Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Tanda Tanya dan Tanda Seru pada Kalimat

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Gischa Prameswari
Ilustrasi penggunaan tanda tanya dan tanda seru
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Dalam menggunakan bahasa Indonesia, ada kalimat yang sifatnya menyeru, memerintah, dan juga bertanya.

Saat sedang berbicara, intonasi digunakan untuk membedakan sifat kalimat. Misalnya saat menyeru, nada suara akan lebih tinggi dan lebih tegas.

Namun dalam tulisan, tidak bisa digunakan intonasi sehingga digunakanlah tanda baca seperti tanda tanya dan tanda seru.

Aturan penggunaan tanda tanya dan tanda seru pada kalimat bahasa Indonesia diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2016) yang disusun oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai berikut:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Penulisan Kata Sandang Si dan Sang

Tanda tanya dipakai di akhir setiap kalimat tanya. Kalimat tanya dicirkan dengan adanya kata apa, kenapa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, manakah, benarkah, apakah, yang mana, dan sebagainya. Contoh penggunaan tanda tanya pada kalimat tanya:

  1. Menurutmu, apa yang harus aku lakukan?
  2. Bagaimana cara kerja kereta magnet?
  3. Seberapa sering kamu pulang ke kampung halaman?
  4. Siapa penemu listrik bolak-balik?
  5. Mengapa kamu tidak mengerjakan PR?
  6. Berapa harga celana ini bu?

Tanda tanya dipakai untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya. Penulisan tersebut dilakukan dengan memasukkan tanda tanya dalam kalimat kurung, misalnya:

  1. Di Antartika hidup 235 (?) spesies binatang.
  2. Manusia menggunakan api sejak 1,7 (?) juta tahun yang lalu.
  3. Monument Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
  4. Lionel Messi keluar dari Barcelona karna masalah keuangan (?).
  5. Ia mengalami kerugian sebanyak 10 juta rupiah (?).

Dilansir dari PUEBI Daring, tanda seru dipakai di akhir ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat. Misalnya:

  1. Merdeka atau mati!
  2. Awas jatuh!
  3. Ayo hidup sehat!
  4. Buanglah sampah pada tempatnya!
  5. Jangan berbohong, tidak mungkin dia seperti itu!
  6. Jangan lupa pakai masker dan cuci tangan ya!

Baca juga: Penulisan Kata Ganti -Ku, Kau-, -Mu, dan -Nya, Dipisah atau Disambung?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: PUEBI Daring
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi