Oleh: Abdul Rahmat, Guru SDN 011 Balikpapan Tengah, Kalimantan Timur
KOMPAS.com - Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat dalam cerita fiksi atau karya sastra. Unsur-unsur intrinsik sebuah cerifa fiksi di antaranya:
- Tema adalah ide pokok cerita.
- Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya.
- Latar merupakan seluruh keterangan mengenai tempat, waktu, suasana sebagai lokasi dan situasi tokoh-tokoh dalam sebuah cerita fiksi.
- Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan watak atau karakter tokoh-tokoh cerita.
- Alur atau plot adalah jalinan peristiwa dalam cerita fiksi.
- Sudut pandang atau point of view adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Baca juga: Teks Eksemplum: Pengertian, Struktur, Ciri-ciri, dan Contohnya
Contoh analisis unsur intrinsik
Berikut ini adalah contoh menganalisis unsur intrinsik pada sebuah cerita fiksi:
Indahnya Meminta Maaf
Karya : Abdul Rahmat, S.Pd
“Di, oper ke sini!” teriak Wiyata yang sudah berjarak sepuluh langkah dari gawang sederhana yang terbuat dari kayu.
Mendengar suara Wiyata, Adi menghentikan larinya. Menahan bola dengan telapak kakinya dan menendang dengan keras benda bundar itu ke arah Wiyata. Namun nahas, bola yang melambung itu bergeser beberapa meter dari arah tujuannya. Membuat Wiyata hanya bisa melihat bola itu melayang keluar lapangan.
"Gimana sih, Ta?! Harusnya kamu kejar!” teriak Adi kesal.
“Loh, bolanya melenceng jauh gitu, susahlah untuk dikejar. Kamu yang arah opernya tidak tepat!” sahut Wiyata membela diri.
Adi berjalan keluar lapangan, diikuti oleh Wiyata di belakangnya. Liga antar kampung sore itu berhenti sebentar karena kedua tim sama-sama kelelahan. Adi duduk bersandar di batang sebuah pohon besar seraya meneguk air mineral dari dalam botol minum berwarna hijau miliknya.
“Kalau kamu opernya tepat, pasti aku sudah mencetak gol,” Wiyata masih membahas kejadian di lapangan tadi.
“Ah kamu saja yang tidak bisa mengejar bolanya. Kamu malas lari,” ujar Adi menyeka keringatnya.
“Tidak bisalah mengejar bola yang keluar lapangan gitu!”
“Bisa dong. Makanya usaha dulu!”
“Sudah, sudah. Jangan berkelahi. Ini hanya permainan,” sahut Bagus; salah satu teman mereka.
Suara dari Bagus berhasil menghentikan perdebatan kedua sahabat itu. Keduanya sama-sama diam, meski masih menampilkan raut wajah marah. Wajar, dalam pertemanan ada saja perbedaan-perbedaan dan silang pendapat. Namun, tidak mengurasngi rasa sayang di antara mereka.
“Jangan bertengkar hanya karena bermain bola. Ayo kalian saling minta maaf,” ucap Bagus mencoba mendamaikan.
Adi dan Wiyata saling menatap. Keduanya belum ada tanda-tanda ingin bermaafan. Kembali Bagus memberi nasihat kepada teman-temannya itu. Tidak lama kemudian, Adi dan Wiyata saling bersalaman.
"Maaf ya Adi,” ucap Wiyata.
“Iya, aku juga minta maaf ya Wiyata,” balas Adi sambil menyambut tangan sahabatnya itu. Tak lama keduanya saling berbalas senyum.
Baca juga: 5 Jenis Teks Artikel dan Penjelasannya
Unsur-unsur intrinsik pada cerita di atas adalah:
- Tema cerita di atas adalah tentang saling memaafkan.
- Amanat pada cerita Indahnya Meminta Maaf ialah bahwa dalam berteman kita harus saling memaafkan.
- Latar dalam cerita di atas antara lain: latar tempat di lapangan dan latar waktu pada sore hari.
- Penokohan. Tokoh-tokoh dalam cerita di atas adalah Adi, Wiyata dan Bagus. Adi dan Wiyata sama-sama berwatak keras kepala dan mudah marah. Bagus berwatak bijaksana dan baik hati.
- Alur dalam cerita tersebut adalah alur maju, peristiwa dalam cerita bergerak maju.
- Sudut pandang yang digunakan dalam cerita tersebut adalah sudut pandang orang ketiga, karena menggunakan nama tokoh dan pengarang tidak memegang peranan sebagai tokoh dalam cerita.