Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Unik Rafflesia Arnoldii, Bunga Tunggal Terbesar di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/ADHITYA RAMADHAN
Bunga Rafflesia arnoldii mekar di hutan Cagar Alam Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, Rabu (15/5/2013). Setiap kali ada bunga raflesia mekar di hutan yang dibelah Jalan Raya Bengkulu-Kepahiang itu selalu menarik perhatian wisatawan dan warga.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Rafflesia arnoldii ditemukan pertama kali pada 1818, oleh dua pria asal Inggris bernama Dr. Joseph Arnold dan Sir Thomas Stamford Raffles, di hutan tropis Sumatera.

Diperkirakan ada 33 spesies bunga Rafflesia di seluruh dunia, 14 di antaranya tumbuh di Indonesia yang mana 11 jenisnya tumbuh di Pulau Sumatera. Selain tumbuh di Indonesia, bunga ini juga ditemukan tumbuh di Semenanjung Malaya, Thailand dan Filipina.

Agar lebih mengenal Rafflesia arnoldii, mari kita simak beberapa fakta unik tentang bunga ini.

Bunga tunggal terbesar di dunia

Melansir dari Library of Congress (loc.gov), bunga Raffllesia arnoldii dikenal sebagai bunga tunggal terbesar di dunia. Bunga ini memiliki kisaran diameter 70 hingga 110 sentimeter. Beratnya bisa mencapai 10 kilogram.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rafflesia arnoldii bisa ditemukan di ketinggian 35 hingga 600 meter di atas permukaan air laut. Menurut Agus Susatya dalam buku Rafflesia: Pesona Bunga Terbesar di Dunia (2011), bunga ini biasanya berwarna oranye hingga oranye tua.

Baca juga: Mariana Snailfish, Penghuni Palung Mariana

Ada lima kelopak bunga di setiap tanaman ini dan pada setiap bagian kelopaknya ditemui bercak kecil dan bercak besar berwarna putih serta oranye muda. Kira-kira jumlah keseluruhannya sekitar 15 buah.

Tidak memiliki klorofil

Dikutip dari Easy Science for Kids, bunga Rafflesia arnoldii tidak memiliki klorofil seperti tumbuhan lainnya. Bunga ini tidak bisa melakukan dan mendapatkan makanannya dari proses fotosintesis.

Rafflesia termasuk dalam tanaman parasit. Artinya dalam mendapatkan sumber makanan seperti air dan nutrisi, bunga ini menggantungkan hidupnya pada tanaman inangnya. 

Tidak punya batang, akar dan daun

Alasan kenapa

tidak bisa berfotosintesis ialah karena tidak memiliki daun, batang dan akar. Bunga ini hidup menempel pada tanaman inangnya, sama seperti tumbuhan pasit lainnya.

Akar yang dimiliki tumbuhan ini merupakan akar semu. Fungsinya untuk menempel dan menyerap nutrisi dari pohon inangnya. Walau tidak memiliki daun, akar dan batang, tanaman ini memiliki buah dan biji yang cukup besar.

Baca juga: Mengenal Fungsi Gading pada Gajah

Buah tersebut dihasilkan dari penyerbukan bunga Rafflesia arnoldii jantan dan betina. Bentuknya bulat dengan diameter 12 hingga 15 sentimeter.

Berbau busuk

Ciri khas utama dari Rafflesia arnoldii ialah baunya yang busuk. Jika digambarkan, aromanya mirip seperti daging busuk saat bunga ini mekar. 

Uniknya bau busuk ini justru menarik perhatian lalat bangkai dan membantu proses penyerbukannya. Karena baunya sangat busuk, Rafflesia arnoldii sering dijuluki bunga bangkai.

Rafflesia arnoldii membutuhkan waktu sekitar 9 bulan untuk tumbuh besar. Namun, sayangnya bunga ini hanya memiliki masa mekar atau hidup yang pendek. Bunga ini hanya bisa mekar sekitar lima hingga tujuh hari.

Setelah itu, Rafflesia arnoldii akan layu dan mati. Bahkan sebelum mekar pun, bunga ini bisa mati jika tanaman inangnya juga mati karena tidak mendapat pasokan air dan nutrisi yang cukup.

Baca juga: Ciri-ciri Bunga Matahari dan Manfaatnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi