Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Reog Ponorogo, Kisah Melamar Putri Kediri hingga Media Dakwah

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Ika Fitriana
Kesenian Reog Ponorogo memeriahkan kirab Waisak 2561 BE/2017 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (10/5/2017).
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Reog merupakan salah satu bentuk tarian massal yang berasal dari Kabupaten Ponorogo. Biasanya ditarikan dengan tokoh, peran, dan cerita yang berbeda-beda.

Tarian ini biasa dibawakan pada acara malan satu Suro, malam bulan purnjama, hari jadi Ponorogo, hari besar nasional, serta penyambutan tamu-tamu negara.

Sejarah tari Reog

Dalam buku Babad Ponorogo I-VIII (1984) oleh Purwowijoyo, Ponorogo didirikan tahun 1486 oleh Raden Katong yang masih keturunan Raja Brawijaya V.

Sebelum diperintah Raden Katong, Ponorogo merupakan kademangan Wengker dengan Raja Klana Sewandana dan patih Klana Wijaya yang sakti.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tari Remo, Bertema Keprajuritan dari jawa Timur

Cerita Reog Ponorogo memiliki beberapa versi cerita, yaitu:

Kelana Sewandana Raja Bantarangin melamar putri raja Kediri Dewi Sanggalangit. Salah satu syaratnya adalah Kelana harus mengalahkan Singa Barong yang ada di Alas Roban.

Untuk mengalihkan perhatian Singa Barong, Kelana membanting sumping telinganya dan berubah menjadi dua burung merak yang indah.

Ketika Singa Barong terpesona dengan Merak, Kelana kemudian mencambukkan Pecut Saman dan berhasil mengalahkan Singa Barong.

Ki Ageng Kutu merupakan abdi raha Brawijaya V yang meninggalkan Majapahit, karena raja tidak bisa menguasai kerajaan dan lebih dikuasai istrinya.

Ki Ageng Kutu kemudian mendirikan pedepokan Surukebung dan melatih pemuda ilmu kanuragan dengan permainan barongan.

Baca juga: Tari Bambangan Cakil, Mengisahkan Perang Kembang dalam Cerita Wayang

Brawijaya V yang menggangap Ki Ageng Kutu mbalelo, kemudian mengutus Raden Katong untuk menakklukan dan berhasil. Akhirnya Raden Katong diserahi tanah perdikan Wengker.

Sebelum Raden Katong menguasai Wengker, Ki Ageng Kutu menciptakan barongan untuk para warok. Setelah Ki Ageng Kutu dikalahkan, Raden Katong melestarikan barongan sebagai media dakwah Islam. Karena Raden Katong merupakan penyebar Islam pertama kali di Ponorogo.

Barongan yang dimiliki warok sekarang menjadi milik masyarakat Ponorogo dan berganti nama menjadi Reog. Kata reog berasal dari kata riyokun artinya khusnul khatimah.

Pementasan Reog

Berdasarkan buku Reog Ponorogo (2015) karya Herry Lisbijanto, jumlah pemain tari Reog sebanyak 17 orang, terdiri dari:

  1. Singo Barong, sebanyak 1-2 orang
  2. Pujangga Anom atau Bujanganong, teridri 1-2 orang
  3. Raja Klono Sewandono, satu orang
  4. Sekelompok jathilan, bioasanya enam orang
  5. Warok, terdiri dari tujuh orang

Baca juga: Tari Merak, Terinspirasi dari Keindahan Burung Merak

Tari Reog terdiri dari beberapa rangkaian tarian, yaitu:

  • Tarian pembuka

Pada Reog tradisional dibuka dengan tari jaran kepang atau jathilan, yang biasanya diperankan oleh laki-laki atau perempuan yang berdandan seperti laki-laki. 

  • Tari inti

Setelah pembukaan selesai, kemudian tari inti yang disesuaikan dengan kondisi acara yang diadakan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka cerita yang dibawa adalah percintaan.

Jika hajatan biasanya menceritakan perjuangan atau pendekar. Adegan dalam tari ini biasanya tidak mengikuti skenario. Namun, mengandalkan interaksi antara pemain dan dalang.

  • Tari penutup

Adegan terakhir adalang Singa Barong, di mana penari menggunakan topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota dari buku Merak dan mempertontonkan keperkasaan barong dalam mengangkut dadak merak seberat 50 kilogram.

Baca juga: Tari Rangguk, Mencerminkan Sifat Kebersamaan Masyarakat Jambi

Musik pengiring tari Reog

Musik pengiring terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok penyanyi yang terdiri dari dua orang dan menyanyikan lagu daerah, serta kelompok instrumental gamelan yang terdiri dari:

  1. Dua orang penabuh gendang
  2. Satu orang penabuh ketipung atau gendang terusan
  3. Dua orang peniup slompret
  4. Dua orang penabuh kenong
  5. Satu orang penabuh gong
  6. Dua orang pemain angklung

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi