Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciri-Ciri Negara Agraris

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Gischa Prameswari
Ilustrasi ciri-ciri negara agraris
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Bidang komunikasi, bidang teknologi, bidang kesehatan, dan beragam bidang lainnya adalah hal penting dalam kehidupan manusia.

Namun jika kita berpikir tentang hal paling dasar dari pemenuhan kebutuhan hidup adalah makanan yang berkaitan erat dengan bidang pertanian.

Bidang pertanian atau agraris dikembangkan manusia sejak masa prasejarah, diperkiraan ketika masa perundagian.

Manusia prasejarah mulai bertani, sehingga mereka tidak perlu pergi jauh dan berpindah-pindah untuk mendapatkan makanan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bidang pertanian terus berkembang, bahkan menjadi dasar ekonomi dari beberapa negara di dunia. Tidak hanya pertanian sayur dan buah, bidang pertanian mencakup lima subsektor.

Iksan Abd Aziz, dkk dalam jurnal berjudul Peran Sektor Pertanian Dalam Perekonomian Kabupaten Morowali (2015) menyebutkan sektor pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makanan, holtikultura, perikanan, perternakan, dan kehutanan.

Baca juga: Indonesia sebagai Negara Agraris, Apa Artinya?

Ciri-ciri negara agraris

Negara yang mengndalkan bidang pertanian sebagai penopang perekonomian, dikatakan sebagai negara agraris. Seperti negara Kamboja, Myanmar, Laos, dan Vitenam yang disebut sebagai negara agraris karena memiliki tanah subur yang dimanfaatkan sebagai sektor pertanian. 

Negara agraris memilki ciri-ciri, sebagai berikut:

Hal pertama yang menjadi ciri-ciri negara agraris adalah mayoritas penduduknya bekerja di bidang tersebut sebagai petani.

Khoyanah, Bakce, dan Yusri dalam jurnal Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Rokan Hilir (2015) menyebutkan bahwa sektor yang mampu menyerap tenaga kerja yang tinggi adalah sektor pertanian.

Negara agraris menghasilkan berbagai hasil pertanian dalam jumlah besar. Saking besarnya hasil, sebagian hasil tersebut diekspor ke negara lain. Hal tersebut membuat negara agraris membutuhkan banyak tenaga kerja untuk memenuhi produksi hasil pertanian.

Dilansir Indonesia Investments, pada tahun 2012 sektor pertanian memperkerjakan sekitar 49 juta orang Indonesia yang merupakan 41 persen dari total angkatan kerja Indonesia. Namun jumlah tersebut terus menurun sehingga pada tahun 2020 hanya ada sekitar 33,4 juta petani yang berkerja.

Baca juga: Sistem Pemerintahan dan Penduduk di Myanmar

Untuk menjadi negara agraris tentu saja dibutuhkan lahan pertanian yang luas dan subur. Inilah mengapa kebanyakan negara agraris adalah negara dengan luas daratan yang besar. Indonesia sendiri menjadi negara agraris karena lanskap geografinya yang mendukung.

Asian Development Bank dalam Summary of Indonesia’s Agriculture, Natural Resources, and Environtment sector Assesment (2015) menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan total daratan sekitar 190 juta hektar. Di mana sekitar 55 juta hektarnya adalah lahan pertanian dan 129 hektar lainnya adalah hutan.

Luasnya lahan yang bisa dijadikan pertanian, didukung oleh iklim tropis, curah hujan, juga kelembapan yang sesuai, menjadikan tanah Indonesia subur untuk pertanian.

  • Persediaan air bersih yang banyak

Air merupakan unsur esensial dalam sektor pertanian. Suatu negara agragris biasanya memiliki sumber air bersih sehingga dapat menopang produksi pertanian. Negara agraris memiliki sumber keamaan persediaan air bersih.

Baca juga: Sistem Pemerintahan dan Penduduk di Kamboja

Misalnya kamboja yang mendapatkannya dari sungai Mekong, Myanmar mengandalkan Sungai Mekong dan dua danau besar, Laos juga mendapatkan air dari Sungai Mekong, serta Vietnam yang mendapatkan air dari Sungai Mekong dan Sungai Merah.

Selain sungai besar seperti Mekong, negara-negara agraris tersebut memiliki sungai-sungai yang lebih kecil juga danau dan air tanah batuan akuifer yang menjadi sumber persediaan air mereka.

  • Merupakan negara pengekspor komoditas hasil pertanian

Negara agraris biasanya merupakan pengekspor komoditas pertanian untuk membantu memenuhi kebutuhan dunia. Misalnya negara India, merupakan negara agraris pengekspor beras terbesar di dunia.

Melansir dari World's Top Exports, pada tahun 2020 India mengekspor sekitar 32,6 persen dari total ekspor beras dunia.

Di Indonesia sendiri, ekspor hasil pertanian menjadi komoditas unggulan seperti kopi, udang, kakao, karet, dan kelapa sawit. Sebagai komoditas unggulan, tentu saja hasil pertanian memegang peran besar dalam perekonomian.

Baca juga: Dinamika Penduduk: Angka Kelahiran, Kematian, dan Perpindahan Penduduk

  • Memiliki ketahanan pangan

Negara agraris merupakan negara penghasil bahan pangan dalam jumlah besar. Negara agraris menghasilkan beras, jagung, kopi, teh, kokoa, sayuran, buah-buahan, ikan, dan juga daging dari subsektor perikanan dan perternakan.

Hal tersebut membuat negara agraris memiliki ketahanan pangan. Di mana negara dapat memenuhi kebutuhan pokok pangan rakyatnya tanpa membutuhkan impor dari negara lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi