KOMPAS.com - Masyarakat terdiri atas berbagai latar belakang yang berbeda. Hal ini menjadikan masyarakat majemuk yang seharusnya disikapi dengan perilaku positif. Keadaan masyarakat yang majemuk ini bisa disebut pluralisme.
Dalam jurnal Meluruskan Pemahaman Pluralisme dan Pluralisme Agama di Indonesia (2014) karya Fatonah Dzakie, pluralisme berasal dari Bahasa Inggris yakni pluralism. Kata pluralisme terdiri atas dua kata, yakni 'plural' dan 'isme'.
Menurut A.A. Ngr Anom Kumbara dalam jurnal Pluralisme dan Pendidikan Multikutural di Indonesia (2009), pluralisme adalah keberagaman budaya ataupun agama yang ada di masyarakat. Pluralisme juga bisa diartikan sebagai sikap toleransi terhadap keragaman di lingkungan masyarakat.
Pluralisme mengakui jika setiap kelompok masyarakat memiliki kedudukan sama dan tidak ada bentuk dominasi terhadap kelompok minoritas. Hendaknya setiap masyarakat dapat menerapkan sikap pluralisme.
Baca juga: Pluralisme: Definisi dan Dampaknya
Ada banyak contoh sikap positif yang bisa diterapkan untuk menjaga pluralisme di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah toleransi. Adanya sikap toleransi akan membuat kehidupan sosial semakin nyaman, tentram dan aman.
Selain toleransi, masih ada beberapa contoh dari penerapan sikap pluralisme lainnya, yaitu:
- Menghormati setiap individu tanpa melihat latar belakangnya
Sikap saling menghormati sangat penting diterapkan. Jika menumbuhkan dan membiasakan diri untuk bersikap hormat kepada orang lain tanpa melihat agama, budaya ataupun rasnya, kondisi masyarakat akan tetap tentram dan hidup rukun. - Bersikap terbuka terhadap perbedaan yang ada
Hal ini bisa diartikan jika tiap individu hendaknya bersikap terbuka atau menerima perbedaan yang ada dan tidak menutup diri. Dengan memiliki sikap terbuka, individu atau masyarakat akan lebih mudah bertoleransi dan menghormati orang lain. - Tidak memaksakan kehendak
Artinya individu tidak memaksa orang lain untuk menekuni atau melakukan suatu hal yang mungkin bertentangan dengan orang tersebut. Contohnya memaksa orang lain untuk memeluk agama yang kita peluk atau memaksa orang untuk menerima pendapat kita. - Saling membantu
Sikap saling membantu tanpa memperhatikan perbedaan yang ada, juga hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya membantu orang lain yang merasa kesulitan membawa barang atau membantu orang lain yang tertimpa bencana alam. - Tidak mengejek keyakinan, agama, ras ataupun budaya lain
Sebagai masyarakat yang hidup di tengah kemajemukan, sudah seharusnya kita tidak mengejek orang lain yang memiliki perbedaan keyakinan, agama, ras dan budaya. Sebaliknya, kita harus bertoleransi dan saling menghormati.
Baca juga: Perbedaan Toleransi dan Simpati
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.