KOMPAS.com - Bencana alam di Indonesia sering terjadi tiap tahunnya.
Dilansir dari ABC News, beberapa bencana alam di Indonesia adalah longsor, gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, dan tsunami.
Bencana alam itu terjadi karena kondisi geografis Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik. Kondisi ini menyebabkan tabrakan lempeng tektonik yang menimbulkan gempa bumi.
Namun, faktor bencana alam bukan hanya dari kondisi geografis saja. Masih ada beberapa faktor penyebab lainnya, seperti geologi dan sosial.
Berikut enam faktor penyebab kerentanan bencana alam di Indonesia:
- Kondisi morfologi yang rawan bencana
- Kerusakan lingkungan
- Kemiskinan
- Urbanisasi
- Perubahan budaya
- Kurangnya kesadaran untuk memperoleh informasi
Baca juga: Contoh Bencana Alam di Dataran Tinggi dan Rendah yang Disebabkan Manusia
Kondisi morfologi yang rawan bencana
Indonesia dikenal dengan kondisi morfologinya yang cukup beragam. Mulai dari dataran tinggi, seperti pegunungan, hingga dataran rendah, misalnya pantai.
Kondisi morfologi yang beragam ini ternyata cukup berbahaya, karena sewaktu-waktu dapat menimbulkan bencana alam.
Walau berbahaya, masih banyak warga rela bermukim di kawasan morfologi yang rawan. Misalnya, tebing curam hingga lereng pegunungan yang rawan. Hal ini tentunya sangat membahayakan keselamatan warga.
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor utama penyebab bencana alam.
Banyak warga merusak hutan, menebang pohon sembarangan, bahkan membakar hutan.
Akibatnya, banjir sering terjadi, dan polusi udara pun makin tak terkendali. Lantaran, tidak ada tempat yang layak untuk menampung tingginya curah air hujan dan udara kotor tersebut.
Baca juga: Jenis-jenis Bencana Alam, Nonalam dan Sosial
Kemiskinan
Adalah faktor kerentanan bencana alam Indonesia, yang berasal dari aspek sosial.
Dikutip dari buku Membuka Wawasan dengan Geografi (2018) karya Agnas Setiawan, masyarakat Indonesia masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Kemiskinan berdampak pada perolehan ilmu terkait bencana dan penanggulangannya. Masyarakat miskin kurang memperoleh informasi kebencanaan berikut cara mengatasinya.
Oleh sebab itu, bencana alam masih sering terjadi. Salah satunya dikarenakan kesenjangan ilmu yang dialami masyarakat miskin di Indonesia.
Urbanisasi
Angka urbanisasi di Indonesia terbilang cukup tinggi. Urbanisasi adalah upaya masyarakat desa pindah ke kota besar.
Urbanisasi yang tidak terkendali membuat jumlah penduduk kota meningkat pesat. Akibatnya, tak sedikit masyarakat yang melakukan urbanisasi, bermukim di kawasan kumuh dan sempit.
Terkadang, tempat mereka bermukim dapat menghambat aliran sungai, dan akibatnya banjir hampir selalu terjadi tiap tahun.
Baca juga: Bencana Alam: Jenis, Penyebab dan Penanggulangannya
Perubahan budaya
Perubahan budaya secara tidak langsung dapat memengaruhi terjadinya bencana alam di Indonesia.
Masyarakat Indonesia memiliki kearifan lokal dalam menjaga kesimbangan ekologis atau lingkungan sekitar.
Makin lama, budaya untuk mempertahankan kearifan lokal kian luntur.
Misal, banyak masyarakat yang tidak lagi menghargai peraturan untuk membuang sampah pada tempatnya, yang menyebabkan daerah rawan banjir meningkat.
Kurangnya kesadaran untuk memperoleh informasi
Masyarakat perlu meningkatkan kesadarannya akan perolehan informasi, khususnya terkait bencana alam dan mitigasinya.
Kurangnya kesadaran dalam mendapatkan informasi, turut menjadi faktor kerentanan bencana alam di Indonesia.
Sebab, kurangnya informasi tentang bencana hingga penanggulangannya, mendorong bencana alam terus terjadi, tanpa adanya solusi maupun pencegahan.
Oleh karena itu, diharapkan masyarakat bisa lebih terbuka dan mendalami lagi faktor penyebab bencana alam, mulai dari banjir hingga gempa bumi.
Dengan begitu, solusi dan informasi mitigasi juga bisa diperoleh, guna meminimalisasi terjadinya bencana alam.
Baca juga: Lembaga-Lembaga yang Berperan dalam Penanggulangan Bencana Alam
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.