Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Akulturasi Budaya Indonesia dengan Bangsa Tiongkok

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA
Kemegahan Klenteng Sam Poo Kong saksi sejarah keberagaman masyarakat Kota Semarang
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Akulturasi merupakan proses perpaduan dua budaya atau lebih, sehingga melahirkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur budaya lama.

Akulturasi bisa terjadi dalam konteks kebudayaan daerah atau antara kebudayaan daerah dengan kebudayaan asing. Akulturasi juga bisa terjadi dalam berbagai bidang, seperti gaya berpakaian, kuliner, dan lain sebagainya.

Dalam proses perpaduan budaya atau akulturasi, waktu yang dibutuhkan cukup lama. Hal ini dikarenakan tidak semua unsur budaya, khususnya budaya asing, dapat langsung diterima oleh masyarakat suatu daerah.

Alasan lainnya, karena budaya lama sukar diganti dengan hasil akulturasi atau kebudayaan baru. Faktor masyarakat sangatlah berpengaruh pada jangka waktu proses akulturasi. Misalnya sikap kelompok masyarakat dalam menerima kebudayaan baru.

Baca juga: Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akulturasi budaya Indonesia dengan Bangsa Tiongkok

Akulturasi budaya terjadi ketika adanya perpaduan antar dua kebudayaan atau lebih, sehingga menghasilkan kebudayaan baru. Bentuk akulturasi bisa dilihat dengan mudah di Indonesia.

Salah satu contohnya ialah akulturasi budaya Indonesia dengan Bangsa Tiongkok. Proses akulturasi ini sudah berjalan sejak dahulu kala dan hingga saat ini hasilnya masih bisa dinikmati dan dilihat.

Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), diperkirakan proses akulturasi budaya Indonesia dengan Tiongkok, terjadi saat orang Tionghoa datang ke Indonesia untuk berdagang.

Seiring berjalannya waktu, para pedagang Tionghoa tidak hanya menjual atau membeli hasil bumi. Namun, juga turut menyebarkan budaya mereka, sehingga proses akulturasi dengan budaya lokal Indonesia tidak dapat dihindari.

Baca juga: Masjid Menara Kudus, Bentuk Akulturasi Budaya

Contoh akulturasi budaya Indonesia dengan Bangsa Tiongkok

Proses akulturasi budaya Indonesia dengan Bangsa Tiongkok terjadi dalam berbagai bidang. Tahukah kamu apa sajakah contohnya?

Akulturasi budaya Indonesia dengan Tiongkok melahirkan gaya arsitektur bangunan yang bercorak Cina-Indonesia. Gaya arsitektur ini bisa dengan mudah ditemui pada tempat peribadatan, sekolah hingga rumah penduduk.

Menurut Dwi Ratna Nurhajarini, dkk dalam buku Akulturasi Lintas Zaman di Lasem: Perspektif Sejarah dan Budaya (Kurun Niaga-Sekarang), Kota Lasem, Rembang, Jawa Tengah, merupakan salah satu contoh nyata bentuk akulturasi budaya Indonesia dengan Tiongkok, dalam bidang arsitektur bangunan.

Bahkan tidak mengherankan jika Lasem dijuluki sebagai 'Tiongkok Kecil'. Karena mayoritas bangunan, seperti kelenteng, tempat tinggal serta sekolah di Lasem dan Rembang, memiliki corak Cina-Indonesia.

Umumnya gaya arsitektur bangunannya tua dan memiliki pagar bertembok tinggi, yang merupakan salah satu ciri khas bangunan Cina. Selain itu, biasanya rumah di Lasem dan Rembang memiliki pekarangan yang sangat luas.

 

  • Kuliner

Akulturasi budaya Indonesia dengan Tiongkok melahirkan keberagaman jenis kuliner. Salah satu contohnya ialah Lontong Cap Go Meh. Makanan ini disantap saat perayaan Cap Go Meh.

Selain itu, juga ada bakso yang ternyata berasal dari Bahasa Hokkien, yakni bahso. Artinya daging giling atau daging yang dihaluskan. Contoh akulturasi lainnya terletak pada menjamurnya Chinese food di Indonesia, seperti kwetiau, bakmi, capcai, nasi goreng, dan lain sebagainya.

Baca juga: Sejarah Musik Gambang Kromong

  • Kesenian

Akulturasi budaya Indonesia dengan Tiongkok melahirkan kesenian yang sangat beragam. Contohnya Wayang Potehi, wayang boneka yang terbuat dari kain. Selain itu, juga ada Barongsai yang sering disaksikan saat perayaan Imlek.

Gambang Kromong juga menjadi salah satu contoh akulturasi budaya Indonesia dengan Tiongkok. Dilansir dari situs Dinas Pariwisata Jakarta, kesenian Gambang Kromong memadukan dua jenis alat musik yang berbeda, yakni dari Tiongkok dan Indonesia.

Tehyan, Kongahyan dan Sukong merupakan contoh alat musik Tionghoa yang sering digunakan dalam kesenian Gambang Kromong. Sedangkan untuk alat musik Indonesia, sering menggunakan gendang, kempul, gong, kecrek, ningnong dan gong enam.

  • Gaya berpakaian atau busana

Akulturasi budaya Indonesia dengan Tiongkok melahirkan busana dengan ciri khas motif atau modelnya. Contohnya batik Lasem Cina, yang mudah ditemukan di Lasem, Rembang, Jawa Tengah.

Busana batik ini memadukan motif pakaian Tiongkok dengan karakteristik atau model batik di Indonesia. Misalnya motif naga yang dipadukan dengan motif batik Jawa, dan lain sebagainya.

Contoh lain akulturasi budaya Indonesia dengan Tiongkok dalam ranah busana ialah model baju koko Cina yang biasanya digunakan oleh kelompok masyarakat Muslim-Tionghoa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi