Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Senjata Tradisional Bangka Belitung

Baca di App
Lihat Foto
Youtube/ ID INFO
[Tangkapan Layar] senjata tradisional Siwar Panjang, Bangka Belitung
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com -Pada zaman dahulu Bangka Belitung merupakan wilayah yang berkali-kali berganti kekuasaan kerajaan.

Dilansir dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Belitung, Bangka Belitung pada abad ke-7 merupakan bagian dari Kerajaan Sriwijaya lalu menjadi wilayah Kerajaan Majapahit pada abad ke-13.

Setelah pengeruh Majapahit memudar, barulah timbul kerajaan-kerajaan lokal di Bangka Belitung. Hal tersebut membuat budaya Bangka Belitung berkembang, belum lagi masuknya bangsa Portugis, Belanda, China, dan Arab ke wilayah tersebut menambah pengaruh pada kebudayaanya.

Salah satu kebudayaan yang masih bisa terlihat dari Bangka Belitung adalah senjata tradisionalnya. Parang badau, siwar panjang, dan kedik merupakan senjata tradisional has Bangka Belitung yang memiliki keunikan masing-masing. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut penjelasan beberapa senjata tradisional Riau:

Di Bangka Belitung dahulunya terdiri dari berbagai kerajaan, yang tertua adalah Kerajaan Badau sekitar abad ke-15 masehi. Parang Badau pertama kali dibuat di Kerajaan Badau melalui pengaruh Kerajaan Majapahit.

Baca juga: Apa Senjata Khas Riau?

Dilansir dari Pariwisata Indonesia, seorang empu pandai besi Kerajaan Majapahit datang ke Kerajaan Badau pada masa pemerintahan Rongga Udo dan mengajari rakyatnya untuk membuat senjata.

Senjata tersebut adalah parang yang memiliki bilah panjang yang membesar dari pangkal ke tengah, lalu bagian ujungnya lancip dan tajam. Parang badau pada masa itu dipercaya memiliki kekuatan magis dan menjadi senjata andalan dalam melawan kolonialisme Belanda di tanah Bangka Belitung.

Dalam buku Adat Istiadat Daerah Bengkulu (1980) oleh Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, siwar adalah senjata yang terbuat dari besi tempa yang bilahnya membungkuk (melengkung ke dalam) dan bertangkai kayu.

Siwar menurut ukurannya dibagi dua, yaitu siwar pendek dan siwar panjang. Siwar pendek memiliki bilah bermata dua dengan ukuran yang hampir sama dengan keris. Siwar pendek sangat efektif dalam pertarungan jarak dekat karena bermata dua dan ringan.

Adapun siwar panjang berbentuk mirip seperti parang namun lebih pipih dan lebih ramping. Siwar panjang memiliki bilah bermata satu yang ringan dan tajam sehingga memungkinkan gerakan cepat tanpa mengeluarkan terlalu banyak tenaga.

Baca juga: Senjata Tradisional Sumatera Barat

Kedik merupakan senjata tradisional Bangka Belitung yang memiliki bentuk mirip seperti clurit.

Kedik dapat digunakan sebagai senjata, namun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bangka Belitung Menggunakan kedik sebagai alat pertanian untuk membersihkan rumput yang mengganggu.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, kedik digunakan dengan cara diletakkan di pangkal rumput dan ditarik ke belakang, sehingga penggunanya harus berkongkok sembari bergerak mundur.

Perbedaan kedik dan clurit adalah ukuran kedik sedikit lebih kecil, lebih ringan, bilahnya lebih lebar, dan lengkungan bilahnya lebih curam jika dibandingkan dengan clurit.

Karena bentuknya yang melengkung atau bengkok, masyarakat Bangka Belitung sering menyebut kedik sebagai parang bengkok.

Baca juga: Daftar Senjata Tradisional di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi