Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Banjar Khas Kalimantan Selatan

Baca di App
Lihat Foto
Youtube/SmartPoint TV
[Tangkapan Layar] Rumah Banjar Khas Kalimantan Selatan
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Suku Banjar merupakan salah satu subsuku yang mendiami Kalimantan Selatan sebagai kampung halamannya. Suku Banjar merupakan suku percampuran antara Suku Dayak bukit dengan Suku Melayu suku-suku lainnya yang mendatangi Kalimantan Selatan.

Nama banjar memiliki arti meletakkan pancing untuk menangkap ikan, cocok dengan orang Suku Banjar yang pada umumnya menangkap ikan dan bertani untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Suku Banjar Kalimantan Selatan memiliki dua jenis rumah adat yaitu Rumah Bumbungan Tinggi dan Rumah Gajah Baliku.

Keduanya dipengaruhi oleh percampuran budaya dari imigran yang masuk ke Kalimantan Selatan. Hingga saat ini kedua rumah tersebut masih bisa ditemukan dan ditinggali oleh pemiliknya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karakteristik Rumah Banjar

Pada umumnya rumah banjar memiliki karakteristik yang serupa. Rumah Banjar adalah rumah panggung yang terbuat dari kayu dengan ketinggian sekitar 1,5 hinga 2,5 meter diatas permukaan tanah.

Dilansir dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, atap Banjar menjulang dengan kemiringan 45 derajat, atap bagian depan disebut sindang langit dan atap bagian belakang disebut hambin awan.

Baca juga: 65 Nama Tari di Indonesia dan Asal Daerahnya

Pada dasarnya, rumah banjar berbentuk persegi panjang dengan dua buah anjungan disebelah kanan dan kiri rumah. Rumah dilengkapi dengan tangga dengan jumlah anak tangga ganjil.

Dahliani dalam jurnal berjudul Eksistensi Rumah Tradisional Banjar Sebagai Identitas Kawasan Bersejarah di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin menyebutkan Rumah Banjar memiliki dua buah pintu atau pintu kembar yang keduanya dibatasi dengan dinding penghalang bernama tawing halat.

Rumah Banjar dibuat dengan kayu ulin, merupakan kayu yang sangat kuat sehingga disebut dengan kayu besi. Rumah Bubungan Tinggi dibuat dengan konstruksi yang bertujuan agar bisa berdiri kokoh dalam waktu yang sangat lama.

Ira Mentayani dalam jurnal Analisis Asal Mula Arsitektur Banjar, menjelaskan bahwa kunci konstruksinya adalah elemen tiang, balok watun, dan balok pengaku yang saling mengikat dan mengkakukan. Sehingga rumah tersebut dapat bertahan hingga lebih dari satu abad.

Jenis-jenis Rumah Banjar

Rumah Banjar memiliki banyak jenis yaitu: Rumah Bubungan Tinggi, Rumah Gajah Baliku, Rumah Gajah Manyusu, Rumah Balai Laki, Rumah Balai Bini, Rumah Palimasan, Rumah Palimbangan, Rumah Anjung Surung, Rumah Tadah Alas, dan Rumah Joglo.

Wafuirul Aqli dalam jurnal berjudul Anatomi Bubungan Tinggi Sebagai Rumah Tradisional Utama dalam kelompok Rumah Banjar, menyebutkan bahwa Rumah Bubungan Tinggi merupakan rumah istana bagi Sultan Banjar yang dihuni oleh Raja beserta para pangerannya.

Baca juga: Souraja, Rumah Adat Sulawesi Tengah

Rumah Gajah Baliku adalah rumah yang hampir mirip dengan bubungan tinggi namun lantainya tidak berjenjang dan ruang tamunya tidak menggunakan atap sindang langit. Rumah Gajah Baliku diperuntukan untuk keluarga kerajaan.

Rumah Gajah manyusu adalah rumah yang diperuntukan untuk para Nanang Kesultanan Banjar. Nanang merupakan bangsawan keturunan adipati, pahlawan Kesultanan Banjar, juga wanita keturunan kerjaan yang menikah dengan rakyat jelata.

Rumah Balai Laki merupakan rumah yang diperuntukan bagi para mantri (jabatan dengan keahlian khusus) dan juga para pengawal Sultan Banjar yang semuanya adalah laki-laki.

  • Rumah Balai Bini

Rumah Balai Bini merupakan rumah yang diperuntukan bagi putri-putri keturunan Sultan dan juga kerabat wanita Sultan Banjar.

  • Rumah Palimasan

Rumah Palimasan merupakan rumah yang dihuni oleh bendaharawan Kesultanan Banjar untuk menjaga serta mengatur kekayaan Kesultanan Banjar yang berupa emas dan perak.

Baca juga: Rumah Melayu Atap Lipat Kajang di Riau

  • Rumah Palimbangan

Rumah Palimbangan merupakan rumah yang sengaja dibuat pada masa Kesultanan Banjar yang memeluk agama Islam untuk menghormati tokoh agama dan para alim ulama. Mahmud Jauhari Ali dalam buku berjudul Mengenal Rumah Tradisional di Kalimantan menyebutkan Rumah Palimbangan terdiri dari empat pilar yang masing-masing menyimbolkan syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat dalam agama Islam.

  • Rumah Cacak Burung

Rumah cacak burung memiliki atap berbentuk pelana dengan simbol cacak burung yang merupakan tanda penolak bala orang Banjar. Rumah cacak burung dihuni oleh kebanyakan rakyat pada masa pemerintahan Kesultanan Banjar. Selain Rumah Cacak Burung, Rumah Anjung Surung, dan Rumah Tadah Alas juga digunakan oleh rakyat biasa.

  • Rumah Joglo

Rumah Joglo merupakan rumah yang mirip dengan rumah joglo jawa, tidak dicat, melainkan tetap diberi ukiran khas banjar. Rumah Joglo Banjar dihuni oleh para pedagang keturunan tionghoa untuk melakukan aktivitas perniagaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi