Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Teori Unilinear?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Gischa Prameswari
Apa itu teori unilinear?
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Selama ini kita mengenal teori evolusi Darwin yang menjelaskan bagaimana makhluk hidup sederhana berubah menjadi makhluk hidup kompleks berdasarkan seleksi alam.

Tidak hanya terjadi perubahan fisik dalam proses evolusi, namun juga terjadi perubahan kebudayaan.

Perubahan kebudayan dalam jangka waktu yang panjang tanpa direncanakan disebut dengan evolusi budaya.

Terlepas dari pro dan kontra tentang teori evolusi Darwin, manusia memanglah mengalami evolusi kebudayaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia berkembang dari budaya primitif ke budaya yang lebih modern melalui proses pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena manusia terus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan pemenuhan kebutuhannya untuk bertahan hidup.

Misalnya pada jaman dahulu manusia hidup dengan mengumpulkan makanan secara nomaden.

Baca juga: Teori AIDAS dan Pengaruhnya di Bisnis Marketing

Namun, manusia kemudian belajar caranya bercocok tanam sehingga mereka bisa tinggal menetap di suatu tempat. Perkembangan tersebut terus berlanjut hingga manusia menjadi modern seperti skarang ini.

Teori unilinear

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang evolusi kebudayaan pada manusia, salah satunya adalah teori unilinear.

Dilansir dari Soerjono Seokanto dalam Sejarah Antropologi II (1990), tokoh yang mempelopori eori Evolusi Unilinear (unilinear theories of evolution) adalah Auguste Comte dan Herbert Spencer.

Teori ini berangkat dari pendapat Edward B. Taylor tentang degenerasi budaya. Taylor tidak percaya adanya istilah degenerasi budaya, yang berisi bahwa kelompok masyarakat Indian Amerika mengalami kemunduran kebudayaan.

Dilansir dari Anthropology University of Alabama, Taylor percaya bahwa manusia di lokasi yang berbeda sama-sama berkembang dan maju melalui tahapan tertentu dari budaya yang sederhana ke budaya yang lebih kompleks.

Hal ini berarti kelompok masyarakat primitif juga mencapai posisi mereka saat itu karena belajar dan bukannya tidak belajar, apalagi mengalami kemunduran.

Baca juga: Partisipasi Politik: Pengertian, Teori, Faktor, dan Bentuknya

Kelompok masyarakat tersebut hanya berkembang lebih lambat dibanding kelompok masyarakat lain yang sudah terlebih dahulu mengenal peradaban.

Teori unilinear ini mempercayai bahwa manusia mengalami perkembangan kebudayaan yang akan terus maju.

Sehingga bagan evolusi kebudayaan teori unilinear berupa garis lurus yang menuju ke arah kanan. Atau dapat disimpulkan bahwa teori unilinear menyatakan evolusi kebudayaan manusia terus maju menuju kehidupan yang lebih kompleks dan modern.

Teori evolusi kebudayaan unilinear ini didukung oleh Lewis Henry Morgan. Morgan dalam bukunya Ancient Society (1877) membagi manusia terhadap tiga tahap dasar kebudayaan yaitu dari kebiadaban, barbarisme, kemudian menjadi beradab.

Morgan sendiri membagi kebiadaban menjadi tiga tahapan yaitu bawah, menengah, dan atas. Kebiadaban awal ditandai dengan pembuatan tembikar atau perangkat yang terbuat dari tanah liat.

Kebiadaban tengah ditandai dengan kemampuan menangkap ikan dan menemukan api. Adapun kebiadaban atas ditandai dengan perkembangan alat perburuan seperti busur dan anak panah.

Baca juga: Motivasi: Pengertian, Teori, dan Jenisnya

Menurut teori unilinear, semua masyarakat di dunia mengalami tahapan perkembangan yang sama (kebiadaban, barbarisme, dan keberadaban). Namun memiliki kecepatan yang berbeda-beda dalam mencapai tiap tahapannya.

Berdasarkan teori Unilinier, perubahan sosial yang lambat terjadi mengikuti tahap-tahap sederhana kemudian menjadi kompleks.

Melalui pembelajaran dan didorong faktor perubahan kebudayaan, kebudayaan manusia berevolusi menjadi lebih modern dan kemudian membangun peradaban yang lebih maju.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi