Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock.com
Ilustrasi persatuan Indonesia
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Negara Indonesia memiliki lambang negara berupa burung Garuda dengan perisai yang berisikan Pancasila.

Di bawah lambang tertulis semboyan negara di atas pita putih yang dicengkram oleh cakar burung Garuda.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 66 tahun 1951 tentang Lambang Negara, semboyan tersebut ditulis dalam bahasa Jawa kuno yang berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika” dengan arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah semboyan bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika dimulai sekitar abad ke-14 pada masa Kerajaan Majapahit.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam kitab kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular yang digubah pada masa kekuasaan Raja Rajasanagara Majapahit yang tersohor yaitu Hayam Wuruk.

Baca juga: Fungsi Bhinneka Tunggal Ika

Dalam kakawin Sutasoma, Mpu Tantular membuat kita tersebut sebagai titik temu agama-agama yang berbeda di Nusantara.

Kakawin mpu tantular mengajarkan toleransi antar agama dan menjadi ajaran yang dianut oleh pemeluk agama Hindu dan Buddha.

Frasa Bhinneka Tunggal Ika dimuat dalam tulisan berjudul Verspreide Geschriften yang dtulis oleh seorang orientalis ahli bahasa Belanda bernama Johan Hendrik Casper Kern.

Tulisan Hendrik Kern tersebut dibaca oleh Mohammad Yamin sekitar tujuh abad setelah kakawin Sutasoma dibuat. Moh Yamin kemudian membawa frasa tersebut pada sidang BPUPKI pertama (29 Mei hingga 1 Juni 1945).

Dilansir dari situs resmi Republik Indonesia, Moh Yamin menyebut frasa Bhinneka Tunggal Ika, lalu I Gusti Bagus Sugriwa sontak meneruskan frasa tersebut dengan “Tan hana dharma mangrwa” yang berarti tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Menurut Mohammad Hatta, semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga diusulkan oleh Soekarno saat perancangan simbol negara Garuda Pancasila.

Baca juga: Arti Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika kemudian dimasukkan ke dalam Garuda Pancasila. Dilansir dari Ditjen Kebudayaan Republik Indonesia, lambang negara dirancang oleh Sultan Hamid II atau Syarif Abdul Hamid Alkadrie dan diumumkan ke publik pada tanggal 15 febuari 1950.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dianggap mewakili pandangan negara Indonesia dan dapat memperteguh kedaulatan bangsa. Menyatukan masyarakat Indonesia yang berbeda-beda menjadi satu kedaulatan negara Indonesia tanpa adanya diskriminasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi