Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis-Jenis Buah Berdasarkan Tingkat Kematangannya

Baca di App
Lihat Foto
freepik.com/ valeria_aksakova
Ilustrasi jenis-jenis buah
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Mengonsumsi buah memberikan banyak vitamin dan mineral yang berguna bagi kesehatan manusia.

Buah yang dikonsumsi adalah buah yang matang, karena buah yang belum matang biasanya berasa asam ataupun pahit.

Namun tahukah kamu bahwa ada dua jenis buah berdasarkan tingkat kematangannya? Dilansir dari Food & Nutrition Magazine, pematangan terjadi ketika enzim seperti pektinase dan amilase memecah pati dan pectin yang melembutkan dan mempermanis buah.

Selain enzim tersebut, faktor lain yang memengaruhi kematangan buah adalah gas etilen. Berdasarkan kematangannya buah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu buah klimaterik dan buah non-klimaterik. Berikut penjelasannya:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah klimaterik

Berdasarkan situs TNAU Agritech Portal, buah klimaterik adalah buah yang memasuki fase klimaterik setelah panen, yaitu mereka terus matang setelah dipetik. Hal tersebut terjadi karena buah klimaterik menghasilkan lebih banyak gas etilen yang bertanggung jawab pada pematangan buah.

Baca juga: Penyebab Buah Manis dan Asam

Buah klimaterik yang telah dipetik dari pohonnya sebelum matang, dapat matang secara perlahan karena produksi etilen endogen (gas etilen dalam buah). Pematangan bisa berjalan lebih cepat jika buah terpapar gas etilen dari luar (etilen eksogen).

Saat buah klimaterik yang belum matang didekatkan dengan buah matang. Etilen dalam buah matang akan mengenai buah belum matang. Sebagai respons paparan etilen tersebut, buah yang belum matang akan meningkatkan produksi etilen endogen dan respirasi sehingga buah lebih cepat matang.

Sehingga buah klimaterik yang dipertik sebelum matang, akan mengalami pematangan perlahan. Setelah buah matang, barulah buah akan mengalami pembusukan.

Contoh buah klimaterik adalah apel, manga, papaya, kiwi, tomat, pisang, pir, aprikot, alpukat, jambu, jambu biji, nangka, sapote, markisa, blewah, suku, ara, nektarin, cherimoya, sapodilla, durian, manggis, sirsak, papaya, cempedak, dan kesemek.

Buah non-klimaterik

Adapun buah non-klimaterik adalah buah yang tidak melanjutkan proses pematangan setelah dipetik. Jika buah klimaterik masih bisa matang setelah dipanen (diambil dari pohonnya).

Buah non-klimaterik hanya dapat matang jika dibiarkan menempel pada induknya dan tidak matang jika dipetik sebelum waktunya.

Baca juga: Kenapa Durian Dijuluki Raja Buah?

Vijay Paul dan teman-teman dalam jurnal The Fading Distinctions Between Classical Patterns of Ripening in Climateric and Non-Climateric Fruit the Ubiquity of Ethylene (2012) menyebutkan buah non-klimaterik tidak matang sebagai respons terhadap gas etilen eksogen, kecuali untuk degradasi klorofil seperti pada buah jeruk dan nanas.

Artinya walaupun buah non-klimaterik dipapari gas etilen dari buah yang matang, maka buah tidak merespons etilen tersebut. Tidak akan terjadi kenaikan produksi etilen endogen ataupun pematangan secara perlahan pada buah non-klimaterik.

Sehingga saat buah non-klimateri dipetik dari pohonnya sebelum matang buah tersebut tidak akan pernah matang. Jika dibiarkan buah akan membusuk tanpa pernah matang.

Contoh buah non-klimaterik adalah semua spesies beri (strawberry, ceri, blackberry, raspberry, dan sebagainya), jeruk, anggur, nanas, leci, melon, terong, mentimun, delima, lengkeng, okra, kacang polong, zaitun, labu, semangka, belimbing, kakao, dan kurma.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi