Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Balon Udara Menggantikan Pesawat?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Naik Balon Udara di Bagan, Myanmar.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Balon udara merupakan salah satu jenis transportasi udara yang sudah ada sebelum pesawat ditemukan. Balon udara mengandalkan perbedaan massa jenis udara di dalam balon dan udara atmosfer untuk dapat terbang.

Dalam film fiksi balon udara seringkali digambarkan sebagai mode transportasi yang membawa pengendaranya ke tempat yang sangat jauh.

Tetapi pada kenyataannya manusia lebih memilih menggunakan pesawat, karena lebih aman, lebih nyaman, dan juga lebih cepat.

Namun bagaimana jika balon udara dimodifikasi menjadi moda transportasi yang mungkin bisa menggantikan pesawat di masa depan?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkenalkan Airlander Hybrid Air Vehicle (HAV) bernama airlander 10, persilangan antara balon udara dan pesawat terpanjang di dunia.

Baca juga: Dallol, Tempat Tanpa Kehidupan di Bumi

Dilansir dari Live Science, airlander 10 berukuran besar dengan panjang 302 kaki (92 meter) atau 65 kaki lebih panjang dibanding maskapai penumpang terbesar yaitu Airbus A308 yang dijuluki superjumbo. Membuat airlander 10 dapat menampung jauh lebih banyak orang dan barang.

Airlander 10 merupakan prototipe modetransportasi udara untuk mencapai transportasi yang lebih ramah lingkungan. HAV tidak menggunakan mesin jet seperti pesawat konvensional, melainkan menggunakan gas helium untuk mengangkat pesawat.

Helium menjaga HAV tetap mengudara, dan agar bisa terbang dengan cepat (tidak seperti balon udara konvensional yang lambat) maka digunakan empat mesin diesel yang mendorongnya. Membuat airlander 10 bisa terbang hingga kecepatan 91 mph atau 148 kilometer per jam.

Percobaan terbang airlander 10 dilakukan dari Barcelona ke Palma de Mallocra. Perjalanan tersebut menempuh waktu empat jam, waktu yang sama jika menempuh jarak tersebut menggunakan pesawat terbang konvensional.

Perbedaanya adalah jejak karbon yang dihasilkan HAV jauh lebih sedikit. Dilansir dari The Guardian, jejak karbon yang dihasilkan HAV hanya sekitar 4,5 kilogram, sedangkan jika menggunakan mesin jet pesawat dalam jarak yang sama akan menghasilkan 53 kilogram karbon dioksida.

Hal tersebut membuat HAV menjadi moda transportasi ramah lingkungan karena dapat menekan emisi gas rumah kaca.

Baca juga: Mengenal Sommaroy, Tempat Matahari Bersinar Penuh Selama 69 Hari

Lihat Foto
lonelyplanet.com
The Airlander 10 saat penerbangan uji awal yang sangat awal di Amerika pada tahun 2012.
Bertahan lama di udara 

Dilansir dari Science Focus, ruangan kabin airlander 10 memiliki kebisingan rendah, getaran rendah, turbulensi rendah, penumpang dapat membuka jendela samping, da nada jendela di langit-langit sehingga cahaya matahari bisa masuk, belum lagi kabin memiliki volume yang lebih besar daripada pesawat.

Tidak seperti pesawat terbang, HAV bisa bertahan di udara dalam jangka waktu yang panjang,  yaitu lima hari dengan penerbangan berawak, dan 14 hari dengan penerbangan tanpa awak. HAV juga dinilai sangat efisien karena dapat lepas landas tanpa landasan pacu yang panjang.

Namun HAV masih dalam tahap pengembangan, belum ada maskapai resmi yang mengudarakannya untuk penggunaan komersil seperti pesawat konvensionl.

Namun gagasan moda transporatasi balon udara hybrid yang ramah lingkungan merupakan suatu harapan mengurangi emisi bagi masa depan bumi.

Baca juga: Ruang Paling Sunyi di Dunia?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi