Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Perjanjian Linggarjati Merugikan Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
SENDY ADITYA SAPUTRA
Gedung Perundingan Linggarjati di Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Dalam Perjanjian Linggarjati, Belanda hanya mau mengakui Pulau Jawa, Madura dan Sumatera sebagai daerah kedaulatan Indonesia. Hasil perjanjian ini sangatlah merugikan pihak Indonesia dan menguntungkan pihak Belanda.

Perjanjian atau Perundingan Linggarjati ditandatangani pada 25 Maret 1947 di Jakarta. Pihak Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, sedangkan Belanda diwakili oleh Wim Schermerhorn.

Sesuai dengan namanya, Perjanjian Linggarjati dilakukan di daerah Linggarjati, Cirebon, Jawa Barat. Perundingan ini sudah terjadi sejak 15 November 1946, namun baru disetujui oleh kedua pihak pada 25 Maret 1947.

Baca juga: Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, Perjanjian Linggarjati memiliki empat hasil utama, yakni:

  1. Belanda mengakui secara de facto tiga wilayah Indonesia, yaitu Jawa, Madura dan Sumatera.
  2. Belanda dan Indonesia sepakat untuk membentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berdaulat, demokratis, serta federal.
  3. Belanda dan Indonesia akan membentuk Uni Belanda-Indonesia atau negara persemakmuran dengan Ratu Belanda sebagai pemimpinnya.
  4. Belanda harus meninggalkan wilayah Indonesia paling lambat 1 Januari 1949.

Perjanjian Linggarjati merugikan Indonesia

Oleh karena perselisihan antara Indonesia dan Belanda masih berlanjut, Inggris memutuskan untuk mengajak kedua pihak negara ini saling berunding dan membuat perjanjian.

Pada satu sisi, Indonesia semakin kuat karena mendapat pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia. Namun, di sisi lainnya, Indonesia sangat dirugikan dengan hasil Perjanjian Linggarjati. Berikut kerugian Indonesia: 

  1. Belanda hanya bersedia mengakui secara de facto Pulau Jawa, Madura dan Sumatera sebagai daerah kedaulatan atau kekuasaan Indonesia. Hal ini membuat kedaulatan Indonesia semakin sempit 
  2. Kekuasaan Belanda di Indonesia masih sangat besar, sehingga Indonesia belum sepenuhnya mendapat pengakuan kedaulatan dari Belanda. 
  3. Perjanjian Linggarjati tidak menyelesaikan konflik. Hal ini terlihat dari adanya serangan Belanda melalui Agresi Militer Belanda I. 

Baca juga: Tokoh Perjanjian Linggarjati

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), beberapa bulan setelah Perjanjian Linggarjati ditandatangani, Belanda mengingkarinya dengan melakukan Agresi Militer Belanda I. Alasannya karena ingin menjadikan Indonesia sebagai Negara Persemakmuran.

Belanda melakukan agresi militernya ke daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera. Hal ini turut diikuti dengan gerakan perlawanan di berbagai daerah di Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi