KOMPAS.com – Globalisasi memberikan banyak dampak bagi manusia dan lingkungan, baik yang sifatnya buruk maupun yang sifatnya baik. Oleh karena itu diperlukan sikap berpikir global dan bertindak lokal untuk menghadapinya.
Daniel Tarantola dalam jurnal Thinking Locally, Acting Globally? (2013) menyebutkan bahwa bertindak secara lokal adalah seruan kepada masyarakat untuk menjadi partisipan aktif, bukan lagi subyek pasif.
Artinya, kita harus bertindak secara lokal (di mulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar) untuk menyelesaikan masalah global. Berikut adalah contoh sikap berpikir global bertindak lokal:
Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila
Contoh sikap berpikir global bertindak lokal adalah dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila untuk menangkal pengaruh buruk globalisasi, terutama pada kalangan muda.
Ana Irhandayaningsih dalam jurnal Peranan Pancasila dalam Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme Generasi Muda di Era Global (2012) menyebutkan Pancasila menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan generasi muda Indonesia di era globalisasi.
Selain menumbuhkan nasionalisme, implementasi nilai-nilai Pancasila juga memperkuat nilai-nilai moral bangsa Indonesia di tengah terkikisnya nilai moral karena adanya globalisasi.
Baca juga: Makna Pernyataan ‘Berpikir Global, Bertindak Lokal’
Menggunakan produk lokal
Menggunakan produk lokal dapat menghemat energi dan emisi karbon dioksida yang digunakan untuk mengirim produk dari luar negeri.
Selain itu, menggunakan juga berarti mendukung pengusaha lokal untuk meningkatkan pandapatan dan menggerakkan roda perekonomian bangsa.
Mengolah limbah makanan dengan baik
Contoh sikap berpikir global bertindak lokal adalah mengolah limbah makanan dengan baik. Kita dapat memisahkan limbah makanan dari limbah padat.
Dilansir dari UN Environment Programme, limbah makanan adalah sampah organik yang dioleh melalui pengomposan atau mengubahnya menjadi produk sampingan.
Pengolahan limbah makanan dengan baik secara lokaldapat mengurangi tumpukan sampah global dengan signifikan.
Baca juga: Sikap yang Dicontoh dari Pengrajin Barang Bekas
Mengurangi sampah
Mengurangi sampah adalah tindakan lokal yang dapat membantu penyelesaian maslaah sampah secara global. Mengurangi sampah dapat dilakukan dengan menarpkan prinsip 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle.
Menyaring informasi
Dalam era globalisasi, pertukaran informasi angatlah luas dan tidak terbatas. Informasi yang tidak terbatas ini bisa memberikan dampak buruk berupa informasi yang palsu atau mengandung kepentingan salah satu pihak, juga yang tidak sesuai dengan nilai serta budaya dalam negeri.
Sehingga kita perlu menyaring informasi yang didapatkan di era globalisasi. Menyaring informasi dapat berupa mencari tahu mana yang benar dan mana yang salah, tidak mudah terhasut, dan menghindari perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai moral bangsa.
Melestarikan kebudayaan lokal
Melestarikan kebudayaan lokal dapat menghindarkan kita dari dampak buruk globalisasi. Melestarikan kebudayaan lokal, adat istiadat, bahasa daerah, juga nilai-nilai budaya lainnya dapat memperkokoh jati diri bangsa sehingga tidak mudah terbawa arus negatif globalisasi.
Baca juga: Sikap untuk Menghindari Kerusakan Hutan
Melestarikan keanekaragaman hayati
Mengutip dari United Nations Development Programme, masyarakat adat dan komunitas lokal merupakan agen perubahan yang penting dalam melestarikan juga menggunakan sumber daya keanekaragaman hayati secara berkelanjutan di dalam dan di luar kawasan lindung.
Melestarikan keanekaragaman hayati secara lokal dapat memastikan kelangsungan hidup manusia dan spesies lainnya di era globalisasi.
Hal tersebut dikarenakan keanekaragaman hayati menyediakan air, makanan, obat-obatan, meningkatkan mata pencarian, dan membentuk ketahanan iklim.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.