Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Ekskresi Ikan Air Tawar dan Air Laut

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Gischa Prameswari
Ilustrasi sistem ekskresi ikan air tawar dan laut
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Ekskresi adalah pengeluaran zat yang tidak dibutuhkan (sisa metabolisme) ke luar tubuh agar tidak menumpuk dan menjadi racun. Ikan air tawar dan ikan air laut juga memiliki sistem ekskresi.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, organ ekskresi utama pada ikan sama dengan vertebrata lainnya, yaitu ginjal.

Ikan merupakan makhluk hidup yang berada dalam air sepanjang tubuhnya. Di mana air dari lingkungan akan terus-menerus berdifusi ke dalam tubuh ikan, sehingga sistem eksresi harus membuang kelebihan air yang masuk tersebut agar tubuh selalu setimbang (homeostatis terjaga).

Berdasarkan situs Australian Museum, air laut mengandung lebih banyak garam dari air tawar, sehingga ikan air laut harus mengatur konsentrasi garam yang lebih ekstrim dalam tubuhnya. Hal ini membuat sistem ekskresi ikan air tawar dan ikan air laut berbeda.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bentuk-Bentuk Mulut Pada Ikan

Sistem ekskresi ikan air tawar

Ikan air tawar adalah ikan yang hidup di air tawar seperti di sungai, rawa, kolam, dan danau air tawar. Seperti namanya, air tawar tidak mengandung banyak garam sehingga ikan air tawar tdak perlu lagi minum. Ikan air tawar mendapatkan garam dari makanan. Garam atau ion natrium adalah zat yang diperlukan oleh tubuh.

Namun jika banyak air yang masuk, garam dalam tubuh ikan dapat ikut terbawa keluar dan mengakibatkan ikan kekurangan garam. Sehingga ginjal ikan air tawar dirancang untuk mengeluarkan banyak air dan dapat menahan garam dalam tubuh.

Ikan air tawar memiliki ginjang yang besar, glomelurus yang besar, dan tubulus yang lebih panjang. Struktur ginjal tersebut memungkinkan ikan air tawar untuk terus menyaring air sehingga membuang garam seminimal mungkin ke luar tubuh.

Dilansir dari Comparative Anatomy Project Circulatory and Excretory Systems, ginjal pada ikan air tawar menghasilkan urin berupa ammonia yang sangat encer karena mengandung banyak air. Sehingga ikan air tawar mengeksresikan urin dalam lebih banyak jika dibandingkan dengan ikan air laut.

Sistem ekskresi ikan air laut

Adapun ikan air laut hidup di lingkungan dengan salinitas tinggi (kadar garam tinggi). Disadur dari Science Encyclopedia, tingginya konsentrasi garam menyebabkan ikan beresiko kehilangan terlalu banyak air tubuh melalui osmosis. Sehingga ikan air laut harus menjaga kadar air dalam tubuhnya dan membuang kelebihan garam.

Baca juga: Devils Hole Pupfish, Ikan Kecil Penghuni Death Valley

Ikan air laut harus meminum air laut yang asin untuk mendapatkan air sebagai cairan tubuh. Namun konsekuensinya, garam akan turut serta masuk dalam jumlah besar. Sehingga garam harus dikeluarkan dari dalam tubuh sebelum menjadi racun.

Hal tersebut membuat ikan air laut memiliki ginjal dengan glomelurus yang lebih kecil dan tubulus yang lebih sedikit juga pendek.

Hal ini membuat ikan air laut dapat lebih banyak membuang garam namun hanya membuang sedikit air. Sehingga urin yang dikeluarkan lebih kental juga mengandung kadar garam tinggi.

Ikan laut mengeluarkan lebih banyak ammonia melalui insangnya dibanding melalui urea. Hal ini dilakukan untuk menghemat air dari dalam tubuhnya.

Ikan air laut juga dilengkapi oleh kelenjar khusus di daerah duburnya yang membantu pembuangan garam berlebih yang masuk ke dalam tubuh ikan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi