KOMPAS.com – Dalam pelajaran kimia, dipelajari reaksi kimia. Namun ternyata reaksi kimia tidak hanya ada dalam buku pelajaran.
Reaksi kimia terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari mulai perkaratan besi, pembuatan obat-obatan, pengisian aki mobil, hingga reaksi kimia dalam tubuh akibat aktivitas enzim.
Rekasi kimia adalah suatu proses di mana suatu zat atau reaktan diubah menjadi zat yang berbeda dan disebut dengan produk. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, reaksi kimia mengatur ulang konstituran atom reaktan sehingga membuat zat yang berbeda sebagai produk.
Secara sederhana reaksi kimia adalah perubahan reaktan menjadi produk, sehingga sering juga disebut dengan perubahan kimia.
Baca juga: Kandungan Kimia Jagung dan Manfaatnya
Disadur dari Chemistry LibreTexts, reaksi kimia biasanya dituliskan dalam suatu persamaan kimia yang mewakili perubahan reaktan menjadi produk. Persamaan kimia dibuat menjadi dua sisi, sebagai berikut:
A(s) + B(l) → C(aq) + D (g)
Sisi kiri mewakili zat yang bereperan sebagai reaktan atau zat awal sebelum reaksi kimia terjadi. Adapun sisi kanan mewakili produk atau zat hasil reaksi kimia.
Huruf dalam kurung mewakili fasa (bentuk zat) setiap zat. (s) berarti zat dalam bentuk solid atau padat, (aq) berarti zat dalam bentuk aqueous atau larutan, (l) berarti zat dalam bentuk liquid atau larutan, dan (g) berarti zat berada dalam bentuk gas.
Tanda-tanda reaksi kimia
Berikut gejala atau tanda-tanda yang menyertai reaksi kimia, yaitu:
- Perubahan warna
Reaksi kimia dapat menimbulkan perubahan warna yang terlihat pada produknya. Misalnya reaksi redoks besi (perkaratan besi) membuat besi yang berwarna silver mengkilat menjadi merah kecoklatan.
Reaksi Briggs-Rauscher yang warnanya berubah dari bening, menjadi kuning, menjadi biru, lalu menjadi kehitaman.
Baca juga: Rumus Kimia Nikel
- Perubahan suhu
Berdasarkan laman Lumen Learning, reaksi kimia dapat menyebabkan perubahan suhu yang dibagi menjadi dua yaitu reaksi eksotermik dan reaksi endotermik.
Reaksi endotermik menyerap panas, sehingga suhu reaktan menjadi lebih dingin daripada lingkungannya. Contohnya pada cool pack atau pendingin tubuh yang dipakai pada musim panas.
Adapun reaksi eksotermik melepaskan panas, sehingga suhu reaktan akan terasa panas. Pada eksotermik, sistem reaksi akan memiliki suhu lebih panas dibanding lingkungannya. Contohnya adalah reaksi pembakaran hidrokarbon.
- Munculnya gas
Ciri lain reaksi kimia adalah memunculkan gas sebagai produk reaksinya. Terbentuknya gas dicirikan dengan terbentuknya gelembung udara dalam sistem yang sedang mengalami reaksi kimia.
Contohnya adalah reaksi fotosintesis yang menghasilkan oksigen maupun soda kue yang memproduksi gas sehingga kue bisa mengembang.
Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Pupuk Kimia
- Perubahan rasa
Reaksi kimia juga dapat menyebabkan perubahan rasa pada produknya. Produk bisa memiliki rasa asam atau basa sesuai ph yang dimilikinya. Atau menciptakan rasa logam yang khas jika membentuk unsur logam.
- Munculnya endapan
Munculnya endapan juga menjadi salah satu ciri reaksi kimia. Suatu reaktan yang direaksikan bisa menghasilkan produk berupa endapan dengan berbagai macam warna sesuai unsur pembentuknya.
Reaksi pembentukan endapan digunakan di bidang pengelolaan limbah untuk membersihkan air limbah dari logam berat.
- Perubahan volume
Reaksi kimia juga dapat menyebabkan perubahan volume. Misalnya reaksi kimia pasta gigi gajah yang bisa kamu temui banyak orang melakukannya dan mengunggah videonya di intenet.
Hidrogen peroksida, natrium iodide, dan sabun direaksikan dan secara tiba-tiba membentuk busa dengan volume yang sangat besar.
Baca juga: Aturan Oktet dalam Kimia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.