Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Senjata Tradisional Khas Jakarta

Baca di App
Lihat Foto
Youtube/ ID INFO
[Tangkapan Layar] senjata tradisional DKI Jakarta, Golok
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Pada jaman dulu sebelum terbentuk nama Jakarta, Jakarta memiliki suatu pelabuhan tersohor yang dinamakan sunda kelapa. Sunda kelapa merupakan pintu bagis masuknya beragam etnis ke Jakarta.

Heru Erwantoro dalam jurnal berjudul Etnis Betawi: Kajian Historis (2014), Menyebutkan bahwa Jakarta sempat diduduki oleh Kerjaan Sriwijaya, Kerajaan Sunda, dan Islam yang menjadi dasar terbentuknya etnis betawi.

Etnis atau Suku Betawi merupakan istilah yang muncul pada jaman kolonial, merajuk pada penduduk asli Jakarta yang dulunya bernama Batavia. Kebudayaan suku Betawi didapat dari akulturasi berbagai budaya yang masuk ke Jakarta.

Contoh kebudayaan suku betawi adalah senjata tradisional Jakarta seperti golok, badik cangkingan, belati, dan punta. Berikut penjelasannya:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golok adalah senjata yang memiliki bilah panjang dan tajam yang terbuat dari besi maupun baja dengan gagang yang terbuat dari kayu keras.

Baca juga: Daftar Senjata Tradisional di Indonesia

Golok memiliki sarung yang juga terbuat dari kayu untuk menyimpan golok. Ada dua jenis golok Suku Betawi yaitu golok kerja dan golok simpenan.

Sunarti dan kawan-kawan dalam bukuSenjata Tradisional Daerah Khusus Ibukota Jakarta (1993), menyebutkan bahwa golok kerja atau golok dapur atau gablongan digunakan untuk keperluan rumah tangga, golok simpenan sorenan digunakan untuk memotong hewan, dan golok sorenan pinggang digunakan untuk berjaga-jaga serta mempertahankan diri.

Badik cangkingan merupakan senjata yang bilah besinya tajam dan panjang, dengan cincin perak atau perunggu yang menghubungkan bilangnya dengan gagang.

Gagang badik terbuat dari kayu maupun gading yang berbentuk melengkung sesuai dengan genggaman tangan.

Halona E G Nababan dalam kertas karya berjudul Perbandingan Katana dengan Golok Berdasarkan Segi Kearifan Budaya Lokal (2019), bahwa istilah cangkingan berasal dari badik yang sering dicangking (dibawa pergi kemanapun) oleh orang Betawi.

Baca juga: Mengenal Senjata Tradisional Banten

Belati adalah senjata tradisional yang kecil namun tajam, terdiri dari bilah, gagang, juga sarung. Menurut bilahnya belati dibagi menjadi dua yaitu belati mata satu dan belati mata dua.

Belati mata satu memiliki satu sisi tajam pada bilahnya, menyeruai golok. Sedangkan belati mata dua, kedua sisi bilahnya sama-sama tajam.

Punta merupakan senjata tajam bentuknya melengkung dan hampir membentuk huruf S dengan ujung yang runcing. Punta terlihat mirip dengan senjata tradisional suku Sunda, yaitu kujang.

Punta tidak bisa dimiliki sembarang orang, hanya saudagar besarlah yang boleh memiliki punta sebagai senjata untuk mempertahankan diri.

Trisula merupakan senjata tradisional Betawi yang hanya bisa dipesan khusus oleh para jawara pada pandai besi. Tidak seperti trisula Poseidon yang berbentuk tongkat dengan tiga bilah tajam diujungnya, trisula suku Betawi lebih mirip pisau dengan tiga mata.

Mata pisau yang ditengah lebih panjang dibandingkan dengan mata pisau lainnya. Trisula biasanya digunakan untuk menusuk dan menangkis serangan golok lawan.

Baca juga: Senjata Tradisional Khas Jawa Timur

  • Toya

Dilansir dari portal resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, toya adala kayu atau bambu sepanjang 1,5 meter yang digunakan untuk menangkis senjata tajam, menyodok, menggebuk, dan menyerang lawan. Toya memiliki jangkauan yang luas dan biasa dipergunakan dalam perguruan silat.

  • Sarung

Jika sering melihat orang Betwai menyampirkan sarung yang dilipat di pundak atau ditalikan dipinggang, menandakan bahwa sarung tersebut digunakan untuk mempertahankan diri.

Sarung yang dikalungkan dileher bisa ditarik dengan cepat untuk menangkis serangan senjata tajam dari lawan yang diayunkan secara tiba-tiba.

  • Selendang

Selendang merupakan senjata tradisional Suku Betawi yang biasa digunakan oleh para pejuang wanita untuk mempertahankan diri. Selendang digunakan untuk menangkis golok lawan dalam keadaan terdesak.

  • Tusuk Konde

Selain selendang, tusuk konde juga digunakan para pejuang wanita suku Betawi sebagai senjata. Tusuk konde adalah aksesoris rambut yang ditancapkan ke konde wanita. Ujungnya yang tajam membuat tusuk konde dapat digunakan untuk menusuk lawan dalam keadaan terdesak.

Baca juga: Senjata Tradisional Jawa Tengah dan Yogyakarta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi