Oleh: Nolilita, Guru SMPN Binaan Khusus Kota Dumai, Riau
KOMPAS.com - Seperti apa kalau kita menjadi seekor belalang? Apakah yang terjadi apabila ular lebih banyak? Hal tersebut berkaitan dengan jaring-jaring makanan.
Untuk mengetahui proses jaring-jaring makanan, dapat dilakukan praktik dengan bermain peran. Hal ini tentu akan memberikan pemahaman lebih jelas dan siswa didik bisa mengerti proses jaring-jaring makanan dengan mudah.
Sebelum bermain peran, kita harus memahami adanya hubungan saling ketergantungan antarkomponen biotik yang terjadi antara makhluk hidup satu dan makhluk hidup lainnya dalam ekosistem.
Tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup tanpa makhluk hidup lainnya. Setiap makhluk hidup memerlukan makhluk hidup lainnya untuk saling mendukung kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Komponen biotik terdiri atas produsen, konsumen, dan pengurai. Hubungan saling ketergantungan antara produsen, konsumen, dan pengurai terjadi melalui peristiwa makan dan di makan.
Dalam peristiwa makan dan dimakan terjadi aliran perpindahan energi antar makhluk hidup. Perpindahan energi yang terjadi dalam suatu ekosistem dapat digambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan.
Baca juga: Perbedaan Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
Bermain peran
Bermain peran adalah salah satu cara agar peserta didik memahami materi pembelajaran dengan lebih santai.
Bermain peran juga bisa dikolaborasikan dengan mapel Bahasa Indonesia dalam bentuk teks fabel yang nantinya akan terbentuk sebuah teks cerita yang lahir dari bermain peran ketika belajar.
Peserta didik akan memegang perannya masing-masing berdasarkan kesepakatan kelompok. Dengan demikian peserta didik akan mengetahui apa yang akan mereka lakukan dan seperti apa kehidupan masing-masing peran di dalam jaring-jaring makanan.
Adapun peran yang ada dalam jarring-jaring makan tersebut adalah tumbuhan (rumput), ulat, burung, belalang, katak, tikus dan elang.
Tujuan dilakukannya praktik ini adalah untuk mengetahui interaksi antarkomponen biotik peristiwa makan di makan, simbiosis dan kompetisi.
Untuk alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini di antaranya tali rafia, gunting, kardus bekas dan Spidol. Sedangkan untuk prosedur kerja sebagai berikut:
- Buatlah kartu berukuran 20 cm x 15 cm dari kardus bekas sebanyak dua buah per kelompok.
- Lubangi setiap kartu di kedua sudut atasnya dan ikatlah dengan tali rafia sepanjang 50 cm melalui lubang kartu sehingga dapat dikalungkan di leher.
- Tulislah menggunakan spidol pada setiap kartu dengan nama organisme-organisme seperti tanaman kembang sepatu, kupu-kupu, burung gelatik, ular, katak, belalang, ulat, ayam, burung elang, dan musang. Selain itu, tuliskan jenis interaksi yang terjadi di ketiga kartu yang lain yaitu kompetisi, parasitisme, dan mutualisme.
- Kalungkan kartu-kartu tersebut di leher teman-temanmu dan mintalah temanmu memainkan perannya sesuai dengan jenis organisme yang tertulis pada kalung tersebut.
- Mintalah temanmu yang berperan sebagai tanaman kembang sepatu untuk berdiri sambil memegang tiga cabang tali rafia yang panjang.
- Mintalah temanmu yang lain untuk memegang tali rafia tersebut sesuai dengan organisme yang diperankannya. Misalnya tanaman kembang sepatu dimakan ulat sehingga temanmu yang berperan sebagai ulat memegang tali rafia dari temanmu yang berperan sebagai tanaman kembang sepatu. Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu jaring-jaring makanan.
- Mintalah teman-temanmu yang berkalungkan kartu dengan nama kompetisi, parasitisme dan mutualisme untuk berdiri di antara organisme yang mengadakan jenis interaksi tersebut.
Baca juga: Jaring-Jaring Makanan yang Terjadi di Danau, Laut, Sawah, dan Hutan
Stuktur cerita fabel
Dengan peran yang dimainkan bisa menuangkannya dalam sebuah teks yaitu teks cerita fabel. Teks cerita fabel mengisahkan cerita yang berkaitan dengan hewan. Berikut langkah-langkahnya:
- Mengenalkan tokoh atau orientasi
Tahap pertama, peserta didik bisa mengenalkan tokoh terlebih dahulu, hal ini tentunya disesuaikan dengan peran yang peserta didik dapatkan dalam jaring-jaring makanan.
Misalnya:
Seekor ulat bernama Ulik yang cantik sedang bermain di sebuah taman. Bunda ulat sudah memberi nasihat agar Ulik jangan keluar dari rumahnya. Tapi Ulik tetap tidak mau mendengarkannya. Ulik tetap ingin melihat dunia luar.
- Komplikasi atau permasalahan
Lalu peserta didik bisa melanjutkan pada struktur teks berikutnya yaitu pada komplikasi yang berisi tentang permasalahan apa saja yang terjadi pada penokohan di teks fabel.
Bagian perumitan masalah dimulai dengan tokoh utama berjumpa dengan seekor burung. Misalnya:
Seekor burung menghampirinya. Ulik begitu terpesona dengan kecantikan burung tersebut.Burung mengajaknya untuk melihat bagian dunia yang belum pernah dilihat oleh Ulik.
Baca juga: Struktur Teks Prosedur Kompleks
- Konflik
Peserta didik bisa menuangkan dalam tulisan seputar konflik yang terjadi selama proses jaring-jaring makanan berlangsung. Dengan penggunaan kaidah kebahasaan yang tepat maka akan menghasilkan konflik yang sangat bisa dinikmati oleh pembaca nantinya.
Contohnya:
Ulik menurut ajakan dari Si Burung. Sepertinya dunia yang akan Ulik kunjungi lebih indah dari rumah. Tapi ternyata Ulik dibohongi oleh burung. Burung tidak pernah mengajaknya dunia yang seperti yang diimpikan Ulik.
- Resolusi
Dengan rangkaian cerita yang dituturkan berdasarkan pengalaman bermain peran akhirnya akan dituangkan dalam resolusi yang merupakan bagian dari hasil permasalahan yang berisikan tentang inti dari cerita.
Peserta didik lebih paham kondisi yang dialami oleh peran yang telah diperankan sehingga pada resolusi ini tampak seperti nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya:
Ulik menyadari bahwa dunia yang indah itu hanya di rumah bersama orang yang kita sayangi.
- Koda
Untuk lebih mengesankan peserta didik menambahkan struktur terakhir dalam teks fabel yakni koda. Koda dituliskan oleh seorang pengarang pada pesan moral tentang akhir dari cerita fabel.
Contoh:
Kita jangan terpengaruh dengan hanya melihat dari luar saja, dan selalu mendengar nasihat dari orang tua.
Dari praktik baik yang telah dilakukan berkolaborasi mata pelajaran bahasa Indonesia dengan mata pelajaran IPA, menggunakan model pembelajaran bermain peran mampu mengajak peserta didik paham dan mengerti peran masing-masing dalam jaring-jaring makan.
Dengan mengalami langsung peserta didik akhirnya mampu menuangkannya dalam bentuk tulisan baik itu bentuk laporan maupun teks fabel yang sangat menyenangkan.
Pengalaman itu membuat peserta didik lebih mengenal alam dan juga perannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Contoh Teks Eksplanasi tentang Gempa Bumi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.