Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barong Tagalog dan Baro't Saya, Pakaian Tradisional Filipina

Baca di App
Lihat Foto
wikimedia.org/Markytour777
Ilustrasi baju Barong Tagalog (pria)
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Gaya pakaian Filipin dimulai masa abad ke-8 sampai abad ke-15. Di mana pelaut-pelaut Melayu menetap di bagian selatan Kepulauan Filipin dan meninggalkan pengaruh budayanya.

Tak haya pelaut Melayu saja, melainkan juga pedagang-pedagang China, Kamboja, Thailand, Jawa, India, Persia, dan Arabia juga singgah di Filipina.

Masing-masing negara tersebut kemudian memberikan pengaruh budaya di Filipina, hingga ke pakaian tradisionalnya.

Baju tradisional Filipina untuk laki-laki adalah Barong Tagalong. Sedangkan untuk wanita mengenakan Baro't Saya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam buku Barangay: Sixteenth Century Philippine Culture and Society (1994) oleh William Henry, Barong Tagalog adalah kemeja formal lengan panjang bersumlam.

Baca juga: Baju Melayu dan Kurung, Pakaian Tradisional Malaysia

Barong Tagalog memadukan eleman dari gaya pakaian asli Filipina dan Spanyol. Secara tradisional, Barong Tagalog terbuat dari serat nanas dan kayu yang ditenun tipis.

Meskipun saat ini penggunaan sutra, rami, atau poliester juga digunakan untuk Barong Tagalog, pembuatan tradisional masih bisa ditemui di Filipina.

Untuk menggunakan Barong Tagalog harus dilengkapi dengan baju dalaman karena umunya Barong Tagalog adalah baju yang tipis dan tembus pandang. Baju tersebut dipadukan dengan celana dan sepatu resmi.

Sedangkan untuk pakaian tradisional Filipina perempuan adalah Baro't Saya yang artinya kemeja dan rok. Baju ini terdiri dari blus, rok panjang, sapu tangan dan kain persegi panjang yang dililitkan di atas rok.

Baca juga: Baju Sampot dan Krama, Pakaian Tradisional Kamboja

Varian baju Filipina

Dalam jurnal Clothing and the colonial culture of appearances in nineteenth century Spanish Philippines (1820–1896) (2014) oleh Stephanie Marie, Filipina memiliki varian lain, seperti:

Baju panjang yang lurus, dengan lengan seperti kupu-kupu dan tapis. Tapis yaitu kain yang melilit di pinggul. Baju ini dari serat acaba yang disebut pibukpak atau halibo.

Baju ini bisa dipanjangkan atau dipendekkan. Bagian atas terdiri dari blous dengan lengan kupu-kupu, selendang di bahu kiri, sedang bagian bawah disebut maskota.

Patadyong pendek biasanya dipakai pada tarian Tinikling. Sedangkan Patadyong panjang dipakai sehari-hari oleh perempuan di zaman dahulu.

Maria Clara mendapat pengaruh dari gaya Spanyol karena perannya dalam novel Noli me Tangere yang ditulis oleh Yose Rizal, pahlawan nasional Filipina.

Menurut tradisi, baju ini dibuat dari brokat atau satun yang terdiri dair lengan yang bergelembung dari bahu sampai pergelangan tangan.

Baca juga: Baju Kurung, Pakaian Tradisional Brunei Darussalam

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi