KOMPAS.com – Ada banyak gejala alam yang terjadi di bumi, banyak di antaranya disebabkan oleh vulkanisme. Apa yang dimaksud dengan vulkanisme dan macam-macam vulkanisme?
Pengertian vulkanisme
Bumi terbentuk dari beberapa lapisa, salah satunya adalah lapisan litosfer. Litosfer berada di bawah kerak bumi dan memiliki kantong yang disebut dengan kantong magma atau dapur magma.
Dapur magma di litosfer adalah tempat berisi batuan cair yang sangat panas dan terus bergerak, atau yang lebih dikenal dengan sebutan magma. Magma tersebut dapat keluar ke permukaan bumi melalui celah atau rekahan kerak bumi.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, vulkanisme adalah berbagai proses atau fenomena pelepasan magma, fragmen piroklastik, uap, dan air panas termasuk gunung berapi, geiser, dan juga fumarole.
Singkatnya, vulkanisme adalah semua gejala yang berkaitan dengan pelepasan magma dari dalam bumi ke permukaan bumi melalui celah, rekahan, ataupun ventilasi bumi.
Baca juga: Proses Meletusnya Gunung Berapi
Dilansir dari NASA, vulkanisme menunjukkan bahwa bagian dalam bumi bersirkulasi dan panas (cukup panas untuk meleleh). Sehingga, vulkanisme membantu bumi mendinginkan dirinya dan mempertahankan keseimbangan ekologisnya.
Macam-macam vulkanisme
Vulkanisme menyebabkan terjadinya erupsi, yaitu keluarnya magma dari perut bumi. Proses erupsi disebut juga dengan letusan gunung berapi.
Secara garis besar, erupsi dibagi menjadi dua yaitu erupsi eksplosif dan erupsi efusif.
Erupsi efusifErupsi efusif adalah vulkanisme yang terjadi ketika magma yang sangat panas dengan viskositas (kekentalan) yang rendah keluar dari dalam bumi. Magma yang cair (tidak terlalu kental) membuat gas terlarut dapat keluar dengan mudah.
Baca juga: Bentuk-Bentuk Gunung Api
Kandungan gas dalam erupsi efusif juga tidak terlalu banyak sehingga, magma mengalir keluar tanpa menimbulkan ledakan yang besar. Sehingga, erupsi efusif kerap disebut sebagai lelehan lava.
Karena tidak menimbulkan ledakan yang besar, erupsi efusif membentuk gunung api yang landai. Erupsi efusif membentuk gunung berapi yang landai dan menyerupai perisai. Contoh gunung api tipe perisai adalah:
- Gunung Manoa Loa
- Gunung Kilauea
- Gunung Mauna Kea
Kebalikan dengan erupsi efusif, erupsi eksplosif adalah gejala vulkanisme yang terjadi ketika magma dengan viskositas tingi keluar dari dalam bumi. Magma yang lebih dingin dan lebih kental dapat membeku dan menyumbat lubang magma.
Baca juga: 10 Gunung Tertinggi di Indonesia
Sedangkan gas yang terkandung di dalam gunung berapa berjumlah besar. Gas yang tersumbat akibat magma terus-menerus meningkat tekanannya. Ketika tekanan makin tinggi, sumbatan tersebut pecah menjadi fragmen piroklastik.
Menimbulkan ledakan atau letusan gunung berapa yang dahsyat. Erupsi eksplosif terjadi dalam aliran yang sangat cepat dan tiba-tiba, mencapai kecepatan 700 kilometer per jam. Sehingga, sangat berbahaya, menimbulkan banyak korban jiwa, dan menimbulkan kerusakan yang luas.
Erupsi eksplosif menghasilkan gunung berapi yang curam menyerupai kerucut atau yang disebut sebagai gunung api tipe strato. Contoh gunung api tipe strato yang dihasilkan erupsi eksplosif adalah:
- Gunung Semeru
- Gunung Merapi
- Gunung Merbabu
- Gunung Fuji
Baca juga: Daftar Puncak Gunung Tertinggi di Asia
Suatu gunung juga bisa memiliki kedua tipe erupsi. Erupsi efusif dan eksplosif menghasilkan tipe gunung berapi maar yang tidak terlalu curam dan memiliki kawah besar. Contoh gunung api maar adalah:
- Gunung Lamongan
- Gunung Gamalama
- Gunung Dieng
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.