Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1904 Hingga 1949

Baca di App
Lihat Foto
Tropenmuseum
Daftar Gubernur Jenderal VOC
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Gubernur Jenderal Hindia Belanda bertugas untuk mengelola kongsi dagang VOC. Gubernur jenderal juga merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Belanda.

Banyak gubernur jenderal yang dipilih dan ditugaskan di Hindia Belanda. Sebagian dari mereka berjasa dalam perkembangan teknologi di Indonesia. Salah satunya ialah teknologi kereta api dan telepon.

Indonesia telah merdeka secara resmi pada 17 Agustus 1945. Namun, hal ini tetap tidak menyurutkan niat Belanda atau VOC dalam menguasai Indonesia.

Pemerintah Indonesia saat itu telah melakukan berbagai upaya diplomasi. Upaya ini dilakukan melalui Perjanjian Linggarjati, Perjanjian Renville, Perjanjian Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar.

Oleh karena Belanda tidak mau mengakui kedaulatan atau kemerdekaan Indonesia, maka Gubernur Jenderal Hindia Belanda masih terus ditugaskan oleh VOC atau Belanda hingga 1949.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berhentinya tugas Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1949 beriringan dengan isi Konferensi Meja Bundar, yang mana salah satu poinnya ialah Indonesia harus mendapat pengakuan kedaulatan paling lambat 30 Desember 1949.

Baca juga: Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1875 hingga 1904

Siapa sajakah Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1904 hingga 1949? Berikut adalah penjelasannya yang dilansir dari situs Encyclopedia Jakarta dan Dinas Pariwisata Jakarta:

Gubernur Jenderal Johannes Benedictus van Heutsz (1904-1909)

Ia dilahirkan di Coevorden, Belanda pada 1851 dan meninggal di Montreux, Swiss pada 1924. Ia mengawali karirnya di Hindia Belanda sebagai subaltern atau bawahan yang dikirim ke Aceh pada 1873.

Setelah beberapa tahun, ia dengan cepat naik jabatan dan memegang peranan penting. Salah satunya ialah menjadi Gubernur Militer dan Sipil Aceh, yang mengharuskannya untuk menghadapi Perang Aceh dari 1898 hingga 1903.

Salah satu alasan pengangkatan Van Heutsz menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda ialah jasanya dalam memerangi perlawanan rakyat Aceh.

Selain itu, Van Heutsz dikenal piawai dalam mengatasi berbagai permasalahan di Hindia Belanda, maka dari itu ia dipercaya untuk memegang jabatan tertinggi di Hindia Belanda, yakni gubernur jenderal.

Gubernur Jenderal Alexander Willem Frederik Idenburg (1909-1916)

Alexander Willem Frederik Idenburg dilahirkan pada 1861 di Rotterdam dan meninggal di De Haag pada 1935. Ia mulai menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 18 Desember 1909 hingga 21 Maret 1916.

Ia merupakan seorang politikus Belanda dan pernah menjabat sebagai Gubernur Suriname pada 1905 hingga 1908. Setelah itu, ia dipindahkan ke Hindia Belanda.

Gubernur Jenderal Johan Paul van Limburg Stirum (1916-1921)

Johan Paul van Limburg Stirum dilahirkan di Zwolle pada 1873 dan meninggal di Den Haag pada 1748. Ia pernah mendirikan Comite Indie Weerbar pada 1916, komite ini bertujuan untuk meningkatkan pertahanan Hindia Belanda.

Setelah itu pada 1918, ia mendirikan dan meresmikan Dewan Rakyat atau Volksraad. Anggota Dewan Rakyat dipilih dan diangkat secara langsung oleh gubernur jenderal.

Gubernur Jenderal Dirk Fock (1921-1926)

Dirk Fock dilahirkan di Wijk bij Duurstede pada 1858 dan ia meninggal di Den Haag pada 1941. Ia merupakan politikus Belanda dan seorang diplomat.

Sama seperti Frederik Idenburg, Dirk Fock juga pernah menjabat sebagai Gubernur Suriname pada 1908 hingga 1911. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat pada 1917 hingga 1921.

Gubernur Jenderal Andries Cornelis Dirk de Graeff (1926-1931)

Andries Cornelis Dirk de Graeff dilahirkan di Den Haag, Belanda pada 1872 dan meninggal di Den Haag pada 1957. Ia menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 7 September 1926 hingga 11 September 1931.

Setelah menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Dirk de Graeff diangkat menadi Menteri Luar Negeri Belanda untuk Urusan Luar Negeri, pada 1936 serta 1937.

Gubernur Jenderal Bonifacius Cornelis de Jonge (1931-1936)

Bonifacius Cornelis de Jonge dilahirkan di Den Haag, Belanda pada 1875 dan meninggal di Zeist, Belanda pada 1958. Ia dikenal sebagai sosok otoriter dan tidak mau mendengarkan kritik.

Selama masa kepemimpinannya sebagai gubernur jenderal, ia sangat keras terhadap gerakan Kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya itu, ia juga tidak segan untuk melakukan pembredelan berbagai media cetak yang mendukung gerakan Kemerdekaan Indonesia.

Gubernur Jenderal Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (1936-1942)

Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dilahirkan di Groningen pada 1888 dan meninggal pada 1978 di Wassenaar. Ia merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-69.

Sebelum menjadi gubernur jenderal, ia pernah menjabat sebagai Duta Besar di Brusel pada 1936. Selama masa kepemimpinannya sebagai gubernur jenderal, ia dikenal berhasil menyehatkan kondisi ekonomi setelah terjadi krisis bertahun-tahun. Pada 1939, Starkenborgh Stachouwe meresmikan Museum Batavia atau yang sekarang dikenal dengan Museum Wayang.

Pelaksana Gubernur Jenderal Hubertus Johannes van Mook (1942-1949)

Johannes van Mook dilahirkan di Semarang pada 1894 dan meninggal di Perancis pada 1965. Pada masa kepemipinannya, Hindia Belanda diserang oleh Jepang. Maka secara de facto ia masih menjadi Pelaksana Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Ia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Rakyat, Direktur Departemen Perekonomian dan Menteri Jajahan Belanda. Saat Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Van Mook melarikan diri ke London dan menjabat sebagai Menteri Jajahan.

Ia mendapatkan kembali jabatannya sebagai gubernur jenderal pada 1944. Saat itu markas gubernur jenderal berada di Brisbane, Australia.

Komisioner Tinggi Jenderal Louis Joseph Maria Beel (1948-1949)

Louis Joseph Maria Beel dilahirkan di Roemond pada 1902 dan meninggal di Utrecht pada 1977. Sebenarnya Maria Beel bukanlah seorang gubernur jenderal, namun seorang Komisioner Tinggi atau Hoge Commissaris sebagai perwakilan Belanda di Indonesia.

Komisioner Tinggi Antonius Hermanus Johannes Lovink (Mei 1949-Desember 1949)

Antonius Hermanus Johannes Lovink dilahirkan di Den Haag, Belanda pada 1902 dan meninggal di Kanada pada 1995. Ia merupakan penguasa Belanda terakhir di Hindia Belanda sebagai Komisioner Tinggi. Ia menjabat di Hindia Belanda hingga kedaulatan Indonesia diakui Belanda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi