KOMPAS.com – Bumi terdiri dari beberapa lapisan, salah satunya adalah kerak bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudra disebut lempeng samudera. Adapun kerak bumi yang menjadi dasar dari suatu benua adalah lempeng benua.
Baik lempeng benua maupun lempeng samudera, keduanya adalah lempeng tektonik dari kerak bumi yang keras.Kerak sangat keras karena merupakan lapisan batuan yang padat.
Untuk memahami tentang kedua lempeng tersebut, simaklah penjelasan teori lempeng tektonik di bawah ini!
Teori lempeng tektonik adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan teori pergeseran benua. Teori lempeng tektonik menjawab bagaimana daratan di bumi bisa bergeser dari yang awalnya hanya satu kesatuan daratan menjadi permukaan bumi yang seperti sekarang.
Baca juga: Lempeng Tektonik dan Jenisnya di Indonesia
7 lempeng utama planet bumi
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, kerak bumi atau litosfer memiliki ketebalan 100 kilometer dan terpecah menjadi tujuh lempeng tektonik dan beberapa lempeng yang lebih kecil.
Dari ketujuh lempeng utama, enam di antaranya adalah lempeng benua dan satu sisanya merupakan lempeng samudera. Berikut adalah tujuh lempeng tektonik utama planet bumi:
- Lempeng Benua Afrika
- Lempeng Benua Amerika Utara
- Lempeng Benua Amerika Selatan
- Lempeng Benua Antartika
- Lempeng Benua Australia
- Lempeng Benua Eurasia
- Lempeng Samudera Pasifik
Adapun, lempeng yang lebih kecil adalah pecahan dari lempeng-lempeng besar yang saling bertabrakan. Tabrakan terjadi karena ketujuh lempeng tersebut bergerak dan menghasilkan pergeseran sekitar dua hingga 15 sentimeter per tahunnya.
Baca juga: Jalur Sirkum Pasifik: Rute dan Dampaknya
Jenis-jenis pergerakan lempeng tektonik
Secara garis besar, lempeng tektonik menghasilkan tiga jenis pergerakan yaitu konvergen, divergen, dan juga transformasi. Jenis pergerakan lempeng bertanggung jawab pada pembentukan kontur permukaan bumi.
KonvergenKonvergen adalah jenis pergerakan lempeng yang mendekati satu sama lain. Jenis lempeng yang bertabrakan akan menentukan kontur bumi yang terbentuk.
Jika dua lempeng benua dengan kepadatan yang sama bertubrukan, maka keraknya akan remuk. Remukan kerak yang bertubrukan akan bertumpuk dan membentuk barisan pegunungan seperti pegunungan Himalaya.
Jika lempeng benua dan lempeng samudera bertabrakan, lempeng samudera akan menghujam ke bawah bumi dan lempeng benua melipat ke atas membentuk pegunungan.
Dilansir dari National Geographic, lempeng samudera yang menghujam ke bawah membentuk zona subduksi dan mencair menjadi magma yang mengisi pegunungan. Sehingga pergerakan ini menghasilkan barisan pegunungan berapi seperti Sirkum Pasifik atau yang lebih dikenal sebagai cincin api pasifik.
Adapun, jika yang bertabrakan adalah dua lempeng samudra maka keduanya akan menghujam ke dalam bumi. Hal tersebut menciptakan palung laut dan juga gunung berapi bawah laut.
Baca juga: Proses Terbentuknya Pegunungan Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik
DivergenDilansir dari Live Science, divergen adalah jenis pergerakan lempeng tektonik yang menjauhi satu sama lain. Kedua lempeng yang saling menjauhi kemudian membentuk cekungan atau celah berupa palung, lembah, dan juga patahan di permukaan bumi.
TransformasiMelansir dari Encyclopedia Britannica, transformasi adalah dua buah lempeng yang bergerak sejajar satu sama lain ke arah yang berlawanan. Pergesekan kedua lempeng tersebut menghasilkan patahan seperti sesar San Andreas.
Pergerakan lempeng-lempeng tektonik tersebut tidak hanya menghasilkan kontur bumi namun juga menyebabkan gempa bumi dari pergerakannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.