KOMPAS.com - Tari Maengket salah satu tari tradisional suku Minahasa di Sulawesi Utara. Tari Maengket awalnya menjadi tarian ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen yang baik.
Kemudian dalam perkembangannya, tarian ini tidak hanya ditarikan pada saat usai panen, melainkan juga acara-acara lain, seperti pesta pernikahan, festival seni tari, dan lainnya.
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, kata maengket berasal dari tradisi budaya gotong royong di Minahasa dalam kegiatan sehari-hari, terutama saat bercocok tanam.
Seiring berkembangnya zaman, maengket diartikan sebagai seni bernyanyi sambil menari dengan mengungkapkan sastra daerah yang dilakukan oleh sekelompok orang.
Baca juga: Tari Malulo, Tarian Persahabatan Khas Sulawesi Tenggara
Karena tari Maengket ditarikan pada beberapa acara adat di Minahasa, maka terdapat tiga jenis atau babak dalam tarian. Jenis tari Maengket terbagi menjadi:
- Maowey Kamberu, dilaksanakan pada saat upacara pengucapan rasa syukur karena hasil panen yang berlimpah. Biasanya dilaksanakan di lapangan dengan syair dan irama puji-pujian kepada Tuhan.
- Rumambak, ditarikan pada saat warga Minahasa akan menempati rumah baru. Dilaksanakan di halaman rumah tersebut.
- Lalayaan, berfungsi sebagai hiburan. Lalayaan menceritakan seorang laki-laki yang merayi perempuan dengan meletakan lenso (sapu tangan) di atas bahu penari perempuan.
Pertunjukan tari Maengket
Dalam buku Teks Lagu dan Sastra Tari maengket dan Koreografi (2010) oleh Titus Loho dan Nico Rau, gerakan tari Maengket menyesuaikan tema dan lagu. Hal ini karena tarian Maengket belum ada arti secara spesifik.
Baca juga: Tari Balumpa, Tari Penyambutan Tamu dari Sulawesi Tenggara
Tarian Maengket yang berfungsi untuk ucapan terima kasih kepada Tuhan, formasi gerakan di awali dengan penari laki-laki membentuk barisan setengah lingkaran dan penari wanita berada di depan penari laki-laki.
Sedangkan tari Maengket untuk hiburan, penari laki-laki dan perempuan saling bergandengan tangan dan berhadapan sambil mengerling.
Kostum tari Maengket
Tari Maengket ditampilan sebanyak 20-30 penari laki-laki dan wanita secara berpasangan dan ada satu penari perempuan sebagai pemandu.
Umumnya pakaian yang digunakan adalah baju tradisional khas Minahasa dengan warna cerah, seperti merah muda, kuning, hijau, putih, maupun biru.
Untuk penari perempuan menggunakan atasan kebaya, bawahan rok atau sarung tenun khas Minahasa, konde pungkan, dan bunga. Biasanya ditambah aksesori kalung dan anting-anting.
Sedangkan penari pria mengenakan Baniang (naju adat Minahasa) untuk atasan dan bawahan celana. Dilengkapi topi dan ikat pinggang.
Baca juga: Tari Peule Cinde, Tarian Selamat Datang di Sulawesi Tengah
Baik penari perempuan maupun laki-laki membawa lenso atau sapu tangan untuk atribut tarian.
Iringan tari Maengket menggunakan alat musik tambur, tetengkoren, dan bonang. Selain sebagai iringan musik, alat ini digunakan untuk mengarahkan tarian Maengket.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.