Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keunikan Alat Musik Dogdog, Gendang Khas Banten

Baca di App
Lihat Foto
Youtube/ DGRAFT
[Tangkapan Layar] alat musik Dogdog, gendang khas Banten
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Banten merupakan salah satu provinsi Indonesia yang terletak di wilayah paling barat Pulau Jawa.

Kondisi geografisnya membuat Banten menjadi jalur lalu lintas laut yang menghubungkan Sumatera dengan Jawa.

Letaknya yang strategis membuat Banten banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing seperti hindu, Buddha, Belanda, dan juga Islam.

Dilansir dari website resmi Pemerintah Provinsi Banten, Banten memiliki kebudayaan yang unik dimulai dari bela diri, pakaian adat, bahasa, senjata tradisional, tari, hingga alat musik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencak Silat adalah bela diri asal Banten yang telah diakui hingga mancanegara. Panca Silat sering dipentaskan dengan musik yang bertabuh-tabuh sangat semangat. Tabuhan tersebut dihasilkan dari Dogdog atau Gendang, alat musik khas Banten.

Baca juga: Alat Musik Trompet Reog Khas Jawa Timur

Gendang adalah alat musik tabuh tradisional asal Banten. Gendang berbentuk tabung kayu asimetris yang menyerupai selongsong (kosong dibagian dalamnya), biasanya menggunakan kayu nangka.

Moh Hudaeri dalam jurnal berjudul Debus di Banten Pertautan Tarekat dengan Budaya Lokal (2010) menyebutkan bagian depan gendang memiliki diameter 20 cm hingga 25 cm, sedangkan bagian belakang memiliki diameter lebih kecil yaitu sekitar 15 cm, serta panjang gendang adalah 50 cm.

Gendang memiliki dua lubang di atas dan di bawahnya. Lubang tersebut kemudian di tutup oleh kulit hewan (wangkis) yang telah direndam lalu dikeringkan, biasanya kulit kerbau atau kulit sapi.

Kulit hewan tersebut direntangkan pada lubang gendang lalu dibingkai oleh anyaman rotan (wengku). Agar kulit tak berpindah tempat dan tetap tegang, maka antar kedua wangkis dihubungkan oleh tali kulit (rarawat) dari ujung satu ke ujung lainnya.

Gendang dimainkan dengan cara ditepuk oleh telapak tangan pada kedua wangkis. Saat dipukul, gendang dapat menghasilkan suara nyari dengan nada yang bisa diatur.

Baca juga: Bende, Alat Musik Tradisional Lampung

Caranya adalah dengan mengikat tali kulit gendang (rarawat) dengan anyaman rotan yang disebut dengan simpay (ali-ali). Semakin kuat tali diikat, maka akan semakin tinggi nada yang dihasilkan gendang.

Untuk menghasilkan suara yang lebih nyaring, biasanya bagian tengah gendang dilubangi agar udara lebih mudah masuk dan keluar. Rarawat juga diikat kembali oleh tali kaki yang bisa dikencangkan untuk meninggikan nada gendang.

Gendang biasanya tidak dimainkan secara solo melainkan diiringi alat musik lain seperti suling ataupun dimainkan dengan gendang lain secara bersamaan yang disebut sebagai rampak gendang.

Rampak gendang merupakan pertunjukkan gendang yang dimainkan secara bersamaan dua orang atau lebih yang mencerminkan masyarakat sunda harmonis dan gemar gotong royong.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi