Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolintang, Alat Musik Tradisional Sulawesi Utara

Baca di App
Lihat Foto
tribunmanadowiki.tribunnews.com
Alat musik Kolintang Sulawesi Utara
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Minahasa adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang mayoritas masyarakatnya dihuni oleh Suku Minahasa.

Suku Minahasa adalah suku yang muncul dari peleburan berbagai Suku Bangsa yang masuk ke Sulawesi Utara.

Suku Minahasa memiliki kebudayaannya sendiri dimulai dari bahasa, adat istiadat, dan kesenian seperti tari serta alat musik. Salah satu alat musik tradisional Suku Minahasa Sulawesi Utara yang sangat terkenal adalah kolintang.

Ada suatu cerita rakyat Suku Minahasa tentang asal-mula ditemukannya alat musik kolintang. Dalam suatu desa di Minahasa terdapat seorang gadis yang sangat cantik dan pandai bernyanyi bernama Lintang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suatu hari Lintang dilamar oleh Makasiga seorang pemuda dan pengukir kayu. Dilansir dari Indonesia Kaya, Lintang menerima lamaran Makasiga dengan satu syarat yaitu Makasiga harus menemukan alat musik yang bunyinya lebih merdu dari seruling emas.

Baca juga: Daftar Alat Musik Tradisional di Indonesia

 

Makasiga berhasil menemukan alat musik tersebut yaitu cikal bal dari kolintang. Kolintang atau Kulintang adalah alat musik pukul khas Suku Minahasa yang terbuat dari kayu.

Raditya Wahyu Indariayana dalam skripsi berjudul Strategi Pembelajaran Musik Kolintang Bagi lansia di Desa Nyemoh Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang (2013), menyebutkan bahwa nama kolintang berasal dari bunyi tong (nada rendah), ting )nada tinggi), dan tang (nada tengah) yang dihasilkan instrument musik tersebut.

Sehingga orang-orang Minahasa menggunakan kata tong tong tang untuk menyebut alat musik tersebut, dari situlah lahir nama Kolintang.

Kolintang terdiri dari beberapa potongan kayu yang ringan (kayu bandaran, kayu kakinik, dan kayu telur). Kayu-kayu tersebut disusun berdasarkan panjangnya diatas sebuah rak kayu.

Kolintang dimainkan dengan cara dipukul oleh pemukul kayu dan akan menghasilkan bunyi-bunyi yang merdu. Kolintang biasanya tidak dimainkan sendiri melainkan secara bersamaan.

Baca juga: Tuma, Alat Musik Khas Kalimantan Barat

Dominica Diniafiat dan Ambrosius M. Loho dalam jurnal berjudul Nilai Filosofis-Kulturan Musik Kolintang (2020), menyebutkan bahwa Kolintang yang dimainkan bersama-sama dan menghasilkan nada harmonis memiliki nilai filosofis budaya kehidupan berkelompok Suku Minahasa yang diperkuat oleh gotong-royong, kekeluargaan, dan keselarasan untuk hidup bersama.

Alat musik kolintang dalam budaya Suku Minahasa digunakan dalam ritual dan upacara adat yang bertujuan pada pemujaan leluhur Minahasa. Eksistensi Kolintang menghilang kurang lebih selama seratus tahun saat agama Kristen masuk ke daerah Minahasa dan dihidupkan kembali setelah perang dunia ke-2 oleh seorang tokoh bernama Nelwan Katuuk.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi