Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Bintang Kembar

Baca di App
Lihat Foto
NASA Solar Dynamics Observatory
Permukaan matahari sebagai satu-satunya bintang dalam Tata Surya
|
Editor: Silmi Nurul Utami


KOMPAS.com – Pembentukan Tata Surya merupakan misteri yang coba dipecahkan oleh para ilmuan selama ratusan tahun. Salah satu teori yang mencoba menguak pembentukan Tata Surya adalah Teori Bintang Kembar.

Teori Bintang Kembar diawali dengan tanggapan H. N. Russell terhadap Teori Pasang Surut bahwa teori tersebut tidak memberikan momentum sudut yang cukup untuk membentuk planet.

Teori Russel tersebut kemudian dikembangkan oleh seorang astronom dan matematikawan asal Inggris bernama Raymond Arthur Lyttleton. Menurut Raymond Arthur Lyttleton dalam On The Origin of The Planets (1938), matahari adalah salah satu komponen dari bintang biner (bintang kembar).

Lyttleton beranggapan bahwa dulunya ada dua buah bintang (bintang kembar. Salah satu bintan kembar tersebut meledak karena suatu alasan. Ledakan bintang tersebut melepaskan berbagai serpihan juga nebula.

Baca juga: Teori-teori Pembentukan Tata Surya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serpihan dan nebula tersebut kemudian tertarik oleh gaya gravitasi bintang satunya yang tidak meledak. Serpihan dan nebula kemudian secara perlahan membentuk planet-planet, termasuk bumi yang kita tinggali.

Planet-planet yang terbantuk kemudian mengorbit pada bintang yang tidak meledak. Bintang tersebut kita kenal sebagai matahari.

Teori Bintang kembar Lyttleton tersebut didukung oleh seorang ahli matematika dan astronom asal Inggris juga yang bernama Sir Fred Hoyle. Menurut Hoyle Tata Surya diawali dengan bintang kembar dengan ukuran yang sama.

Menurut Rev. Daniel O’Connell dalam According to Hoyle (1953), Hoyle beranggapan bahwa pendamping matahari (bintang yang satunya) adalah supernova yaitu sebuah bintang masif yang meledak dengan kekuatan dan panas yang sangat besar.

Baca juga: Teori Nebula

Ledakan supernova tersebut mengakibatkan gas yang sangat panas. Gas panas tersebut terperangkap dalam gravitasi matahari, kemudian perlahan mendingin dan mengembun membentuk planet-planet dalam Tata Surya kita.

Selain membentuk planet-planet, sepihan dan gas hasil supernova juga membentuk asteroid, komet, dan benda angkasa lainnya yang mengisi Tata Surya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi