Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Perkembangan Wilayah Berdasarkan Geografi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Gischa Prameswari
Ilustrasi teori perkembangan wilayah berdasarkan geografi
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Manusia hidup tersebar di berbagai daerah dengan karakteristik geografis yang berbeda. Manusia selalu berkembang, dari mulai jaman prasejarah hingga peradaban modern.

Hal tersebut membuktikan bahwa sebuag wilayah berkembang secara struktural, sosial, maupun budaya. 

Berdasarkan perspektif geografi, terdapat tiga teori pertumbuhan wiayah, yakni: 

Teori tempat sentral atau central place theory adalah teori perkembangan wilayah yang dikemukakan oleh seorang ahli geografi asal Jerman, bernama Walter Christaller pada tahun 1993.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori ini menjelaskan hubungan kota sebagai pusat pertumbuhan dengan pemukiman kecil di sekitarnya.

Dilansir dari Thought Co, Christaller mendefinisikan tempat sentral sebagai penyedia barang dan jasa bagi penduduk sekitarnya dan kota pada dasarnya adalah pusat distribusi. Dalam teori ini Christaller menekankan dua aspek yaitu ambang dan jangkauan.

Baca juga: Hubungan Teori Interaksi dengan Perencanaan Pembangunan Wilayah

Ambang adalah jumlah minimum orang yang diperlukan agar kegiatan penyediaan serta distribusi barang jasa tetap berjalan.

Adapun jangkauan adalah jarak tempuh yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang serta jasa. Manusia cenderung membeli barang dari tempat terdekat yang menawarkannya, dibanding pergi jauh untuk mendapatkan barang yang sama.

Teori tempat sentral Christaller kemudian dikembangkan kembali menjadi teori sektoral. Menurut Encyclopedia Britannica, teori sektoral adalah teori perkembangan wilayah karya seorang ekonom asal Jerman bernama August Losch yang dikemukakan dalam bukunya berjudul The Spatial Organization of the Economy (1940).

Teori Losch mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi terbenyuknya wilayah sentral. Misalnya wilayah yang ideal adalah wilayah yang dapat mendistribusikan barang dalam jarak minimal namun keuntungan yang relatif sama.

Teori sektoral menitikberatkan pada memaksimalkan keuntungan sebagai tujuan utama industri. Losch menyebutkan bahwa pusat pembangunan tidak terjadi pada wilayah paling sentral, melainkan pada wilayah yang bisa memaksimalkan keuntungan.

Dilansir dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, growth pole atau kutub pertumbuhan adalah konsep yang dibangun ahli ekonomi Perancis bernama Francois Perroux yang menyatakan bahwa pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat melainkan di lokasi tertentu.

Baca juga: Perkembangan Wilayah Indonesia

Teori ini mengemukakan bahwa pertumbuhan tidak terjadi secara seragam di semua wilayah, melainkan berpusat pada kutub pertumbuhan dan menyebar ke sekitarnya.

Berdasarkan The Geography og Transport Systems, kutub pertumbuhan terjadi karena pembangunan industri inti yang kemudian berkembang dan memberikan efek langsung dan tidak langsung pada wilayah sekitarnya.

Misalnya suatu kota akan menjadi kutub perkembangan jika dibangun berbagai industri seperti industri otomotif, agrobisnis, penerbangan, petrokimia, besi, baja, dan sebagainya.

Namun penerapan teori ini memberikan dampak buruk berupa backwash effect yaitu terjadinya kesenjangan sosial pada masyarakat di kutub perkembangan dengan masyarakat di wilayah luar kutub.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi