KOMPAS.com – Gajah Mada merupakan seorang tokoh yang dikenal luas dalam sejarah Indonesia. Gajah Mada adalah seorang patih atau panglima Kerajaan Majapahit yang terkenal akan kehebatannya dalam mengantar Majapahit ke puncak kekuasaan juga Sumpah Palapa yang dibuatnya.
Kematian Gajah Mada menjadi misteri hingga saat ini karena tidak ada monument maupun candi yang dibangun sebagai makamnya. Ada sumber yang mengatakan bahwa Gajah Mada meninggal karena sakit, namun ada juga yang mengatakan bahwa Gajah Mada tidak mati dan melakukan moksa.
Namun apakah sebenarnya moksa atau muksa itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moksa dalah tingkatan hidup lepas dari ikatan keduniawian dan bebas dari penjelamaan kembali.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, moksa adalah filsafat agama India yang istilahnya berasal dari bahasa Sansekerta “muc” yang berarti membebaskan atau kebebasan dari samsara (siklus hidup dan mati).
Baca juga: Mengenal Nilai-Nilai Bodhicitta
Agama Hindu dan Buddha memercayai bahwa hidup adalah suatu siklus kematian dan kelahiran kembali.
Kelahiran kembali bergantung pada bagaimana seseorang menjalani kehidupan sebelumnya, hal ini disebut dengan karma. Orang dengan perilaku yang buruk akan mendapat karma buruk dan mempertanggung jawabkannya dalam kelahirannya kembali.
Adapun orang yang mati setelah berperilaku baik dalam hidup akan mendapatkan karma baik. Di mana ia akan lahir kembali dengan kondisi yang baik. Dalam agama Hindu, samsara dinilai merupakan sumber perbudakan dan kesengsaraan.
Ketika telahir dengan karma buruk, kehidupan seseorang akan menjadi sulit dan sengsara. ketika terlahir dengan karma baik, hidupnya akan lebih mudah namun bisa saja mengembangkan perilaku buruk.
Dalam kehidupan akan selalu terjadi masalah yang menuntut untuk diselesaikan oleh manusia. sehingga samsara disebut dengan sumber perbudakan dan kesengsaraan.
Kebebasan samsara
Berdasarkan BBC, moksa merupakan akhir dari siklus kematian dan kelahiran kembali, dan merupakan suatu artha (tujuan) ketempat terakhir. Artinya ketika seseorang mencapai moksa, ia tidak mati ataupun berenkarnasi kembali. Orang yang moksa akan lepas dari segala jenis keduniawian.
Baca juga: Jataka Mala, Kisah Kehidupan yang Tergambar di Relief Candi Borobudur
Ketika mencapai moksa, orang tersebut akan terlepas dari raganya namun jiwanya akan abadi, mencapau kedamaian, pengetahuan, serta pencerahan tertinggi. Jiwanya akan terbebas dari semua penderitaan juga keterbatasan duniawi dan masuk ke dalam kekuatan spriritual yang tinggi dan selaras dengan Tuhan.
Namun moksa tidak bisa dicapai dengan mudah. Seseorang harus melepaskan segala macam keduniawian seperti menghapus kemarahan, ketakutan, kesengsaraan, ketidakbahagiaan, keinginan, juga keinginan untuk melakukan moksa tersebut.
Setelah melakukan hal tersebut seseorang bisa lepas dari karma hidup dan mencapai moksa. Jiwanya akan abadi, memiliki pengetahuan tentang alam semesta yang jauh lebih luas daripada saat hidup, namun jiwanya akan tetap tenang, sehingga moksa disebut dengan kebebasan samsara juga keselamatan tertinggi dalam agama Hindu-Buddha.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.