KOMPAS.com – Permukaan bumi terbentuk dari lempeng-lempeng tektonik yang bergerak. Gerak lempeng tektonik yang saling mendekat sehingga dapat menimbulkan tumbukan antar lempeng disebut gerak konvergen.
Menurut teori lempeng tektonik, lempeng tektonik terus-menerus bergerak menciptakan berbagai bentuk permukaan bumi.
Dilansir dari Encylopedia Britannica, lempeng-lempeng tektonik bergerak relatif satu sama lain dengan kecepatan lima hingga 10 sentimeter per tahunnya.
Pengertian gerakan konvergen
Gerakan konvergen adalah gerakan lempeng-lempeng tektonik yang saling mendekati satu sama lain. Lempeng yang terus mendekat, kemudian akan bertemu dan menimbulkan tumbuhan.
Baca juga: Teori Lempeng Tektonik
Apa saja hasil dari gerak konvergen? Gerakan konvergen menyebabkan benturan yang mengakibatkan terciptanya getaran dan gempa bumi, terbentuknya palung, gunung berapi, dan juga pegunungan.
Jenis-jenis gerakan konvergen lempeng tektonik
Lempeng tektonik secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu lempeng benua dan lempeng samudra. Gerakan konvergen menghasilkan bentang alam yang berbeda, sesuai dengan jenis lempeng yang mengalami tumbukan.
Gerakan konvergen lempeng samudra dan benuaGerakan kovergen dapat membuat lempeng samudra dan lempeng benua bertabrakan.
Lempeng benua memiliki densitas atau kepadatan batuan yang lebih tinggi juga umur yang lebih tua. Sedangkan, lempeng samudra memiliki kepadatan yang lebih rendah dan umur yang lebih muda.
Baca juga: Lempeng Tektonik dan Jenisnya di Indonesia
Dilansir dari NOAA Ocean Exploration, tabrakan tersebut menyebabkan tepi lempeng samudra membengkok ke bawah dan dipaksa turun ke dalam mantel sehingga mencair.
Adapun, lempeng benua yang lebih keras sedikit melengkung ke atas dan menciptakan pegunungan. Tabrakan tersebut menghasilkan pegunungan berapi dan disebut sebagai zona subduksi.
Contoh bentang alam yang dihasilkan dari tabrakan lempeng samudra dan benua adalah pegunungan berapi sirkum pasifik dan pegunungan andes (sabuk vulkanik andes).
Baca juga: Proses Terbentuknya Pegunungan Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik
Gerakan konvergen lempeng samudra dan samudraGerakan konvergen juga terjadi pada dua lempeng samudra yang mendekati satu sama lain. Lempeng samudra yang lebih ringan akan tersubduksi. Lempeng berbelok ke bawah dan menghujam mantel bumi lalu mencair menjadi magma.
Hal tersebut membentuk parit atau palung dasar laut yang sangat dalam. Magma yang terbentuk dari subduksi lempeng akan naik ke permukaan bumi akibat tegangan yang kuat dari tabrakan lempeng dan berubah menjadi lava.
Dilansir dari U.S. Geological Survey Publication, selama jutaan tahun, lava yang meletus dan puing-puing vulkanik menumpuk di dasar laut hingga membentuk gunung berapi di dasar laut.
Dalam waktu lama, gunung berapi di dasar laut tersebut dapat terus berkembang sehingga muncul ke permukaan air sebagai pulau vulkanik.
Baca juga: Jalur Sirkum Pasifik: Rute dan Dampaknya
Sehingga, pergerakan lempeng konvergen antara dua lempeng samudra menyebabkan terbentuknya parit, palung, dan gunung berapi dasar laut.
Gerakan konvergen juga terjadi pada dua lempeng benua yang saling mendekati dan bertabrakan. Lempeng benua memiliki kepadatan yang tinggi, sehingga tidak terjadi subduksi salah satu lempeng.
Dilansir dari Thought Co, tubrukan lempeng benua membuat keduanya terlipat, patah, dan menebal, membentuk rantai pegunungan besar dari batuan yang terangkat ke atas.
Sehingga, gerakan konvergen dua lempeng benua membentuk pegunungan di daratan (bukan gunung berapi).
Contohnya adalah Pegunungan Himalaya dan Dataran Tinggi Tibet. Pergerakan konvergen yang terus terjadi, menambah ketinggian pegunungan tersebut setiap tahunnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.