruddin kaget. Tetapi dia tidak terlihat sedih. Dia ambil resep dari saku bajunya lalu diacungkannya kepada elang seraya berteriak:

"Percuma, kamu tidak akan bisa memakannya! Resepnya ada padaku!"

Baca juga: Tokoh dalam Cerita: Protagonis, Antagonis, Tritagonis, dan Figuran

Nasruddin memang suka berjalan-jalan sepanjang jalan di kotanya. Dalam berjalan-jalan itu ia suka melihat ke sana kemari, kalau-kalau ia bisa menemukan sesuatu yang berharga.

Ditengah jalan dilihatnya ada benda yang berkilauan. Segera saja ia mempercepat langkahnya mendekati benda itu lalu mengambilnya. Ia melihat benda itu dengan teliti dan ternyata sebuah cermin.

Ketika ia melihat wajahnya sedniri itu Nasruddin diam sejenak dan akhirnya berkata, "Memang sungguh buruk rupa benda ini. Tak mengherankan apabila si empunya membuangnya."

Sambil berkata demikian Nasruddin pun membuang kembali cermin itu dan berlalu.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi