Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahukah Kamu, Kereta Maglev Berjalan Menggunakan Gaya Magnet?

Baca di App
Lihat Foto
wikipedia.org/Alex Needham
Kereta maglev keluar dari Bandara Internasional Pudong
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Pada tanggal 20 Juli 2021 China meluncurkan kereta maglev (magnetic levitation) yang digadang merupakan kereta tercepat di dunia.

Dilansir dari CNN International, kereta maglev tersebut memulai debutnya di Qingdao, China dan dapat meluncur dengan kecepatan 600 kilometer per jam.

Dengan kecepatan yang sangat tinggi, tak heran jika kereta buatan China Railway Rolling Stock Corporation tersebut dianggap sebagai kendaraan darat tercepat di dunia. Namun tahukah kamu bahwa kereta maglev mengambang?

Menggunakan magnet

Siapa sangka bahwa kereta tercepat ini ternyata tidak menyentuh rel, namun melayang dan meluncur di atas rel. Hal tersebut karena maglev menggunaan gaya magnet untuk mengambang dan juga melaju dengan cepat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta meglev menggunakan gaya magent yang dihasilkan dari superkonduktor di bagian bawah kereta. Superkonduktor memiliki medan magnet sekitar 10 kali lebih kuat dibanding konduktor biasa. Bagian bawah kereta memiliki magnet dengan kutub yang sama dengan magnet pada rel kereta.

Baca juga: Asal-usul Lampu Merah, Adopsi dari Pengaturan Kereta Api

Seperti yang kita ketahui bahwa magnet dengan kutub (polaritas) berbeda, akan saling tolak-menolak. Gaya magnet yang saling tolak-menolak ini membuat kereta tidak mau menempel pada permukaan rel dan menghasilkan gaya levitasi yang membuat kereta mengapung.

Namun saat kamu mencoba mendekatkan dua kutub magnet yang berbeda. Gaya tolak-menolak tersebut akan menjauhkan magnet dan melemparnya.

Kenapa kereta maglev tidak terlempar ke luar jalur ketika magnet bagian bawahnya tolak-menolak dengan magnet permukaan rel? Jawabannya ada di kontruksi rel maglev.


Kereta maglev memiliki rel yang sedikit berbeda dengan kereta biasa. Kereta magle memiliki dinding beton di sebelah kedua relnya

Disadur dari U.S. Departement of Energy, dinding tersebut adalah jalur pemandu maglev yang berisikan kumparan (loop) bahan konduktif yang dialiri arus listrik sehingga menghasilkan medan magnet lain.

Medan magnet di kanan dan kiri kereta inilah yang menjaga kestabilian kereta maglev. Berdasarkan situs How Stuff Works, arus listrik yang disuplai ke kumparan dalam dinding secara konstan berganti-ganti untuk mengubah polaritas kumparan magnet.

Ketika polaritas kereta dan dinding di depannya berbeda, kereta akan tertarik ke depan. Adapun polaritas di bagian belakang kereta berbeda dengan polaritas dinding di sebelahnya, menyebabkan gaya tolakan yang mempercepat jalannya kereta ke depan.

Baca juga: Siapa Pemilik Mobil Pertama di Indonesia?

Mekanisme tolak-menolak dan tarik-menarik ini akan dilakukan secara terus-menerus dengan cara mengubah polaritas magnet dinding melalui arus listriknya. Akibatnya kereta akan melaju dengan cepat karena gaya magnet.

Badan kereta yang mengambang, membuat tidak adanya gaya gesek antara badan kereta dan rel ataupun badan kereta dengan dinding beton. Sehingga satu-satunya yang memperlambat kereta maglev adalah gaya gesek dengan udara.

Hal ini dapat dikurangi dengan membuat bentuk kereta yang aerodinamis sehingga dapat mengurangi gaya gesek dengan udara. Kecilnya gaya gesek serta desain aerodinamis inilah yang membuat kereta maglev dapat berjalan dengan sangat cepat mencapai 600 kilometer per jam.

Gaya tolak-menolak dan tarik-menarik tersebut akan semakin besar jika kereta mlaju dengan cepat. Sehingga semakin cepat kereta beroperasi, maka akan semakin besar stablilitasnya membuat kereta semakin stabil di jalurnya.

Tidak perlu takut, kereta maglev juga memiliki rem yang telah teruji keamannya. Dilansir dari SCMAGLEV Central Japan Railway, kereta maglev dilengkapi sistem pengereman regeneratif untuk perlambatan, rem cakram roda, dan juga rem aerodinamis yang dapat bekerja dalam kondisi darurat.

Baca juga: Mengapa Kaca Spion Kendaraan Bermotor Menggunakan Cermin Cembung?

Adapun jika gardu listrik terganggu dan menyebabkan kematian listrik aliran pada kereta. Ketika listrik padam, gaya levitasi akan tetap mengambangkan kereta, sehingga kereta berhenti dengan aman tanpa terjatuh ke rel secara tiba-tiba.

Padamnya listrik dari gardu juga bisa cepat ditanggulangi. Hal ini karena kereta maglev biasanya tersambung ke lebih dari satu gardu untuk menghindari terjadinya padam listrik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi