Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otoritarianisme: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/ WOKANDAPIX
Ilustrasi politik.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Otoritarianisme dapat disebut juga paham politik otoriter. Dikutip dari buku Menelusuri Akar Otoritarianisme di Indonesia (2007), Baskara Wardaya menjelaskan bahwa otoritarianisme adalah bentuk pemerintahan yang bercirikan penekanan kekuasaan hanya pada negara atau pribadi tertentu, tanpa melihat derajat kebebasan individu.

Dikutip dari Britannica, otoritarianisme merupakan kepatuhan buta terhadap otoritas, sebagai lawan dari kebebasan berpikir dan bertindak individu.

Baca juga: Pengertian Sistem Politik

Ciri-Ciri Otoritarianisme

Menurut Theodore M. Vestal dalam buku Ethiopia: A Post-Cold War African State (1999), otoritarianisme mempunyai enam ciri-ciri, yakni: 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contohnya, Uni Soviet yang kekuasaannya terpusat di Moskow tepatnya di Kremlin dan menjadi ibu kota negara.

Beberapa prinsip tersebut yaitu:

  1. Aturan manusia, bukan supremasi hukum
  2. Pemilihan yang dimanipulasi
  3. Semua keputusan politik penting yang dibuat oleh pejabat yang tidak dipilih secara tertutup
  4. Birokrasi beroperasi cukup independen dari aturan, pengawasan yang dipilih pejabat, atau perhatian konstituen yang konon mereka layani
  5. Pelaksanaan kekuasaan politik yang informal dan tidak diatur

Contohnya semua aturan yang ada di Korea Utara disusun oleh pemimpin tertingginya, saat ini Kim Jong-Un. Pengawasan birokrasi pun sangat ketat oleh petinggi negara.

Baca juga: Kenapa Korea Terbagi Menjadi Utara dan Selatan?

Contohnya, Kim Jong-Un yang memimpin Korea Utara menunjuk sendiri sebagai pemimpin tertinggi di negaranya menggantikan ayahnya Kim Jong-Il yang meninggal.

Contohnya, di Korea Utara tidak terdapat ruang untuk oposisi bersuara. Bila terdapat oposisi atau pihak yang mengkritik pemerintahan Kim Jong-Un, nyawanya akan terancam.

Otoritarianisme melemahkan masyarakat sipil dengan beberapa aturan, seperti: 

  1. Tidak ada kebebasan untuk membuat berbagai kelompok organisasi dan partai politik untuk bersaing demi kekuasaan atau mempertanyakan keputusan penguasa. 
  2. Memaksakan kontrol di hampir seluruh elemen masyarakat. 

Contohnya, saat sebelum Perang Dunia 2 hingga Perang Dunia 2 berakhir, Jerman hanya memiliki satu Partai. Partai tersebut yaitu Partai Nazi.

Baca juga: Faktor Penyebab Pemerintahan Tidak Transparan

Stabilitas politik dipertahankan oleh:

  1. Kontrol atas dan dukungan militer untuk memberikan keamanan pada sistem dan kontrol masyarakat
  2. Birokrasi yang dikelola rezim
  3. Kontrol oposisi internal dan perbedaan pendapat
  4. Penciptaan kesetiaan melalui berbagai cara sosialisasi

Contohnya, Joseph Stalin pada masa kepemimpinannya memegang kendali penuh atas militer negaranya. Militer dijadikan kontrol sosial bahkan hingga ke tingkat paling rendah di tatanan administrasi di negaranya tersebut.

Sedangkan penciptaan kesetiaan melalui berbagai cara sosialisasi terjadi di Korea Utara. Di mana televisi dan radio dipenuhi propaganda untuk meningkatkan kesetiaan warganya kepada negara dan juga meningkatkan citra Kim Jong-Un sendiri.

Baca juga: Bagaimana Proses Komunikasi Politik?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Britannica
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi