Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelemahan Teori Evolusi Lamarck

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI
Ilustrasi teori evolusi Lamarck pada jerapah
|
Editor: Silmi Nurul Utami


KOMPAS.com – Teori evolusi Lamark adalah salah satu dari teori evolusi yang berusaha mengungkap rahasia evolusi makhluk hidup. Teori Lamarck tidak dapat bertahan lama karena memiliki kelemahan.

Teori evolusi Lamarck dikemukakan oleh seorang naturalis dan ahli biologis asal Prancis bernama Jean-Baptise Lamarck.

Dalam bukunya yang berjudul Philosophie zoologique, Lamarck berpandangan bahwa evolusi terjadi karena dorongan internal dalam diri makhluk hidup dan perubahan tersebut diturunkan ke turunan selanjutnya.

Perubahan makhluk hidup itu bersifat meningkatkan ukuran dan juga fungsi yang lebih unggul dalam kehidupan. Teori evolusi Lamarck tersebut tidak diterima secara umum karena memiliki kelemahan. Berikut adalah kelemahan teori evolusi Lamarck!

Baca juga: Evolusi: Pengertian dan Perkembangannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak memiliki bukti

Pada dasarnya teori evolusi Lamarck adalah suatu konsep yang tidak memiliki bukti. Lamarck tidak memiliki bukti ilmiah yang mendukung teorinya, hingga teori ini banyak menuai kritik.
Evolusi tidak selalu berupa peningkatan ukuran

Dilansir dari Online Biology Notes, Lamarck mengaitkan evolusi sebagai kecenderungan kelompok organisme tertentu untuk berubah dan meningkatkan ukuran. Namun, bukti yang ada menunjukkan bahwa evolusi tidak berjalan searah seperti itu.

Evolusi tidak selalu meningkatkan ukuran

Evolusi tidak selalu meningkatkan ukuran makhluk hidup, namun juga mengurangi ukurannya. Misalnya, banyak tumbuhan dan hewan purba memiliki ukuran besar namun berevolusi menjadi lebih kecil.

Contohnya pakis purba dulunya berukuran raksasa, kini menciut lebih kecil setelah berevolusi.

Baca juga: Evolusi dan Berbagai Teorinya

Pertentangan dengan August Weismann

Lamarck memandang evolusi secara sederhana, di mana perubahan terjadi akibat bagian tubuh yang digunakan. Misalnya, jerapah mencoba mendapatkan makanan pada pohon-pohon tinggi, sehingga lehernya perlahan memanjang.

Lamarck beranggapkan perubahan itu langsung diturunkan ke keturunan jerapah selanjutnya. Hal ini tersebut ditentang oleh seorang ahli biologi asal Jerman bernama August Friedrich Leopold Weismann.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, Weissman menunjukkan bahwa kesinambungan plasma nutfah cukup untuk menjelaskan karakteristik pewarisan semua sifat individu suatu spesies tanpa perlu mendalilkan kontribusi dari sel-sel tubuh.

Menurut Weissman, tidak ada hubungannya penggunaan suatu organ tubuh ke dalam evolusi seperti yang dikatakan oleh Lamarck.

Baca juga: Persamaan dan Perbedaan Teori Darwin dan Lamarck Tentang Evolusi

Dilansir dari The Embryo Project Encyclopedia, Weissman juga beranggapan bahwa perubahan terjadi pada sel somatik (sel tubuh) tidak dapat diteruskan ke sel germinal (sel telur dan sel sperma). Sehinggam Weissman menolak krakteristik pewarisan sifat yang dikemukakan oleh Lamarck.

Pertentangan dengan teori Darwin

Setelah teori Lamarck diungkapkan ke publik, lima puluh tahun setelahnya Darwin mengemukakan teori evolusinya. Meskipun terdapat beberapa kesamaan, ada pertentangan antara teori evolusi Lamarck dan Darwin.

Lamarck beranggapan bahwa evolusi terjadi karena faktor internal dalam diri makhluk hidup. Sedangkan, Darwin beranggapakn bahwa evolusi terjadi karena faktor luar berupa seleksi alam.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi