Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalisme Damai: Pengertian dan 7 Karakteristiknya

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/VANYA KARUNIA MULIA PUTRI
Ilustrasi
|
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

KOMPAS.com - Jurnalisme damai merupakan praktik jurnalisme yang menerapkan konsep perdamaian dalam tiap pemberitaannya.

Prinsip utama dalam praktik jurnalisme ini adalah melaporkan pemberitaan mengenai suatu kejadian dengan frame (bingkai) yang lebih berimbang serta akurat.

Praktik jurnalisme damai (peace journalism) memberi kesempatan bagi kedua belah pihak yang sedang berkonflik untuk mencari jalan tengah penyelesaian masalah.

Apa itu jurnalisme damai?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian jurnalisme damai

Jurnalisme damai adalah pelaporan kejadian atau peristiwa dengan frame yang lebih luas, berimbang, serta akurat, yang didasarkan pada informasi mengenai konflik serta berbagai perubahan yang terjadi.

Melansir dari jurnal Media dan Konflik: Mewujudkan Jurnalisme Damai (2020) karya Irwanti Said, pendekatan jurnalisme damai mulai digaungkan pada 1970-an oleh Johan Galtung, seorang profesor studi perdamaian dan Direktur TRANSCEND Peace and Development Network.

Baca juga: Jurnalisme Warga: Pengertian dan 5 Bentuk Aktivitasnya

Seiring berjalannya waktu, pendekatan jurnalisme damai banyak digunakan oleh para wartawan, guna menyusun pemberitaan konflik yang lebih berimbang dan akurat.

Dikutip dari jurnal Jurnalisme Damai dalam Pembingkaian Berita Rasisme Mahasiswa Papua di Tribunnews.com dan Detik.com (2020) karya Sukma Alam, jurnalisme damai (peace journalism) mengajak semua pihak untuk lebih memikirkan bahaya dan dampak negatif konflik.

Dalam menerapkan pendekatan jurnalisme ini, wartawan dituntut untuk tidak menambah panas situasi konflik. Sebaliknya, wartawan harus memberi jalan tengah bagi pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan masalahnya.

Karakteristik jurnalisme damai

Menurut Andi Fachruddin dalam buku Journalism Today (2019), jurnalisme damai punya tujuh karakteristik utama, yakni:

  1. Memandang pertikaian maupun konflik sebagai sebuah masalah yang harus segera diatasi.
  2. Konten pemberitaannya selalu mencari tahu asal usul konflik dan alternatif penyelesaiannya.
  3. Jurnalisme damai didasarkan pada pendekatan menang-menang. Artinya praktik jurnalisme ini tidak memandang mana pihak yang menang atau kalah.
  4. Beberapa hal yang menarik untuk diangkat sebagai bahan pemberitaan, yaitu kerusakan serta kerugian psikologis, budaya, dan penderitaan para korban konflik.
  5. Melaporkan tiap kejadian konflik dengan frame (bingkai) yang lebih luas, berimbang, dan akurat. Hal ini dilakukan karena media massa hendaknya melihat sebuah persoalan dari berbagai perspektif, dan bukan hanya melihat dari satu sudut pandang saja.
  6. Pemilihan judul, diksi kata, konten berita, serta narasumbernya tidak memicu konflik dan bersifat ambigu.
  7. Isi materi pemberitaannya tidak menyembunyikan fakta, melainkan memilih fakta yang lebih bijaksana, supaya tidak menimbulkan konflik baru.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi