Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Alat Musik Daerah NTT

Baca di App
Lihat Foto
WIKI COMMON/ Fakhri Anindita
Alat musik sasando dimainkan oleh Jeremiah August Pah seniman musik di Rote, Nusa Tenggara Timur
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat terkenal dengan keindahan alamnya. Provinsi ini memiliki banyak kekayaan budaya, salah satunya alat musik daerah.

Alat musik yang ada di NTT ini merupakan hasil kebudayaan masyarakat tersebut. Sehingga dari masa ke masa terus berkembang hingga dikenal masyarakat Indonesia hingga mancanegara.

Apa sajakah alat musik daerah NTT?

Mengutip dari situs Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sasando menjadi salah satu alat musik daerah NTT yang sangat terkenal di Indonesia bahkan di tingkat internasional.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sasando merupakan alat musik petik yang cara memainkannya kurang lebih hampir sama seperti harpa. Sasando dimainkan dengan dipetik menggunakan kedua tangan.

Baca juga: Daftar Alat Musik Tradisional di Indonesia

 

Alat musik daerah ini memiliki jumlah senar atau dawai yang berbeda. Ada yang berjumlah 28, tetapi ada juga yang jumlahnya 58. Sasando terbuat dari bambu sebagai tempat resonansinya dan dikelilingi bantalan kayu untuk menahan senarnya.

Alat musik daerah ini berasal dari Lamanole, Flores Timur. Menurut kepercayaan warga sekitar, alat musik ini dibawa oleh Suku Maluku ke Flores Timur, sehingga tatabuang memiliki kemiripan dengan alat musik daerah Maluku, yakni totobuang.

Tatabuang dimainkan dengan cara dipukul. Cara meletakannya pun bisa digantung lalu dipukul atau diletakkan di pangkuan pemain sambil dipukul. Alat musik ini terbuat dari kayu sukun yang bagian tengahnya dihilangkan untuk resonansi.

Tambur terompet berasal dari Desa Armaba, Kecamatan Pantar Tengah. Walau bernama tambur terompet, namun alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul.

Tambur terompet terbuat dari kayu lai (kurma hutan), rotan serta kulit rusa. Alat musik ini sering digunakan dalam upacara adat serta untuk mengiringi tarian daerah Lego-Legi.

Baca juga: 5 Alat Musik Tradisional NTB

Sowito merupakan alat musik pukul yang terbuat dari bambu dan diberikan bantalan kayu setelah bagian ujungnya dicungkil. Alat musik daerah ini berasal dari Kabupaten Ngada, NTT. Sowito hanya memiliki satu jenis nada saja, sehingga saat dimainkan membutuhkan beberapa sowito.

Menurut Fiorentin Callista Shianto, dkk dalam jurnal Implementasi Konsep Timor pada Perancangan Interior Restoran di Kota Kupang – Nusa Tenggara Timur (2017), heo merupakan alat musik gesek yang memiliki empat dawai atau senar dengan nada dasar yang berbeda.

Heo terbuat dari papan kayu yang telah dilengkapi empat senar. Alat geseknya terbuat dari rangkaian ekor kuda. Cara memainkan heo sama seperti menggunakan biola pada umumnya.

Foy doa berasal dari Kabupaten Ngada, NTT. Foy doa merupakan alat musik tiup berupa suling. Terbuat dari buluh atau bambu kecil yang digabungkan satu sama lain, sehingga bisa disebut suling ganda.

Baca juga: Alat Musik Tradisional Kalimantan Utara

Alat musik ini cara memainkannya sama seperti suling pada umumnya, yakni ditiup dan lubangnya ditutup dengan jari untuk menghasilkan nada yang diinginkan. Foy doa sering dimainkan oleh anak muda dalam permainan tradisional khas NTT.

Foy pai merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Bentuknya mirip seperti angka empat dan menghasilkan nada dasar, do, re, mi, fa, sol. Foy pai sering dimainkan bersamaan dengan foy doa, sebagai alat musik pelengkap.

Alat musik tradisional ini dipercaya telah ada sejak zaman batu. Bentuknya mirip seperti busur panah, yakni lengkungan bambu yang diikat dengan tali tipis dan lebar.

Cara memainkan knobe khabetas ialah dengan mendekatkan tali tipis tersebut ke arah mulut dan meniupnya. Alat musik ini dulunya sering digunakan sebagai sarana hiburan para petani saat menunggu di sawah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi